Dies Natalis Ke-7 FK Ubaya adakan Medical Check-up

Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) menyelenggarakan kegiatan Donor Darah dan Medical Check Up dalam rangka Dies Natalis Ubaya yang ke-55 dan Dies Natalis Fakultas Kedokteran Ubaya yang ke-7. Diselenggarakan pada Jumat, 10 Maret 2023, kegiatan ini mengangkat tema “Wonderland Indonesia”. Kegiatan Donor Darah dan Medical Check Up ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan. Setidaknya ratusan peserta dari civitas akademika Ubaya dan kalangan umum berpartisipasi dalam kegiatan yang digelar secara offline di Ruang Serbaguna Fakultas Psikologi (SGFP) Ubaya.

Herry Wibowo, M.Kes., Sp.B., selaku Dosen Fakultas Kedokteran Ubaya sekaligus Ketua Panitia kegiatan Donor Darah dan Medical Check Up mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada civitas akademika Ubaya secara cepat. “Medical check up berupa gula darah acak, kolesterol, dan asam urat yang mana pemeriksaan dan hasilnya bisa didapatkan secara cepat,” ujar dr. Herry. Tidak hanya medical check up, Fakultas Kedokteran Ubaya juga menyelenggarakan kegiatan donor darah. “Pada penyelenggaraan donor darah tahun ini, kami bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI),” jelas dr. Herry. Menurutnya, donor darah kembali diselenggarakan pada tahun ini karena memiliki peminat yang besar pada tahun sebelumnya. “Peserta donor darah ini terbuka untuk kalangan umum, tetapi untuk medical check up kami buka untuk civitas akademika Ubaya saja karena keterbatasan kuota,” lanjut Herry.

Vera Novalita selaku Mahasiswi Fakultas Kedokteran Ubaya angkatan 2020 sekaligus Ketua Pelaksana Kegiatan Donor Darah dan Medical Check Up menyampaikan bahwa medical check up diselenggarakan untuk civitas akademika Ubaya, terutama karyawan dan dosen. “Para karyawan dan dosen itu umumnya sudah lebih berumur sehingga sering kali melupakan masalah kesehatan,” jelas Vera. Ia juga menambahkan bahwa peserta dapat melakukan konsultasi pada dokter terkait hasil yang diperoleh. “Hal ini dilakukan agar penanganan penyakit dapat diselesaikan sedini mungkin,” ujar Vera.

Herry memberikan harapannya untuk kegiatan ini. “Saya harap kita bisa mengetahui lebih dini terkait permasalahan kesehatan karena kebanyakan dari kita takut untuk mengetahui penyakit yang diderita,” ujar dr. Herry. Menurutnya, kesadaran untuk memeriksakan kesehatan masih rendah sehingga tenaga kesehatan Fakultas Kedokteran Ubaya memberikan pengetahuan terkait kondisi kesehatan. “Seperti kendaraan yang biasanya perlu mengganti oli setiap 5.000 km, begitu pula dengan memeriksakan kesehatan,” lanjut dr. Herry. Selain itu, Vera juga mengutarakan harapannya untuk para peserta. Ia berharap para peserta dapat memprioritaskan kesehatannya dibandingkan apa pun karena kesehatan adalah nomor satu. “Sehat itu penting, mengingat biaya pengobatan yang tidak murah sehingga ke depannya dapat menjalankan hidup yang lebih baik,” tutup Vera.

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

sumber

Soft Launching RS Ubaya

Rumah Sakit Universitas Surabaya (RS Ubaya) resmi dibuka untuk pelayanan masyarakat. RS berstatus tipe B tersebut akan berfokus pada pelayanan kegawatdaruratan dengan didukung dokter spesialis emergency medicine.

Komisaris PT Keluwih Medika Prof Joniarto Parung mengatakan, selain untuk pelayanan kesehatan masyarakan, ke depan RS Ubaya juga untuk mendukung Tri Dharma Pendidikan. Mulai akademik, penelitian, dan bagian dari pengabdian masyarakat. “Harapannya, dua tahun setelah RS Ubaya beroperasi dapat menjadi RS pendidikan untuk dapat mendukung Fakultas Kedokteran Ubaya,” katanya seusai soft launching.

Direktur RS Ubaya dr Agnes Widayu Estiningsih MMRS mengatakan, setelah soft opening, seluruh dokter, perawat dan tenaga kesehatan (nakes) lainnya sudah siap memberikan pelayanan kepada pasien. Prioritas pelayanan adalah kegawatdaruratan.

Instalasi gawat darurat (IGD) yang dimiliki RS Ubaya akan didukung dengan kompetensi dokter-dokter yang telah terlatih. Dengan demikian, dapat memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat Surabaya. “Artinya, setiap pasien masuk ke IGD kami, bisa mendapat pelayanan dengan baik dan cepat,” ujarnya.

Agnes menuturkan, pelayanan gawat darurat RS Ubaya juga didukung dengan BPJS Ketenagakerjaan. Karena itu, RS Ubaya memiliki pusat pelayanan kecelakaan kerja. Di dalam IGD tersebut juga didukung dengan dokter spesialis emergency medicine dan dokter-dokter serta perawat IGD lainnya. “Kami juga ada Blue Team untuk kecepatan penanganan kegawatdaruratan. Itu terus dilatih di IGD untuk penanganan pasien,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, IGD RS Ubaya juga dilengkapi dengan kamar operasi untuk penanganan darurat ketika dibutuhkan tindakan operasi. Fasilitas pun lengkap. Total RS Ubaya memiliki delapan kamar operasi lengkap dengan alat C-Arm, yang dapat melihat obyek dari pasien secara real time dengan layar monitor saat melakukan tindakan.

“Ada penanganan kamar operasi khusus di IGD. Jadi, setiap pasien IGD yang membutuhkan oeprasi segera akan dilayani di kamar operasi IGD,” ujarnya.

Agnes menambahkan, ada juga kamar neonatal intensive care unit (NICU) untuk bayi yang bermasalah, pediatric intensive care unit (PICU) untuk anak-anak dan intensive care unit (ICU) untuk orang dewasa. “Itu menjadi prioritas layanan kami sebagai RS umum menuju RS pendidikan,” ujarnya.

Dia berharap, dalam 1-2 tahun ke depan RS Ubaya dapat fokus pada pelayanan pasien. Khususnya, pasien BPJS Kesehatan. Karena itu, dalam waktu dekat akan bekerja sama dengan BPJS agar bisa melayani seluruh pasien di Surabaya. “Kami juga akan penanandatanganan kerja sama dengan BPJS ketenagakerjaan pada 8 Maret,” imbuhnya.

RS Ubaya memiliki fasilitas 319 bed. Namun, saat ini ada 200 bed yang digunakan sesuai standar RS tipe B. Total dokter spesialis yang dimiliki ada 70 dokter. Lalu, ada 40 poliklinik. Namun, yang masih beroperasi 16 poliklinik. “Ke depan akan ada tambahan dokter spesialis dan subspesialis untuk memperkuat pelayanan RS Ubaya,” katanya.

sumber

Mahasiswa FK Ubaya Kampanye Stop Konsumsi Gula Berlebih

Belasan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) melakukan kampanye “Stop Konsumsi Gula Berlebih” dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia, di Jalan Tunjungan Surabaya, Minggu (13/11/2022).

Vera Novalita Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK Ubaya mengatakan, kegiatan itu diadakan untuk memberi edukasi kepada masyarakat.

Merujuk data International Diabetes Federation (IDF), Indonesia menempati urutan kelima sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak, yaitu 19,5 juta orang.

“Jadi, untuk memberi tahu masyarakat agar lebih memperhatikan makanan manis yang berlebih, terus apa risikonya? Mungkin banyak yang belum tahu diabetes itu apa? Gejalanya seperti apa? Padahal itu merupakan penyakit yang silent killer, karena bisa saja kita tidak menyadari kalau terkena diabetes,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Vera menyebut diabetes merupakan penyakit yang tidak mengenal usia, dan bisa menyerang siapa saja. Baik oran tua, dewasa, maupun anak-anak.

“Bisa kena di semua usia, oleh karena itu harus menjaga pola hidup sehat,” ucapnya.

Dia juga menjelaskan ada dua tipe penyakit diabetes, yaitu tipe satu dan tipe dua.

“Tipe satu itu berdasarkan keturunan, jadi bisa dari orang tua atau genetik. Kemudian tipe dua dari pola hidup yang kurang sehat,” jelasnya.

Kampanye yang dilakukan oleh FK Ubaya, sambung Vera, bukan untuk melarang masyarakat menyantap makanan atau minuman manis. Tapi, ajakan untuk mengurangi saja.

“Masyarakat bisa menyantap buah, sayur, menghindari rokok, dan melakukan olahraga rutin, misal per hari 30 menit,” imbuhnya.

Dalam kampanye itu, juga dilakukan bagi-bagi air mineral secara gratis, sebagai contoh mengurangi minuman yang mengandung gula.

Kegiatan yang diadakan bersamaan dengan car free day (CFD) di Jalan Tunjungan juga menampilkan berbagai kostum yang dibentuk menyerupai makanan dan minuman manis, seperti pop corn, kue, dan juga aneka es.

“Untuk menarik perhatian masyarakat, agar masyarakat ingin mencari tahu. Jadi, menurut saya ini langkah yang pas untuk memberi informasi mengenai diabetes,” ucapnya.

Vera berharap melalui agenda itu masyarakat dapat lebih aware dan perhatian terhadap ancaman penyakit diabetes, serta bisa mencegah sejak dini.

sumber

Ubaya Bekali Mahasiswa Kedokteran Informed Consent Sesuai Kaidah dan Hukum

Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) mengadakan Seminar Etika dan Hukum Kesehatan bertema “Professionalism and Informed Consent, a Barrier for Medical Conflict” yang dilaksanakan hybrid secara online melalui Zoom Meeting dan offline di Gedung Perpustakaan lantai 5 Kampus Ubaya Tenggilis.

Seminar yang dihadiri oleh Prof. Budi Santoso Ketua Pengurus Pusat AIPKI (Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia) dan Prof. Agus Purwadianto Ketua APKESI (Asosiasi Peneliti Kesehatan Indonesia) sebagai narasumber, dilatarbelakangi oleh adanya tuntutan pasien untuk mendapat layanan yang baik dari dokter.

Agar ekspektasi ini tercapai, dr. Ervin Dyah Ayu ketua penyelenggara seminar mengatakan dokter perlu memiliki pemahaman tentang informed consent sesuai kaidah etik dan hukum kesehatan. Informed consent adalah persetujuan tindakan medis yang diberikan oleh pasien setelah mendapatkan penjelaskan dari dokter.

“Kecakapan ini akan membantu dokter memiliki hubungan yang baik dengan pasien. Pemahaman seperti ini sering tidak didapatkan melalui pendidikan formal kedokteran. Sehingga, perlu ditambahkan melalui seminar atau pertemuan ilmiah,” ujarnya pada keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net pada Sabtu (15/10/2022).

Dosen FK Ubaya itu juga menjadi pembicara pada salah satu sesi seminar dengan membahas topik “Indonesian Cultural Challenges in Doctor-Patient Communication”.

Menurutnya, dokter harus memiliki pengetahuan yang luas tentang budaya masyarakat, memiliki empati dan memahami kondisi pasien, meningkatkan keterampilan komunikasi dan pemecahan masalah etis, serta melakukan sinergi.

Pembahasan dilanjut dengan materi “Intellectual Studies about Medical Ethics for the Future of Indonesia” yang dibawakan oleh Prof. Budi Santoso.

Ia menjelaskan praktik kedokteran yang baik adalah berlandaskan etika kedokteran, tidak melanggar aturan hukum yang berlaku, dan bersikap profesional.

“Dokter wajib mengikuti perkembangan ilmu dan menerapkan 4K. Kesejawatan, kesantunan, kebersamaan, dan keprofesionalan. Dengan 4K ini akan jadi dokter yang baik dan sukses,” ungkap Prof. Budi pada seluruh peserta yang hadir secara offline dan online.

Sedangkan, Prof. Agus Purwadianto dalam pembahasannya mengenai topik “Informed Consent and Strategies to Prevent Doctor-Patient Conflict” mengatakan syarat informasi komunikasi dalam proses informed consent terdiri dari kejelasan (understandability), kebenaran (truth), kejujuran (truthfulness), dan ketepatan (rightness). Keempat syarat ini penting untuk mencegah miskomunikasi.

“Hubungan dokter dan pasien adalah hubungan moral. Harus membangun kepercayaan, menjadi suatu tanggung jawab moral dokter untuk membina ini terus menerus. Dalam praktek kedokteran membina kepercayaan sangat penting,” terang Prof. Agus.

Prof. Rochmad Romdoni Dekan Fakultas Kedokteran Ubaya, mengungkapkan ke depannya FK Ubaya akan menggelar seminar serupa yang banyak memberikan informasi tentang penyakit yang ada di masyarakat.

“Kami akan berkolaborasi dengan RS Ubaya sebagai rumah sakit pendidikan yang akan launching tahun 2023,” imbuhnya.

Ia berharap seminar nasional ini dapat menambah pengetahuan untuk menemukan stategi yang tepat dalam praktik kedokteran sehari-hari. Selain itu, dapat memotivasi para pendidik, pemimpin institusi pendidikan, sekaligus mahasiswa dalam pendidikan etika dan hukum kesehatan.

“Kami ingin pelayanan kesehatan Indonesia semakin profesional, beretika, dan berkualitas. Agar dapat senantiasa memberi manfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.

sumber

Mahasiswa FK Ubaya Juara 2 IMO 2021

Indonesia International Medical Olympiad (IMO) 2021 Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya merupakan olimpiade kedokteran internasional paling bergengsi di Indonesia yang sangat diminati oleh banyak mahasiswa kedokteran di seluruh Indonesia dan merupakan olimpiade kedokteran internasional di Indonesia yang sangat dinanti oleh mahasiswa kedokteran.

Mengusung tema “Together: Bridging Boundless Boundary, Transforming the Future of Medicine”, hadir untuk beradaptasi dengan situasi, menggabungkan konsep kegiatan online dan offline dalam pelaksanaannya yang bertujuan untuk mengukur dan meningkatkan kompetensi mahasiswa kedokteran di Indonesia untuk masa depan kesejahteraan di Indonesia dan dunia.

Mahasiswa Fk Ubaya , Tasya Fabiola Alim dan Marsellinus Yongke Djuhartono berhasil meraih juara 2 di cabang Genitourinary . Pada IMO 2021 ini dibagi menjadi 6 cabang kompetisi medis, yaitu Cardiorespiratory, Genitourinary, Musculoskeletal, Digestive, Neuropsychiatry, dan Infectious Diseases.

Setiap cabang dibagi menjadi 3 tahap, yaitu babak penyisihan, babak semi final, dan babak final. Tahun ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah IMO, IMO 2021 akan mengadakan Research Competition. Ini merupakan ajang internasional yang bertujuan untuk mendorong mahasiswa kedokteran di dunia untuk melakukan penelitian orisinal dan membagikan temuannya dalam forum kompetisi, yang akan dibagi menjadi dua tahap, yaitu abstract submission dan oral presentation.

sumber

1st Ubaya Scientific Health and Education Update, Virtual Reality Learning Experience

Pandemi beberapa tahun ini membuat perubahan dan menuntut kita untuk melakukan adaptasi dari berbagai sektor kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan di Indonesia dan apalagi ini juga merupakan tantangan baru terkait dengan sistem pembelajaran di dunia kedokteran atau di dunia kesehatan, dimana mahasiswa sebagai peserta didik nantinya tidak hanya dituntut untuk memiliki wawasan yang baik, namun juga memiliki skill atau keterampilan klinis yang mumpuni sebagai bekal mereka nanti.

Sabtu 6 november 2021 FK Ubaya mengadakan webinar dengan tema 1st Ubaya Scientific Health and Education Update, Virtual Reality Learning Experience. adalah sebuah serangkaian acara webinar guna memberikan sebuah wawasan tentang teknologi kedokteran terkini, salah satunya adalah teknologi Virtual Reality sebagai penunjang proses pembelajaran mahasiswa di dunia kedokteran dan kesehatan yang telah digunakan di fakultas kedokteran universitas surabaya

Fakultas kedokteran universitas surabaya telah melengkapi salah satu laboratoium anatomi dengan mengimplementasikan teknologi VR untuk proses pembelajaran struktur anatomi manusia, pandemi yang belum benar – benar usai membuat proses pembelajaran di lingkungan FK Ubaya masih dibatasi dan tetap menjaga jarak sehingga belum memungkinkan jika harus berkerumun atau hanya dibagi beberapa kelompok kecil untuk melihat cadaver secara langsung.

Kehadiran teknologi VR ini dapat memberikan alternatif untuk dosen pengajar maupun mahasiswa agar bisa tetap melakukan proses pembelejaran daring terutama terhadap struktur anatomi melalui cadaver yang telah diolah digital menjadi bahan pembelajaran di perangkat virtual reality agar mahasiswa tidak tertinggal materi anatomi manusia yang memang wajib didapatkan bagi mahasiswa kedokteran baru.

Dalam acara webinar ini para pembicara memaparkan materi bahasan yang menjelaskan terkait tantangan dan kelebihan penggunaan teknologi virtual reality sebagai penunjang pembelajaran di dunia kedokteran dan kesehatan yang dapat anda saksikan di siaran ulang di bawah ini.

Vaksin covid-19, Tingkatkan Kesehatan Mental

Dampak yang ditimbulkan oleh pandemi covid-19 sangat mengganggu berbagai sektor mulai dari pendidikan, industri, perbankan maupun kehidupan sosial yang berakibat pada bertambahnya tekanan mental pada setiap orang di banyak negara

Sebuah penelitian memperlihatkan tekanan mental meningkat di U.S. sekitar maret 2020 dan kembali pada awal pandemi di bulan agustus 2020. Peneliti menyebut tren ini karena berbagi faktor, termasuk ketakutan pada dampak pandemi di sektor ekonomi dan lainya, kekhawatiran kenaikan jumlah kasus covid-19 dan aktifitas jaga jarak dengan protokol kesehatan.

Dengan mulainya diluncurkan vaksin covid-19, sebuah kelompok ilmuan memulai sebuah penelitian untuk membandingkan peningkatan kesehatan mental pada orang yang telah menerima dosis vaksin dan pada orang yang belum menerima dosis vaksin hasil penelitian dapat anda lihat di sini

Peneliti penyimpulkan bahwa mendapat dosis pertama vaksin covid-19 memberikan hasil yang signifikan untuk meningkatkan kesehatan mental

Peneliti dan kelompoknya telah mensurvei setidaknya 8,003 partisipan antara bulan maret 2020 dan 31 maret 2021, mereka memberikan beberapa point pertanyaan yang kemudian diukur dengan empat butir kuesioner.

Ringkasan Penelitian

Penulis menganalisa data menggunakan 2 parameter : tingkat tekanan mental dan status vaksinasi, Mereka mengukur tingkat tekanan mental dengan 4 butir kuesioner yang mana digunakan dua butir pada setiap pengukuran masing – masing gejala depresif dan kecemasan

Mereka menilai tanggapan untuk setiap bagian antara 0 dan 4 dan kemudian menjumlahkannya untuk membuat rentang indeks antara 0 dan 16. Angka yang lebih tinggi pada skala berhubungan dengan tingkat tekanan mental yang lebih tinggi.

Mulai Desember 2020, responden menjawab apakah mereka telah menerima suntikan pertama vaksin COVID-19. Berdasarkan jawaban, para ilmuwan memberikan nilai-nilai tertentu kepada para peserta.

Mereka menggunakan nilai-nilai ini untuk membandingkan lintasan kesehatan mental orang-orang yang menerima vaksin di beberapa titik selama penelitian dengan lintasan kesehatan mental mereka yang tidak pernah menerima vaksin.

Hasilnya menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki arah yang sama hingga Desember 2020, ketika vaksin pertama tersedia. Setelah titik itu, ada perbedaan mencolok dalam tingkat dasar kesehatan mental pada kedua kelompok.

sumber