Gerakan Sejuta Kacamata untuk Indonesia: Pembagian 1.000 Kacamata Gratis di Surabaya

 

Gerakan Sejuta Kacamata untuk Indonesia hadir di Surabaya pada Minggu, 24 September 2023, di Balai Prajurit Kodam V/Brawijaya. Kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan HUT ke-78 TNI dan Hari Penglihatan Sedunia yang mengusung tema “Love Your Eyes At Work.”

Yayasan Melihat Terang, sebagai inisiator gerakan ini, berkolaborasi dengan Kodam V/Brawijaya, Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya, Rumah Sakit UBAYA, dan Harian Disway untuk membagikan 1.000 kacamata baca gratis kepada masyarakat prasejahtera. Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Jatim dan tokoh-tokoh penting lainnya.

Koordinator Gerakan Sejuta Kacamata untuk Indonesia, Heribertus Denny, menyatakan bahwa pemberian kacamata gratis ini adalah bentuk apresiasi terhadap jasa pahlawan dan dukungan terhadap kesehatan penglihatan masyarakat prasejahtera.

Meskipun gerakan ini biasanya memberikan kacamata plus (kacamata baca), mereka juga membagikan kacamata minus kepada anak-anak sekolah di daerah terpencil dan pulau terluar yang tidak selalu memiliki akses ke BPJS Kesehatan.

Kodam V/Brawijaya bersama dengan beberapa Kodim di Surabaya menjaring masyarakat prasejahtera yang membutuhkan kacamata baca atau plus. Ada 1.000 kupon yang dibagikan sesuai dengan sasaran, yaitu mereka yang berusia 45 tahun ke atas dengan masalah penglihatan dan masyarakat prasejahtera.

Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 dengan pembagian kupon dan pengaturan shift agar tidak terjadi kerumunan. Sebelum menerima kacamata, calon penerima menjalani pemeriksaan mata oleh tim relawan kesehatan dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya. Setelah itu, mereka diberikan kacamata yang sesuai dengan hasil pemeriksaan.

Selain itu, tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya juga melakukan pemeriksaan kesehatan umum, melibatkan 80 mahasiswa dan 17 dosen, serta 3 dokter dari Rumah Sakit UBAYA. Mereka memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan mata dan umum kepada masyarakat yang hadir.

Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kesehatan mata dan kesejahteraan masyarakat prasejahtera di Surabaya.

sumber

 

RS Ubaya Resmi Layani Pasien BPJS Kesehatan

Rumah Sakit Ubaya secara resmi mulai memberikan pelayanan kepada pasien yang merupakan peserta dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Ini terjadi setelah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Rumah Sakit Ubaya dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, di RS Ubaya, Selasa (22/8/2023).

Prof. Ir. Joniarto Parung Komisaris PT. Keluwih Medika Surabaya, mengatakan BPJS telah melakukan uji kelayakan pada RS Ubaya sejak 31 Mei 2023. Dari penilaian tersebut, RS Ubaya mendapat nilai di atas 80, lebih tinggi dari standar minimal, yakni 75. “Artinya, RS Ubaya dinilai layak menjadi partner BPJS Kesehatan. Sehingga, seluruh masyarakat, khususnya warga Surabaya yang memiliki BPJS Kesehatan bisa berobat di sini,” ujar Joni.

RS Ubaya juga telah mendapat akreditasi Paripurna Bintang Lima dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Akreditasi ini merupakan penilaian tertinggi dalam akreditasi KARS. Perolehan Paripurna Bintang Lima ini menunjukkan bahwa sistem manajemen mutu dan pelayanan RS Ubaya telah memenuhi standar nasional yang optimal.

Sebagai informasi, KARS adalah lembaga independen pelaksana akreditasi rumah sakit yang bersifat fungsional, non-struktural, dan bertanggung jawab kepada Menteri. Dengan adanya pelayanan pasien BPJS Kesehatan, Rumah Sakit Ubaya telah berhasil mencapai tahap berikutnya dalam proses menuju status sebagai rumah sakit pendidikan. Lebih tepatnya, rumah sakit ini akan menjadi rumah sakit pendidikan satelit.

Mahasiswa FK Ubaya dapat belajar penerapan ilmu kedokteran di RS Ubaya yang penilaiannya tetap mengacu pada rumah sakit pendidikan utama. “Tahun pertama ini kami fokus menjadi rumah sakit pendidikan satelit. Sebagian mahasiswa bisa belajar di sini. Nantinya, perlahan kami akan menjadi rumah sakit pendidikan utama,” ungkap Prof. Joni.

Prof. Joni berharap RS Ubaya dapat berkontribusi membantu masyarakat Surabaya yang membutuhkan layanan kesehatan terbaik. Melansir Antara, Hernina Agustin Arifin Kepala Cabang BPJS Kesehatan Cabang Utama Surabaya, menjelaskan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan akses luas terhadap layanan kesehatan bagi penduduk Surabaya.

Saat ini 2,9 juta atau 99 persen masyarakat kota Surabaya sudah terkover BPJS Kesehatan atau JKN.“Harapannya jika masyarakat membutuhkan layanan kesehatan, kami sudah menambahkan faskes di wilayah ini,” ujarnya.

Bergabungnya RS Ubaya dalam pelayanan peserta JKN, kata Hernina, menambah jumlah faskes yang bekerja sama dengan BPJS menjadi 56. Dengan rincian 11 klinik utama dan 45 rumah sakit.“Untuk peserta JKN, sesuai kebutuhan medisnya tidak ada batasan biaya dan batasan lama rawatnya. Jika memang fasilitas tidak memiliki pelayanan yang dibutuhkan pasien, bisa melakukan rujukan,” pungkasnya.

Sebagai informasi RS Ubaya adalah sebuah rumah sakit tipe B dengan 9 lantai yang dikelola oleh PT. Keluwih Medika Surabaya, dan dimiliki oleh yayasan Universitas Surabaya serta bekerjasama dengan PT Medikaloka Hermina, Tbk. Rumah sakit ini memiliki fasilitas 319 tempat tidur dan menyediakan 48 poliklinik spesialis dan subspesialis.

sumber


FK Ubaya Kenalkan Ilmu Kedokteran Dalam Kompetesi Acromion 2023

Cara unik memperkenalkan ilmu kedokteran dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya). Mereka mengadakan lomba Academic Rally of Medical Competition (ACROMION) 2023. Kompetisi ini diikuti oleh perwakilan sekolah SMA se-Jawa Timur dan diselenggarakan pada Sabtu, 8 Juli 2023 bertempat di Ruang Serbaguna Fakultas Kedokteran lantai 6, Kampus Ubaya Tenggilis, Surabaya.

Acromion merupakan kompetisi rally games yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK Ubaya. Kompetisi ini mengujikan pengetahuan siswa-siswi SMA tentang mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan ilmu kedokteran dasar.

Ketua Acara Acromion 2023, Angela Sonya Efrat mengatakan, kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mereka soal kedokteran dasar, namun sekaligus memperkenalkan FK Ubaya. “Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan eksistensi Fakultas Kedokteran Ubaya dan meningkatkan daya saing serta menggali potensi dalam diri peserta,” ungkapnya.

Angela juga menerangkan, tahun ini Acromion mengusung tema ‘Solve the Puzzle and Take the Magic in It’. Tema ini diambil karena sesuai dengan mekanisme lomba yang dilakukan, yakni memecahkan jawaban dari setiap soal yang tersedia.

“Kami ingin mereka melakukan ‘magic’ dengan segala ilmu pengetahuan serta wawasan mereka yang dituangkan dalam jawaban-jawaban,” jelasnya.

Rally games dilakukan para peserta secara tim yang terdiri dari tiga orang. Perwakilan tiap sekolah saling memperebutkan skor dengan menjawab soal-soal biologi, kimia, fisika, serta ilmu kedokteran dasar.

Lomba ini berhasil dimenangkan oleh SMA Kristen Petra 1 Surabaya. Kemudian disusul SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya sebagai runner-up dan SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo sebagai peringkat ketiga.

sumber

Mahasiswa FK Ubaya Juara 2 IMO 2021

Indonesia International Medical Olympiad (IMO) 2021 Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya merupakan olimpiade kedokteran internasional paling bergengsi di Indonesia yang sangat diminati oleh banyak mahasiswa kedokteran di seluruh Indonesia dan merupakan olimpiade kedokteran internasional di Indonesia yang sangat dinanti oleh mahasiswa kedokteran.

Mengusung tema “Together: Bridging Boundless Boundary, Transforming the Future of Medicine”, hadir untuk beradaptasi dengan situasi, menggabungkan konsep kegiatan online dan offline dalam pelaksanaannya yang bertujuan untuk mengukur dan meningkatkan kompetensi mahasiswa kedokteran di Indonesia untuk masa depan kesejahteraan di Indonesia dan dunia.

Mahasiswa Fk Ubaya , Tasya Fabiola Alim dan Marsellinus Yongke Djuhartono berhasil meraih juara 2 di cabang Genitourinary . Pada IMO 2021 ini dibagi menjadi 6 cabang kompetisi medis, yaitu Cardiorespiratory, Genitourinary, Musculoskeletal, Digestive, Neuropsychiatry, dan Infectious Diseases.

Setiap cabang dibagi menjadi 3 tahap, yaitu babak penyisihan, babak semi final, dan babak final. Tahun ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah IMO, IMO 2021 akan mengadakan Research Competition. Ini merupakan ajang internasional yang bertujuan untuk mendorong mahasiswa kedokteran di dunia untuk melakukan penelitian orisinal dan membagikan temuannya dalam forum kompetisi, yang akan dibagi menjadi dua tahap, yaitu abstract submission dan oral presentation.

sumber

1st Ubaya Scientific Health and Education Update, Virtual Reality Learning Experience

Pandemi beberapa tahun ini membuat perubahan dan menuntut kita untuk melakukan adaptasi dari berbagai sektor kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan di Indonesia dan apalagi ini juga merupakan tantangan baru terkait dengan sistem pembelajaran di dunia kedokteran atau di dunia kesehatan, dimana mahasiswa sebagai peserta didik nantinya tidak hanya dituntut untuk memiliki wawasan yang baik, namun juga memiliki skill atau keterampilan klinis yang mumpuni sebagai bekal mereka nanti.

Sabtu 6 november 2021 FK Ubaya mengadakan webinar dengan tema 1st Ubaya Scientific Health and Education Update, Virtual Reality Learning Experience. adalah sebuah serangkaian acara webinar guna memberikan sebuah wawasan tentang teknologi kedokteran terkini, salah satunya adalah teknologi Virtual Reality sebagai penunjang proses pembelajaran mahasiswa di dunia kedokteran dan kesehatan yang telah digunakan di fakultas kedokteran universitas surabaya

Fakultas kedokteran universitas surabaya telah melengkapi salah satu laboratoium anatomi dengan mengimplementasikan teknologi VR untuk proses pembelajaran struktur anatomi manusia, pandemi yang belum benar – benar usai membuat proses pembelajaran di lingkungan FK Ubaya masih dibatasi dan tetap menjaga jarak sehingga belum memungkinkan jika harus berkerumun atau hanya dibagi beberapa kelompok kecil untuk melihat cadaver secara langsung.

Kehadiran teknologi VR ini dapat memberikan alternatif untuk dosen pengajar maupun mahasiswa agar bisa tetap melakukan proses pembelejaran daring terutama terhadap struktur anatomi melalui cadaver yang telah diolah digital menjadi bahan pembelajaran di perangkat virtual reality agar mahasiswa tidak tertinggal materi anatomi manusia yang memang wajib didapatkan bagi mahasiswa kedokteran baru.

Dalam acara webinar ini para pembicara memaparkan materi bahasan yang menjelaskan terkait tantangan dan kelebihan penggunaan teknologi virtual reality sebagai penunjang pembelajaran di dunia kedokteran dan kesehatan yang dapat anda saksikan di siaran ulang di bawah ini.

Mahasiswa FK Ubaya Beri Edukasi Covid 19 Melalui Dongeng

Pandemi yang belum selesai tidak menghalangi mahasiswa fk ubaya untuk terus semangat melaksanakan pendidikan secara daring, salah satunya adalah kegiatan KKN atau pengabdian kepada masyarakat yang identik dengan kegiatan di lapangan atau di luar kampus dan berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar.

Seperti tahun sebelumnya KKN FK Ubaya masih belum bisa dilaksanakan secara luring mengingat kondisi yang belum memungkinkan karena kenaikan penyebaran virus di indonesia khususnya di wilayah jawa timur

Kegiatan KKN ini dilakasanakan di sekolah dasar tepatnya di daerah Mojokerto jawa timur dengan diberikanya tugas bagi masing-masing kelompok dengan tujuan untuk memberikan edukasi terhadap siswa di masa pandemi covid 19 seperti bagaimana cara mencuci tangan dan memakai masker dengan benar.

Salah satu kelompok KKN FK Ubaya yang di bimbing oleh dosen FK ubaya dr. Anita Dahliana M.Kes., AAAK membuat sebuah dongeng sebagai project KKN mereka dengan judul “US VS Covid 19”. Dongeng yang dikerjakan oleh Kelompok 2 KKN mahasiswa FK Ubaya mereka diantaranya, Annisa, Chentya, Deryani, Farizky, Jane, Lady, Lisa, Melani, Made, Syavica dan Winda.

Bercerita tentang 2 bersaudara menghadapai keadaan di masa pandemi dan bagaimana mereka berdua menghadapi virus covid 19 dilengkapi dengan ilustrasi kartun, sehingga dongeng ini dapat dimanfaatkan oleh pihak terkait untuk memberi edukasi pada siswa-siswi bagaimana cara menghadapi virus corona dan tetap patuh pada protokol kesehatan.

Rumah Sakit Ubaya Berkonsep Smart Hospital

Guna melengkapi pengembangan Fakultas Kedokteran, Universitas Surabaya (Ubaya) akan membangun RS Ubaya dengan konsep Smart Hospital. Rektor Ubaya, Benny Lianto mengatakan, pembangunan rumah sakit tersebut akan rampung dalam 20-22 bulan terhitung mulai sekarang.

“Kami akan mendirikan RS berkonsep one stop dan juga menjalankan smart hospital. Nantinya, penggunaan teknologi juga akan diperhatikan pada RS Ubaya, sehingga memungkinkan pelayanan kesehatan dari rumah saja,”  kata Benny dalam kegiatan seremonial groundbreaking pemancangan test pile, Senin (3/5). Benny menuturkan, dibangunnya RS Ubaya di lingkungan civitas academica merupakan salah satu bentuk pelaksanaan aktivitas pengabdian kepada masyarakat.

Nantinya RS Ubaya juga digunakan untuk mendukung proses pembelajaran mahasiswa fakultas kedokteran Ubaya serta pengembangan riset multidisiplin antara fakultas kedokteran, farmasi, bioteknologi, psikologi dan teknik.

“Hadirnya RS Ubaya diharapkan dapat menunjang sarana pendidikan sekaligus menjadi tempat praktik dalam memfasilitasi mahasiswa fakultas kedokteran (FK) Ubaya sebagai calon tenaga medis yang handal,” tuturnya.

Bahkan, jika rumah sakit tersebut telah rampung dibangun, pihaknya akan melengkapi dengan beberapa peralatan modern serta tenaga medis ahli.”Setelah nanti pembagunan selesai akan dibuka untuk umum dulu. Karena untuk bisa menjadi RS Pendidikan membutuhkan waktu 2 hingga 3 tahun untuk perijinannya,” tutupnya.

Diketahui, RS Ubaya ini dibangun disamping lahan lapangan parkir Ubaya Kampus Tenggilis (Jalan Raya Panjang Jiwo Permai). Untuk rancangan pembangunannya, terdiri dari 9 lantai dengan luas bangunan 28.000 meter persegi dan lahan tanah seluas 13.000 meter persegi.Selain itu, terdapat lebih dari 300 ruang instalasi rawat inap dan puluhan ruang perawatan intensif akan dipersiapkan agar dapat beroperasi memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta terbaik kepada masyarakat.

Sumber

Mahasiswa Kedokteran Ubaya KKN Secara Daring

Surabaya (beritajatim.com) – Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) ikuti program Kerja Kuliah Nyata (KKN) secara daring. Kegiatan ini dilakukan pertama kali secara daring guna memberikan pelayanan kesehatan serta edukasi kepada keluarga mitra Ubaya selama masa transisi ke era new normal. Program KKN dengan tema “Tanggap Covid-19” diikuti oleh 46 mahasiswa selama satu bulan.

Program KKN merupakan salah satu bentuk kegiatan yang mencerminkan nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi di Ubaya yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Program ini dikelola oleh FK Ubaya bersama Lembaga Penelitian dan Pengadian Kepada Masyarakat (LPPM) Ubaya yaitu dr. Anita Dahliana, dr. Elita Halimsetiono, dr. Y. Adhimas Setyo Wicaksono, Atha Tsanya Ayu Soetanto, Dewi Kirana, Utomo, Dr. Hazrul Iswadi, dan Kartika Erawati.

“Dengan mengikuti KKN maka mahasiswa akan mendapatkan pengalaman belajar dengan memahami masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat. Program ini juga melatih keterampilan dan pengetahuan mereka sekaligus menerapkannya ke dalam kehidupan bermasyarakat,” ucap dr. Anita. selaku Dosen Fakultas Kedokteran Ubaya.

Dosen pengampu mata kuliah Kesehatan Masyarakat ini menambahkan jika program KKN adalah bagian dari kurikulum yang harus ditempuh mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked.). Dalam kegiatan ini, seluruh mahasiswa semester delapan yang sudah mendaftar KKN dibagi menjadi 10 kelompok dengan anggota empat hingga lima orang per kelompok. Masing-masing mahasiswa dalam kelompok mendapat satu keluarga mitra Ubaya yang telah terdaftar ingin melakukan konsultasi kesehatan. Keluarga mitra Ubaya yang terlibat dalam program KKN terdiri dari dosen, karyawan, cleaning service hingga security.

Ada 10 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang terbagi di setiap kelompok yaitu dr. Heru Wijono, dr. Indro Harianto, dr. Winnie Nirmala Santosa dr. Y. Adhimas Setyo Wicaksono, dr. Aking Sandi Pribadi, dr. Risma Ikawaty, dr. Rivan Virlando Suryadinata, dr. Ummy Maisarah Rasyidah, dr. Elita Halimsetiono, dan dr. Anita Dahliana, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) bertugas mengawasi serta memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam menyusun konsep penyuluhan atau KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) yang tepat bagi keluarga mitra Ubaya.


“Program KKN ini melibatkan keluarga mitra Ubaya dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman terkait status kesehatan yang dimiliki baik secara perorangan, komunitas, dan lingkungannya. Kegiatan diikuti oleh mitra Ubaya dengan anggota keluarga yang tergolong rentan dan membutuhkan edukasi Covid-19 karena adanya faktor komorbid seperti penyakit hipertensi, diabetes, gagal ginjal, dan yang lain. Ditambah lagi, anggota keluarga yang sedang hamil, ibu menyusui, kategori lansia, dan memiliki balita,” ungkap dr. Anita Dahliana.

sumber

Mahasiswa FK Ubaya Juara 1 Kompetisi Anatomi Nasional 2020

SURABAYA – Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) juara pertama kompetisi anatomi nasional 2020. Kompetisi AORTA (An Adventure Towards The Human Body) dengan konsep “An Amazing Anatomy Race”.

Kegiatan ini diikuti oleh 30 tim dari mahasiswa pre-klinik Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Indonesia. Kompetisi ini rutin diselenggarakan setiap tahun oleh Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Unhas, pada 6-8 Maret 2020 di Unhas, Makassar.

Tim Ubaya peraih juara pertama dimenangkan oleh Tasya Fabiola Alim dan Marsellinus Yongke Djuhartono. Universitas Surabaya mengukir prestasi di kompetisi anatomi tingkat nasional dengan membawa pulang medali, sertifikat, dan sejumlah uang.

Predikat Most Valuable Player of AORTA 2020 juga diraih oleh Tasya Fabiola Alim. Mahasiswi asli Surabaya ini menyampaikan bahwa tim Ubaya berhasil lolos melewati dua babak kompetisi yaitu babak kualifikasi dan babak final. Setiap babak terdiri dari beberapa pos yang berisi soal kasus dan tantangan untuk peserta.

“Ada lima pos yang perlu dilewati agar lolos dan masuk dalam babak final. Masing-masing tim memiliki sembilan nyawa untuk menyelesaikan kompetisi dengan konsep amazing race. Seandainya satu tim tidak bisa menjawab kasus maka akan kehilangan satu nyawa dan kembali ke pos agar bisa masuk ke pos berikutnya. Jika ke sembilan nyawa hilang maka kita dianggap gagal dalam kompetisi. Kompetisi seperti ini memerlukan kerjasama tim yang bagus, kecepatan berpikir, dan ketepatan dalam menjawab kasus yang diberikan,” jelas Tasya, sapaan akrab mahasiswi semester empat FK Ubaya ini.

Disamping itu, Marsellinus Yongke Djuhartono menambahkan bahwa dengan mengikuti kompetisi ini dirinya mendapatkan wawasan sekaligus pengalaman di luar kampus terkait bidang anatomi manusia. Alumnus SMAK Santa Maria Malang ini mengungkapkan bahwa anatomi manusia merupakan pondasi atau pelajaran dasar yang wajib dikuasai dan dipahami oleh seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran.

“Menurut saya tantangan atau bagian tersulit ada pada pos keempat. Peserta harus menyusun potongan gambar X-Ray dari tubuh seorang penderita. Setelah itu peserta diberikan soal-soal mengenai diagnosis dari penyakitnya dan menentukan tindakan seperti apa yang harus dilakukan untuk menangani kasus tersebut,” ucap Yongke, sapaan akrab mahasiswa kelahiran Malang, 2 Juni 2000 ini.

Berbeda dengan Yongke, Tasya menjelaskan bahwa bagian tersulit ada pada pos kelima. Salah satu anggota dari tim harus menggambarkan organ atau struktur anggota manusia yang ada pada soal yang diberikan. Kemudian, peserta yang lain akan mendapatkan pertanyaan mengenai organ atau struktur anggota manusia yang telah digambar. Pada pos ini, tim Ubaya hanya memiliki durasi menggambar selama satu menit dan menjawab pertanyaan dengan waktu lima detik.

Melalui kompetisi ini, Yongke juga tertantang untuk mengukur kemampuan dan pengetahuannya mengenai klinis atau ilmu dasar yang berkaitan dengan anatomi manusia mulai dari embriologi atau janin, manusia dewasa hingga lanjut usia. Persiapan kompetisi dilakukan selama dua bulan dengan latihan intensif bersama dosen pembimbing.

Latihan dilakukan dengan membaca referensi buku klinis atau anatomi manusia dan praktikum di Laboratorium Anatomi FK Ubaya. Selain itu, pemahaman materi terkait anatomi manusia sekaligus ilmu dasar dan klinis yang mendukung seperti radiologi dan neurologi juga dipelajari dengan didampingi oleh dosen FK Ubaya dari bidang tersebut.

“Saya berharap agar FK Ubaya semakin dikenal keberadaannya serta memiliki potensi berupa prestasi yang mulai diperhitungkan di antara Fakultas Kedokteran di Indonesia. Dengan mengikuti kompetisi seperti ini, mahasiswa FK Ubaya yang relatif masih muda menjadi terlatih dan memiliki kepercayaan diri untuk bersaing dengan Fakultas Kedokteran lain yang lebih dahulu established. Semoga pencapaian ini menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk terus meraih prestasi di skala nasional,” pungkas Risma Ikawaty, selaku Wakil Dekan I FK Ubaya.

sumber jatim.sindonews.com

Mahasiswa Ubaya dan Asing Pelajari Vaksin Secara Online

SURABAYA – Mahasiswa Prodi Farmasi dan Prodi Kedokteran Ubaya bersama 11 mahasiswa asing belajar vaksinasi. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Host Student Exchange Programme (SEP) selama 3 minggu. Mereka belajar vaksinasi dari beberapa negara secara online di Fakultas Farmasi, Kampus Ubaya Tenggilis, Surabaya, Selasa (06/8/2019).

SEP yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi (BEM FF) ini merupakan yang kedua diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi Ubaya.

Koordinator acara Dr.Oeke Yunita, mengatakan pada tahun ini tema yang diusung adalah “Education is the Foundation, Knowledge is The Power, Indonesia is The Place”. Artinya pendidikan merupakan pondasi, pengetahuan yang mumpuni adalah sebuah kekuatan, dan Indonesia merupakan tuan rumah untuk berbagi pengetahuan dan pendidikan terkait kesehatan.

“Vaksin termasuk obat hayati produk biologis yang harus dikembangkan dan dipahami oleh tenaga kesehatan dari cara membuat, assessment (penilaian), dan cara memasarkannya,” katanya.

Menurutnya, forum diskusi ini menjadi menarik dibahas karena ada beberapa negara yang menolak penggunaan vaksinasi. Adanya perbedaan penanganan dan pemanfaatan vaksin mendorong mereka untuk berbagi cerita, memberikan opini serta solusi terkait hal tersebut.

Selama tiga minggu, mahasiswa asing tidak hanya melakukan internship (magang) di Apotek Ubaya, National Hospital, dan Apotek Kimia Farma. Namun, juga terlibat dalam membangun hubungan cross cultural communication dengan mahasiswa Ubaya melalui forum diskusi mengenai etika Bioteknologi Farmasi terkait vaksin.

“Vaksin menimbulkan permasalahan ethics di beberapa negara. Melalui forum diskusi ini, mahasiswa dapat berinteraksi dan bertukar informasi mengenai permasalahan dan pemanfaatan vaksin di negara masing-masing,” tuturnya

Pemilihan vaksin menjadi topik pembahasan dalam forum diskusi adalah untuk memberikan dasar dan pengetahuan terkait aplikasinya di dunia kesehatan.

Awal gagasan SEP adalah ketika Oeke Yunita mengimplementasikan project terkait DIES training course dari DAAD yang berjudul Collaborative International Learning yang menggandeng beberapa pihak seperti praktisi, rumah sakit, dan apotek untuk memberikan bekal pengetahuan terkait profesi Apoteker.

Project ini dibuat untuk meningkatkan impact dari internasionalisasi di Fakultas Farmasi Ubaya. Perempuan kelahiran Surabaya ini menjelaskan, Fakultas Farmasi Ubaya bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Ubaya dalam Bioethics Class mempelajari etika Bioteknologi Farmasi terkait vaksinasi.

Sumber: sindonews.com