Mengupas Teknologi Bedah Jantung Terkini

Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung perkembangan ilmu kedokteran dengan menggelar seminar dalam rangka dies natalis ke 9 bertajuk “Exploring TECAB and Total Artificial Heart as a Bridge to Transplant”. Acara ini menghadirkan Prof. Susilo Andi Widjaja, MD, FETCS., seorang ahli bedah jantung  bekerja sama dengan Organisasi Helpende Handen, Belgia yang membahas inovasi terbaru dalam bedah jantung dan teknologi jantung buatan.

Menurut data dari World Health Organization (WHO) per September 2024, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Di Indonesia sendiri, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular mencapai 651.481 jiwa. Fakta ini mendorong FK Ubaya untuk menggelar seminar yang berfokus pada penanganan penyakit jantung melalui teknologi terbaru, termasuk penggunaan jantung buatan sebagai solusi sementara sebelum transplantasi.

Dalam presentasinya, Prof. Susilo menjelaskan bahwa jantung membutuhkan energi dari makanan untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Namun, pola makan yang tidak seimbang dapat menyebabkan penumpukan lemak di pembuluh darah, yang dikenal sebagai penyakit jantung koroner.

“Jantung bekerja sangat keras, memompa sekitar 5 liter darah setiap kali berdetak. Jika terjadi penyumbatan, salah satu solusi yang tersedia adalah bypass arteri. Saya selalu mengutamakan penggunaan arteri dari tubuh sendiri, termasuk dari perut, untuk memastikan aliran darah tetap optimal,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa jantung buatan (artificial heart) dapat digunakan sebagai solusi sementara bagi pasien yang menunggu donor jantung. “Di Eropa, terdapat organisasi yang mengelola daftar calon penerima donor jantung. Prinsip utamanya adalah kecepatan dan pemantauan ketat untuk mencegah komplikasi seperti penggumpalan darah, dengan melibatkan spesialis mikrobiologi klinik,” tambahnya.

Dekan FK Ubaya, Prof. Dr. dr. Rochmad Romdoni, Sp.PD., Sp.JP(K)., dalam sambutannya menegaskan pentingnya kolaborasi internasional dalam meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran.

“Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian dies natalis ke-9 FK Ubaya. Kami menghadirkan pembicara dari berbagai negara, seperti Belgia, Belanda, Bangkok, dan Jakarta, sebagai bagian dari visi kami untuk membekali mahasiswa dengan wawasan dan teknologi medis terkini agar mereka siap bersaing di tingkat internasional,” ujarnya.

Dengan adanya seminar ini, diharapkan mahasiswa dan tenaga medis dapat terus mengikuti perkembangan teknologi kedokteran serta mengaplikasikan inovasi terbaru dalam penanganan penyakit jantung. FK Ubaya berkomitmen untuk terus menjadi wadah pendidikan yang menghubungkan mahasiswa dengan para ahli dan teknologi mutakhir demi kemajuan dunia kesehatan.

 

Sumber

Dies Natalis Ke-7 FK Ubaya adakan Medical Check-up

Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) menyelenggarakan kegiatan Donor Darah dan Medical Check Up dalam rangka Dies Natalis Ubaya yang ke-55 dan Dies Natalis Fakultas Kedokteran Ubaya yang ke-7. Diselenggarakan pada Jumat, 10 Maret 2023, kegiatan ini mengangkat tema “Wonderland Indonesia”. Kegiatan Donor Darah dan Medical Check Up ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan. Setidaknya ratusan peserta dari civitas akademika Ubaya dan kalangan umum berpartisipasi dalam kegiatan yang digelar secara offline di Ruang Serbaguna Fakultas Psikologi (SGFP) Ubaya.

Herry Wibowo, M.Kes., Sp.B., selaku Dosen Fakultas Kedokteran Ubaya sekaligus Ketua Panitia kegiatan Donor Darah dan Medical Check Up mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada civitas akademika Ubaya secara cepat. “Medical check up berupa gula darah acak, kolesterol, dan asam urat yang mana pemeriksaan dan hasilnya bisa didapatkan secara cepat,” ujar dr. Herry. Tidak hanya medical check up, Fakultas Kedokteran Ubaya juga menyelenggarakan kegiatan donor darah. “Pada penyelenggaraan donor darah tahun ini, kami bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI),” jelas dr. Herry. Menurutnya, donor darah kembali diselenggarakan pada tahun ini karena memiliki peminat yang besar pada tahun sebelumnya. “Peserta donor darah ini terbuka untuk kalangan umum, tetapi untuk medical check up kami buka untuk civitas akademika Ubaya saja karena keterbatasan kuota,” lanjut Herry.

Vera Novalita selaku Mahasiswi Fakultas Kedokteran Ubaya angkatan 2020 sekaligus Ketua Pelaksana Kegiatan Donor Darah dan Medical Check Up menyampaikan bahwa medical check up diselenggarakan untuk civitas akademika Ubaya, terutama karyawan dan dosen. “Para karyawan dan dosen itu umumnya sudah lebih berumur sehingga sering kali melupakan masalah kesehatan,” jelas Vera. Ia juga menambahkan bahwa peserta dapat melakukan konsultasi pada dokter terkait hasil yang diperoleh. “Hal ini dilakukan agar penanganan penyakit dapat diselesaikan sedini mungkin,” ujar Vera.

Herry memberikan harapannya untuk kegiatan ini. “Saya harap kita bisa mengetahui lebih dini terkait permasalahan kesehatan karena kebanyakan dari kita takut untuk mengetahui penyakit yang diderita,” ujar dr. Herry. Menurutnya, kesadaran untuk memeriksakan kesehatan masih rendah sehingga tenaga kesehatan Fakultas Kedokteran Ubaya memberikan pengetahuan terkait kondisi kesehatan. “Seperti kendaraan yang biasanya perlu mengganti oli setiap 5.000 km, begitu pula dengan memeriksakan kesehatan,” lanjut dr. Herry. Selain itu, Vera juga mengutarakan harapannya untuk para peserta. Ia berharap para peserta dapat memprioritaskan kesehatannya dibandingkan apa pun karena kesehatan adalah nomor satu. “Sehat itu penting, mengingat biaya pengobatan yang tidak murah sehingga ke depannya dapat menjalankan hidup yang lebih baik,” tutup Vera.

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

sumber