Lokakarya Perumusan Tujuan dan Konten Pembelajaran Soft Skill

Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) sukses menyelenggarakan Lokakarya Perumusan Tujuan dan Konten Pembelajaran Soft Skill di Hotel Luminor Surabaya Pada tanggal 18 September 2024, . Acara ini menghadirkan narasumber dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Mora Claramita, MHPE., PhD., Sp.KKLP, yang memberikan wawasan mendalam mengenai pentingnya pengembangan soft skill bagi mahasiswa kedokteran.

Peserta lokakarya terdiri dari tenaga pendidik (dosen) FK Ubaya dan program studi profesi dari rumah sakit pendidikan, yang berperan penting sebagai pendamping mahasiswa dalam mengembangkan soft skill. Prof. Mora menekankan bahwa keterampilan seperti komunikasi, kerja tim, dan kecerdasan emosional merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh mahasiswa di dunia kesehatan saat ini.

Didukung oleh dana hibah PKKM 2024, Lokakarya ini bertujuan untuk merumuskan metode pengajaran yang efektif, di mana dosen mendampingi mahasiswa dalam memperkuat kemampuan interpersonal yang relevan di dunia kerja. Soft skill yang dikembangkan ini akan memberikan keunggulan bagi mahasiswa, tidak hanya di dunia akademik tetapi juga dalam praktik profesional mereka nanti.

Dengan suksesnya acara ini, FK Ubaya berharap hasil lokakarya dapat segera diterapkan dalam pengajaran sehari-hari, untuk mencetak lulusan yang kompeten dalam keterampilan teknis dan interpersonal. Terima kasih kepada seluruh peserta dan panitia yang telah berperan serta dalam suksesnya acara ini.

Dosen FK Ubaya Latih Siswa SMK Surabaya Jadi Fasilitator Pertolongan Pertama

Tim dosen dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) memberikan pelatihan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan oleh orang awam kepada siswa SMK Kesehatan Surabaya, Kamis (13/6/2024).

Kegiatan ini merupakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) lima dosen FK Ubaya, yaitu dr Ardyan SpAn, dr Sawitri Boengas SpM, dr Anita Dahliana MKes, dr Winnie Nirmala Santosa MSi, dan Dwi Martha Nur Aditya MSi.

Ketua Tim PKM Ubaya, dr Ardyan Sp An, mengungkapkan pelatihan yang diberikan pada siswa ini dilakukan selama setahun, dengan tujuan agar siswa bisa menjadi fasilitator dalam pemberian pelatihan ini.

“Jadi beberapa siswa sudah bisa menjadi fasilitator untuk bisa memberikan materi pelatihan yang kami berikan. Jadi kami berikan materi video dan praktik pada siswa kelas XI, kemudian nantinya siswa kelas XI ini membantu memberikan materinya pada siswa kelas X,” ungkapnya.

Dalam pelatihan yang diikuti sekitar 300 siswa kelas X dan XI ini, siswa diajarkan lima materi kegawat daruratan, yaitu bantuan hidup dasar, bantuan untuk orang tersedak, pembidaian saat patah tulang kaki dan tangan, irigasi mata yang mengalami trauma atau luka dan juga transportasi korban yang mengalami kecelakaan.

“Pelatihan ini menjadi proyek awal kami untuk memberikan edukasi di tingkat siswa menengah agar bisa memberikan pertolongan kegawat daruratan yang dilakukan orang awam,” pungkasnya.

Kepala SMK Kesehatan, Yany Citra Beauty SSos MPd, mengungkapkan pihaknya sangat berterima kasih atas pelatihan yang diberikan pada siswanya selama dua tahun ini.

“Kami ada pelajaran tersebut, tetapi tidak kami terapkan secara masif. Karena memang harus ada dokter yang dari dokter langsung dan bersertifikat. Karena pengajar kami lebih fokus pada keperawatan. Makanya biasanya kami adakan pada guru tamu,” lanjutnya.

Sementara itu, Nadiya Agustin Anggraeni, siswa kelas XI Jurusan Keperawatan menjelaskan jika pelatihan ini menjadi bekal yang menunjang sebelum dirinya masuk perguruan tinggi.

Apalagi ketrampilan yang dimiliki setelah pelatihan menjadi bekal sehari-hari jika mengalami cedera.

“Kapan hari di laboratorium sempat kena cairan di mata. Setelah ikut pelatihan ini jadi tahu cara irigasi di mata yang benar bagaimana,” kesannya.

 

Sumber 

Gizi Untuk Cegah Stunting

Seiring dengan peringatan Hari Gizi Nasional 2024, Mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) telah meluncurkan inisiatif kreatif untuk mengampanyekan pencegahan stunting melalui makanan bergizi, khususnya untuk anak usia dini. Melalui seni kulinernya, yang mereka sebut “food art,” para mahasiswa berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi dalam pertumbuhan anak.

Stunting, masalah kurang gizi kronis, telah menjadi tantangan serius di Indonesia. Sebuah laporan dari Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran (BEM FK Ubaya), Moh. Sultan Takdir Alisyabana, mencatat bahwa pada tahun 2023, sekitar 21,6 persen anak Indonesia mengalami stunting. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai peringkat terbanyak ke-5 di Asia dan ke-27 di dunia.

“Sebagai mahasiswa yang belajar ilmu kedokteran, kami memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi memberikan edukasi tentang pencegahan stunting. Dimulai dengan sosialisasi makanan bergizi untuk anak usia di bawah lima tahun melalui food art. Bahan makanannya pun mudah didapatkan,” jelas Sultan, Rabu (24/1/2024) di Taman Penitipan Anak (TPA) Rumah Ceria Fakultas Psikologi Ubaya, Kampus Ubaya Tenggilis.

Konsep food art dipilih agar menarik perhatian dan meningkatkan nafsu makan anak. Food art terdiri dari ragam makanan dengan gizi seimbang untuk mencegah stunting, seperti karbohidrat, lauk pauk, sayuran, serta buah-buahan.

Komposisinya adalah 35 persen karbohidrat, 35 persen sayuran, 15 persen protein hewani atau nabati, serta 15 persen buah-buahan. Karbohidrat yang dipilih adalah nasi dan roti yang biasa dikonsumsi. Untuk lauk pauk terdiri dari protein hewani seperti daging sapi dan telur. Semua bahan makanan itu dihias dengan sayur-sayuran dan buah-buahan yang biasa dikonsumsi anak-anak. Selain itu, pada makanan tersebut juga ditambahkan susu untuk melengkapi nutrisi. Food art dibagikan kepada 35 anak-anak Sanggar Kreativitas dan Tempat Penitipan Anak Rumah Ceria dibawah naungan Pusat Konsultasi Layanan Psikologi Fakultas Psikologi Ubaya.

Pada kegiatan ini juga ada pemberian edukasi pencegahan stunting kepada orang tua oleh dosen FK Ubaya sekaligus dokter spesialis anak, dr. Agus Cahyono, Sp.A. “Dengan kegiatan ini, harapannya kami bisa memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pencegahan stunting.

source

Peran Penting Vaksinasi Polio

Poliomielitis, atau lebih dikenal sebagai polio, merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan kelumpuhan mendadak dan berpotensi fatal. Untungnya, vaksinasi polio telah menjadi pilar utama dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran virus ini.

Virus ini menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan serta kecacatan seumur hidup. Terutamanya anak-anak usia 0 sampai 7 tahun termasuk dalam kelompok rentan, dan kelemahan pada otot pernafasan dapat berujung pada kematian. Oleh karena itu, upaya pencegahan sangat penting. Vaksinasi polio telah terbukti sebagai metode yang sangat efektif untuk melawan penyebaran penyakit ini. Melalui tetes vaksin, anak-anak dapat memperoleh kekebalan terhadap virus polio, mencegah kemungkinan serangan penyakit yang merugikan.

Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) mendapat kesempatan turut serta dalam mendukung program pemerintah untuk memberikan vaksinasi polio kepada anak-anak usia 0 sampai 7 tahun. Melalui partisipasinya, yang dilakukan mulai dari tanggal 15-20 Januari 2024 kegiatan ini dilaksanakan di beberapa titik puskesmas di surabaya dan juga sekolah, tempat umum seperti taman terbuka juga pusat perbelanjaan.

Partisipasi FK Ubaya dalam memberikan vaksinasi polio tidak hanya memberikan perlindungan kepada individu yang divaksinasi, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian herd immunity. Kekebalan kelompok ini membantu melindungi masyarakat secara keseluruhan, termasuk mereka yang mungkin tidak dapat menerima vaksinasi. Dosen sekaligus koordinator dari FK Ubaya, dr Agus Cahyono mengatakan, FK Ubaya menurunkan tujuh dosen dan lebih dari 20 mahasiswa untuk kegiatan ini

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional berdasarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: IM.02.03/Menkes/1051/2023 Tentang Pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) dalam Rangka Penanggulangan KLB Polio cVDPV2. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) putaran dan menyasar 329.616 anak.

kita patut mengucapkan terima kasih kepada Dinas Kesehatan, pemerintah kota surabaya, dosen pengajar di FK Ubaya yang turut hadir di lokasi dan semua pihak yang terlibat dalam upaya vaksinasi polio. Kontribusi ini tidak hanya melibatkan aspek kesehatan, tetapi juga membentuk dasar untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus.

Kolaborasi Seminiar Bioetika FK UBAYA dan FK UGM

Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan Seminar Bioetika dengan tema “Bioetika dalam Sinergi Pendidikan, Riset, dan Layanan Kesehatan”. Seminar diadakan pada Selasa (19/12/2023) di Kampus Ubaya Tenggilis.

Beberapa topik yang dibawakan antara lain etika penelitian dalam inovasi intervensi, kesehatan landasan etis dalam adopsi dan pengembangan artificial intelligence (AI) di pendidikan, riset, dan pelayanan Kesehatan, kebutuhan program bioetika di institusi FK dan RS, serta urgensi pemenuhan kebutuhan SDM bioetika di institusi Kesehatan atau kedokteran. Dekan FK Ubaya, Prof. Dr. dr. Rochmad Romdoni, Sp.PD., Sp.JP(K)., menyebut kebutuhan etis seringkali dianggap biasa dan kurang diperhatikan. “Seminar ini menjadi sinergi untuk mendukung pengetahuan para civitas dan khalayak dalam lembaga kesehatan di Indonesia. Harapannya semakin profesional dalam berbagai lembaga, khususnya etika yang profesional,” ujarnya.

Selain itu, Dr. Dra. Retnom Siwi Padmawati, MA, selaku Ketua Program Studi Magister Bioetika FK UGM memaparkan bahwa Bioetika menjadi disiplin keilmuan yang baru. Didalamnya terdapat kombinasi antara hayati (biologi) dan sistem penilaian pada manusia. “Ini jadi cabang ilmu etika terapan tentang makhluk hidup dan lingkungannya,” jelas Dr. Siwi, sapaan akrabnya. Ini juga menjadi kesempatan bagi dunia pendidikan dan kesehatan untuk mengenalkan Bioetika, khususnya yang ada di FK UGM.

Namun pada hakikat perkembangan zaman saat ini, banyak sistem yang dibuat untuk menyerupai perilaku manusia, diantaranya adalah AI (Artificial Intelligence). Pada kesempatan ini, dr. Ervin Dyah Ayu M. D., M.Sc, selaku dosen FK Ubaya yang juga memberikan pemaparan materi tentang dasar pertimbangan etis dalam penggunaan AI dalam pendidikan. dr. Ervin menjelaskan bahwa AI dapat digunakan sebagai tujuan akhir dalam trigger untuk menjadi pembanding. “Pakailah sesuai porsinya dan kita yg pegang kendali,” tegas dr. Ervin yang juga alumni dari Program Studi Bioetika FK UGM.

source