Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya menggelar kuliah pakar dengan mengundang narasumber berkompeten, Drh. Safarina G. Malik M.S., Ph.D., selaku President of Asia Pacific Nutrigenomics Nutrigenetics Organisation (APNNO). Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari berturut-turut dengan topik yang berbeda, yaitu “From Genes to Nutrition: Nutrigenomics and Nutrigenetics for Better Health” pada Rabu siang (09/10), dan “Gut Feeling: An Introduction To The Human Microbiome and Its Health Impacts” pada Kamis pagi (10/10).
dr. Risma Ikawaty, Ph.D., Wakil Dekan I FK Ubaya mengatakan, kuliah pakar tersebut bertujuan untuk memberikan ilmu terbaru guna mendukung kedokteran yang presisi atau precision medicine. Ia menambahkan, mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Ubaya perlu diberikan perspektif terbaru, yaitu layanan yang lebih personal kepada pasien. Sebab, tubuh manusia setiap individu berbeda dan memerlukan treatment yang berbeda. “Kita selalu memberikan update ilmu terbaru untuk mahasiswa. Tema kuliah pakar dari kemarin dan hari ini terkait dengan apa yang kita makan, kita adalah yang kita makan atau bisa jadi kita adalah yang nenek moyang kita makan,” ujarnya.
Selain itu, ia ingin memberikan wawasan kepada mahasiswa bahwa makanan sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh, termasuk keturunan yang selanjutnya. Sehingga, mahasiswa akan terbiasa untuk melayani sesuai karakteristik pasien yang berbeda-beda. “Saya kira mahasiswa pasti mendengarkan sesuatu yang baru. Mereka jadi tahu update ilmu yang mungkin sebelumnya belum pernah dengar. Pakar yang diundang memang sangat kompeten di bidang Microbiome, Nutrigenomics dan Nutrigenetics,” tambahnya.
Kuliah pakar ditutup dengan sharing dari dr. Rina yang memotivasi mahasiswa kedokteran Ubaya untuk memiliki curiosity atau rasa ingin tahu yang kuat untuk menjadi ilmuwan yang andal. Ia membagikan pengalamannya saat berhasil mengumpulkan dana bagi empat penelitian melalui kumpulan apresiasi atas penampilan orkestra bersama dua rekannya. Ia juga berpesan bagi mahasiswa untuk selalu up to date dan aktif berkontribusi pada kemajuan pengetahuan ilmu saintek, khususnya kedokteran.
Kegiatan tersebut mengundang antusias yang tinggi dari mahasiswa. Natashia, atau yang kerap disapa Tashia, mengaku mendapat pengetahuan yang mungkin tidak didapatkan di perkuliahan biasa. “Seru banget kuliahnya, dapet banyak pengetahuan, terutama hal-hal yang mungkin tidak didapat di perkuliahan sehari-hari. Harapannya semoga ada lagi kuliah pakar seperti ini,” ungkapnya. (sha)
Pada hari Senin, 9 September 2024, telah dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) yang bertujuan untuk mengembangkan kurikulum baru bagi kesehatan masyarakat dan kedokteran komunitas dengan mengintegrasikan pendekatan kedokteran keluarga. Acara ini menjadi momen penting untuk memikirkan kembali bagaimana mahasiswa kedokteran dilatih untuk menangani masalah kesehatan komunitas dengan pendekatan yang lebih menyeluruh dan berfokus pada keluarga.
FGD ini dibuka oleh wakil dekan satu dr. Risma Ikawaty, Ph.D., kemudian materi dari dr. Aking Sandi Pribadi MHPE., dr. Y. Adhimas Setyo Wicaksono M.Kes dan juga menghadirkan dua pembicara dari Maastricht University, Belanda, yaitu Geraldine Beaujean, MD, MHPE dan Laury de Jonge, MD, Ph.D. dari Faculty of Health, Medicine, and Life Sciences. Keahlian mereka dalam pendidikan kedokteran dan kedokteran keluarga memberikan wawasan berharga dalam diskusi ini, yang memicu dialog aktif di antara para peserta.
Para peserta, yang terdiri dari dosen pendidik dan mahasiswa terlibat secara aktif berbagi pandangan mereka tentang cara meningkatkan hasil kesehatan di tingkat komunitas. Acara ini menandai langkah maju yang signifikan dalam upaya meningkatkan pendidikan kedokteran dan mempersiapkan tenaga kesehatan masa depan untuk menghadapi tantangan kesehatan masyarakat modern.
Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang internasional. Bulan Dirga, Moie Meisje, dan Charles Jovan berhasil meraih juara 3 (Bronze Medals) dalam kategori Health, Pharmacy, Medicine, and Therapy pada “Indonesia Inventors Day 2024” yang diadakan di Bali. Keberhasilan ini semakin istimewa karena tim FK Ubaya berkolaborasi dengan mahasiswa Fakultas Farmasi ubaya, yaitu I Wayan Bagus, Ni Komang Ari P., dan I Gusti Ayu Made Lisya.
Indonesia Inventors Day (IID) 2024 diikuti oleh 25 negara dari berbagai belahan dunia dan berlangsung selama empat hari, mulai dari tanggal 28 hingga 31 Agustus 2024 di ASTON Denpasar Convention Center, Bali. Acara ini menjadi platform bergengsi bagi para inovator lokal dan internasional untuk mempresentasikan karya terbaik mereka di hadapan dewan juri internasional yang terdiri dari para ahli di bidangnya. Dalam acara ini, para peserta tidak hanya memamerkan inovasi dan penemuan mereka, tetapi juga mendapatkan peluang untuk berkolaborasi dan menjajaki pengembangan lebih lanjut, serta peluang komersialisasi.
Partisipasi FK Ubaya dalam ajang ini menunjukkan dedikasi dan komitmen para mahasiswa dalam mengembangkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Kolaborasi lintas disiplin antara mahasiswa Kedokteran dan Farmasi menunjukkan betapa pentingnya kerja sama dalam menciptakan solusi yang inovatif di bidang kesehatan dan terapi.
Keberhasilan ini diharapkan dapat memotivasi lebih banyak mahasiswa untuk terus berkarya dan berinovasi, serta menjadikan Indonesia lebih dikenal di dunia internasional melalui kontribusi nyata di bidang sains dan teknologi. Selamat kepada seluruh tim atas prestasi yang luar biasa ini, dan semoga semakin banyak inovasi yang dihasilkan di masa mendatang!
Penalutim.com, Surabaya– Mixed realty, virtual reality, dan augmented reality adalah teknologi yang mirip namun berbeda. Mirip dikarenakan berfokus pada visual mata. Menggunakan perangkat ini seperti menggunakan kacamata namun ukurannya lebih besar. Tiga perangkat ini akan menghadirkan suasana yang berbeda dalam penggunaannya.
Contoh dari virtual reality adalah Meta Quest 3. Perangkat dari facebook yang mampu membawa penguna ke dalam dunia virtual. Saat menggunakan perangkat Meta ini, pandangan Anda akan terhalangi. Meskipun masih terlihat hasilnya tidak akan jelas.
Adapun teknologi augmented reality dicontohkan oleh Ikea. Saat sedang memilih barang Anda dapat secara interaktif meletakkan benda (yang ditawarkan) ke dalam ruang nyata. Teknologi ini bermanfaat untuk mengestimasi kesesuain benda terhadap ruang atau objek lain. Sayangnya, teknologi ini umumya hanya mampu menghadirkan objek pasif.
Keterbatasan dua perangkat di atas coba disempurnakan oleh Apple Vision Pro. Oleh karena itu, kita menyebutnya sebagai Mixed Reality. Teknologi yang dibenamkan mampu menghadirkan kerja (sistem operasi) ke dalam dunia nyata. Bayangkan, Anda saat ini sedang duduk di suatu taman dan dapat melihat dengan jelas sekeliling. Dapat melihat manusia, hewan, pepohonan, dan bunga. Meskipun pada saat tersebut Anda sedang menggunakan kacamata Apple Vision Pro. Lebih jauh, Pada saat yang sama Anda dapat membuka dan mengetik di Microsoft Office Word. Bukan cuma itu, berbagai aplikasi lain pun dapat dibuka secara bersamaan layaknya sebuah dekstop atau layar komputer super besar.
Integrasi dalam Bidang Kesehatan
Adalah terobosan mutakhir kerika Mixed Reality masuk di bidang kesehatan. Bayangkan ketika perangkat ini kemudian mampu membantu paramedis dalam hal telemedicine. Suatu layanan kesehatan jarak jauh yang jika didukung dengan internet berkecepatan tinggi dan stabil akan mampu melakukan diagnosa dan tindakan seperti operasi. Jarak puluhan kilometer bukan lagi masalah jika teknologi ini tersedia.
Pertanyaan menarik adalah mengapa informasi yang diangkat adalah spine surgery procedure. Meskipun ulasan ini berisi opini namun seperti kita ketahui bahwa operasi spine (tulang belakang) termasuk tindakan berisiko tinggi. Alasannya, pada tulang belakang terdapat juga sistem saraf utama seperti otak yang jika keliru (kesalahan prosedur) dapat merusak banyak bagian tubuh. Sehingga dalam setiap tindakannya dibutuhkan suatu metode dan perangkat yang presisi.
Tantangan inilah mungkin yang menjadi perhatian utama tim bedah dari Cromwell Hospital di London. Tindakan yang mereka lakukan bukan di level makro saja melainkan pada level microsurgical spine. Dalam kasus ini memang terlihat adanya limitasi penggunaan. Terlihat dalam foto di atas seorang anggota tim bedah sedang menggunakan kacamata Apple Vision Pro generasi terbaru. Pada momen tersebut tidak semua anggota tim menggunakan perangkat ini. Limitasi ini juga dapat dipahami sebagai bentuk kehati-hatian.
Evaluasi utama dari penggunaan teknologi ini terletak presisi, akurasi, dan keamanan. Sepertinya algoritma canggih kecerdasan artifisial akan ditingkatkan juga pada perangkat ini. Tentunya Apple sangat menantikan hasil evaluasi penggunaan teknologi ini. Publik pun harus cermat ketika nantinya dirilis laporan ilmiahnya.
Manfaat Untuk Bisnis Apple
Jika kabar penggunaan ini sukses dan tidak ada kendala berarti maka Apple akan menjadi leader. Bisnis akan berkembang dengan cepat karena akusisi pada bidang kesehatan. Telemedicine akan semakin berkembang berkat dukungan Apple Vision.
Apple vision pro saat ini tentu hadir dengan masih membawa kekurangan. Aspek ukuran yang relatif besar memberikan akumulasi bobot juga. Hal ini membuat pengguna merasa kurang nyaman jika penggunaannya terlalu lama. Selain itu aspek biaya juga menjadi barier terhadap akses teknologi ini.
Namun, apapun itu keamanan adalah yang utama untuk saat ini!
Anda dapat mulai memahami prinsip penggunaan kecerdasan artifisial secara baik dan benar dengan membaca referensi pendukung yang tepat. Terutama pada mitigasi risiko bias informasi. Informasi pada tautan berikut dapat membantu Anda.
Penulis :Baharuddin-Head of Medical Biochemistry University of Surabaya Gedung MA, Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya baharuddin@staff.ubaya.ac.id National Books Author I Researcher I Lecturer
Oleh: Baharuddin, S.Si., M.Si. (Biochemistry and Data Science Lecturer at Medical Faculty, University of Surabaya)
HERALD.ID – Mikroplastik adalah bahan anorganik berbahaya. Dikatakan juga sebagai bahan polimer sintesis berukuran mikro. Umumnya memiliki rentang ukuran mikro sampai < 5mm. Bahan ini dapat masuk ke tubuh manusia melalui makanan, air yang tercemar dan udara demikian yang dituliskan oleh KEMENKES Indonesia dalam situsnya [1]. Bahan ini sangat berbahaya karena merupakan bahan transgenik dan memicu kanker dan tumor. Proses Bioakumulasi yang progresif turut didukung juga oleh budaya dan lingkungan yang terkontaminasi plastik [2]. Adalah temuan dari Tim Matthew J Campen yang publikasikan pada Toxicological Sciences (2024). Studi yang mereka lakukan difokus pada plasenta manusia.
Dari 62 sampel yang diperiksa semuanya ditemukan mengandung mikroplastik berbahaya. [3]. Mereka menggunakan istilah nano-and microplastic (NMP) dalam studinya. Dengan metode pyrolysis-gas chromatography dan mass spectrometry (Py-GC-MS) yang mereka gunakan akhirnya ditemukan kandungan Polyethylene sekitar 54% dan Polyvinyl chloride kisaran 10%. Temuan ini sejalan dan sama urgensinya dengan studi sebelumnya tahun 2020 yang diketuai oleh Alessandro Svelato dari Department of Obstetrics and Gynecology, Italia [4].
Laporan studi ini bukanlah laporan global karena sampel yang diteliti sangat sedikit. Oleh karen itu, tidak memrepsentasikan populasi. Namun ada hal yang menarik. Jika negara Amerika saja yang begitu modern dan ketat terhadap regulasi sampah masih mendapatkan sampel terkontaminasi yang begitu besar. Maka apakah negara-negara dengan regulasi polusi dan sampah yang longgar akan lebih baik? Apakah plasenta para bayi-bayi di Indonesia bebas dari mikroplastik?
Sudah seharusnya dilakukan studi yang sama di Indonesia. Dilakukan dengan subjek studi pada multi lokasi sehingga merepresentasikan kondisi nyata saat ini. Adapun edukasi penting digalakkan bagi para ibu. Terutama pengetahuan tentang penggunaan plastik untuk wadah makanan. Gunakan penyimpanan yang food grade agar makanan yang disimpan tidak terkontaminasi dengan mikroplastik. Selain itu memperketat regulasi sampah plastik sangatlah dibutuhkan saat ini di level komunitas masyarakat! (*)
Dua mahasiswa berprestasi dari Program Studi Profesi dokter, Fakultas Kedokteran (FK UBAYA) telah meninggalkan jejak prestasi mereka pada Hasanuddin Scientific Fair 2023. Farizky Martriano H dan Prayoga Bimastarum berhasil meraih prestasi tertinggi ke-3 Scientific Essay dalam kompetisi nasional yang diadakan oleh Universitas Hasanuddin Makassar.
Hasanuddin Scientific Fair, sebuah acara prestisius yang menarik peserta dari berbagai universitas unggulan di seluruh Indonesia, menjadi panggung bagi para profesional medis muda ini untuk menunjukkan kecakapan mereka. Berhadapan dengan peserta dari berbagai universitas unggulan di seluruh Indonesia dan pengetahuan luar biasa Farizky dan Prayoga dalam bidang kedokteran membawa mereka meraih posisi yang layak.
Tentu saja, prestasi ini adalah bukti dari dedikasi, kerja keras, dan komitmen tanpa ragu yang telah ditanamkan oleh Farizky Martriano H dan Prayoga Bimastarum dalam studi kedokteran mereka. Keluarga besar FK UBAYA merasa sangat bangga dengan kesuksesan mereka, mengakui performa luar biasa keduanya sebagai sumber inspirasi bagi sesama mahasiswa.
Prestasi ini juga merupakan hasil dari dukungan dan bimbingan yang diberikan oleh tim pendukung, dosen pengajar dan pihak terkait dalam proses studi di FK Ubaya. Kita patut berterima kasih kepada mereka yang telah turut berperan dalam membentuk mahasiswa menjadi individu yang mampu bersaing di tingkat nasional.
Semoga prestasi ini menjadi pijakan bagi mereka untuk terus mengukir jejak gemilang di dunia kedokteran, mewujudkan mimpi mereka sebagai profesional medis yang berkualitas dan berdedikasi. Selamat kepada Farizky dan Prayoga!
Cara unik memperkenalkan ilmu kedokteran dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya). Mereka mengadakan lomba Academic Rally of Medical Competition (ACROMION) 2023. Kompetisi ini diikuti oleh perwakilan sekolah SMA se-Jawa Timur dan diselenggarakan pada Sabtu, 8 Juli 2023 bertempat di Ruang Serbaguna Fakultas Kedokteran lantai 6, Kampus Ubaya Tenggilis, Surabaya.
Acromion merupakan kompetisi rally games yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FK Ubaya. Kompetisi ini mengujikan pengetahuan siswa-siswi SMA tentang mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan ilmu kedokteran dasar.
Ketua Acara Acromion 2023, Angela Sonya Efrat mengatakan, kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mereka soal kedokteran dasar, namun sekaligus memperkenalkan FK Ubaya. “Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan eksistensi Fakultas Kedokteran Ubaya dan meningkatkan daya saing serta menggali potensi dalam diri peserta,” ungkapnya.
Angela juga menerangkan, tahun ini Acromion mengusung tema ‘Solve the Puzzle and Take the Magic in It’. Tema ini diambil karena sesuai dengan mekanisme lomba yang dilakukan, yakni memecahkan jawaban dari setiap soal yang tersedia.
“Kami ingin mereka melakukan ‘magic’ dengan segala ilmu pengetahuan serta wawasan mereka yang dituangkan dalam jawaban-jawaban,” jelasnya.
Rally games dilakukan para peserta secara tim yang terdiri dari tiga orang. Perwakilan tiap sekolah saling memperebutkan skor dengan menjawab soal-soal biologi, kimia, fisika, serta ilmu kedokteran dasar.
Lomba ini berhasil dimenangkan oleh SMA Kristen Petra 1 Surabaya. Kemudian disusul SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya sebagai runner-up dan SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo sebagai peringkat ketiga.
Menidaklanjuti arahan Bupati Mojokerto, dr. Ikfina Fahmati, M.Si. Senin (26 Juni 2023), Universitas Surabaya (Ubaya) melalui Fakultas Kedokteran (FK) Ubaya menerjunkan 40 mahasiswa KKN untuk membantu mengatasi permasalahan stunting di Kabupaten Mojokerto.
Kedatangan 40 mahasiswa KKN Fakultas Kedokteran tersebut diterima oleh Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Kecamatan Pacet di pendopo kantor Kecamatan Pacet. Turut hadir mendampingi Camat Pacet yaitu Danramil, perwakilan Polsek, Puskesmas, Kepala Desa Sajen dan Cepokolimo. Sementara rombongan KKN FK Ubaya, selain 40 mahasiswa peserta KKN, turut hadir Wakil Dekan satu FK Ubaya, dr. Risma Ikawaty, Ph.D, Koorinator KKN FK Ubaya, dr. Aking Sandi Pribadi, MHPE, dua dosen pembimbing KKN yaitu dr. Jefman Efendi Marzuki HY, Sp.F.K. dr. Y. Adhimas Setyo Wicaksono, Tata Usaha FK, Herda Suryadi Setiawan, A.Md., dan Utomo,S.S, Manajer Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Surabaya (LPPM Ubaya).
Dalam sambutannya, Camat Pacet, Nuryadi, SH.,M.M, memberikan apresiasi atas diterjunkannya 40 mahasiswa fakultas kedoteran Ubaya. “Pertama, saya atas nama Muspika Pacet, menyampaikan selamat datang kepada adik-adik mahasiswa Ubaya. Terima kasih juga kami sampaikan Kepada wakil dekan 1 FK Ubaya, Koordinator KKN FK Ubaya, dosen pembimbing KKN dan LPPM Ubaya.
“Terima kasih banyak dan alhamdulillah, KKN Fakultas Kedoteran Ubaya difokuskan di Kecamatan Pacet, khususnya di desa Sajen dan Cepokolimo. Artinya kedua desa tersebut akan menjadi lokus atau tempat bakti sosial adik-adik mahasiswa FK Ubaya tahun 2023,” ujar Nuryadi.
Nuryadi selanjutnya berpesan, bahwa saat ini adalah tahun 2023, kita sudah memasuki tahun politik. “Untuk itu selama sebulan pelaksanaan KKN, kami harapkan rekan-rekan mahasiswa turut menjaga kambtibmas. Kecamatan Pacet menjadi parameter kambtibmas di Kabupaten Mojokerto, karena menjadi jujukan wisatawan. Obyek wisata Kabupaten Mojokerto paling banyak ada di Pacet. Tapi saya percaya mahasiswa kedokteran Ubaya mampu menjaga kamtibmas, karena di kedokteran mempunyai kode etik sendiri. Tidak hanya kode etik menyangkut manusia, bahkan dalam menangani mayat ada kode etiknya. Oleh karena itu kami berharap rekan-rekan mahasiswa selalu berkomunikasi dengan aparat desa, bidan desa, puskesmas, dan Muspika,” terang dia.
Pergunakan waktu selama pelaksanaan KKN untuk banyak menggali ilmu di lapangan. Kami dari muspika, puskesmas, kepala desa sangat terbuka 24 jam. Memberikan waktu kalau adik-adik kalau mau konsultasi atau membutuhkan bantuan. Adik-adik mahasiswa ini adalah generasi penerus bangsa. Indonesia emas tahun 2045, membutuhkan adik-adik semua. Kelak ketika adik-adik menjadi dokter, kepala puskesmas, kepala dinkes, kepala biro bahkan Menteri. KKN ini akan menjadi kenangan terindah, paling tidak pernah berbagi di kecamatan pacet ini, ujar Nuryadi.
Sebagai penutup, Camat Pacet menyinggung peran media sosial (medsos). “Pacet adalah parameter pariwisata di Kabupaten Mojokerto. Dan saya yakin dari 40 mahasiswa KKN FK Ubaya, tentunya tidak hanya berasal dari Surabaya. Dan ternyata betul. Mahasiswa KKN FK Ubaya berasal dari seluruh Indonesia, hampir semua pulau ada. Karena di Pacet banyak objek wisata dan saya yakin adik-adik ini jago instagram, membuat konten. Untuk itu, pada saat libur KKN, seperti hari Minggu, silahkan kunjungi obyek wisata yang ada di Pacet dan buat video-video pendek untuk menyebar luaskan pariwisata di kecamatan Pacet,” pungkas Nuryadi.
Sementara itu, Wakil Dekan satu Fakultas Kedokteran Ubaya, dr. Risma Ikawaty, Ph.D, dalam sambutan penyerahan 40 mahasiswa KKN menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat Muspika Kecamatan Trawas, Puskesmas dan dua desa yang akan ditempati KKN mahasiswa kedokteran Ubaya.
“Atas nama Ubaya khususnya FK Ubaya, kami sangat berterima kasih atas penerimaan yang luar biasa dari Camat Pacet beserta jajaran Muspika, kepala Puskesmas Pacet dan Kepala Desa Cepokolimo dan Desa Pacet terhadap mahasiswa FK Ubaya. Kami sangat berharap melalui KKN ini mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di kampus dan turut berkontribusi membantu memecahkan permasalahan kesehatan di masyarakat. Selain itu kegiatan ini juga merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi para mahasiswa untuk mengasah kemampuan softskill mereka, dengan belajar langsung bersama masyarakat, selain itu juga untuk membentuk karakter yang lebih peduli terhadap masyarakat. Sehingga nanti saat mereka selesai pendidikan dokter, mereka akan siap untuk menjadi agen perubahan dan mengabdi di tengah-tengah masyarakat,” ujar Risma Ikwaty.
Pada kesempatan yang sama, Utomo, manajer pengabdian masyarakat LPPM Ubaya, yang turut hadir mendampingi proses penyerahan KKN mahasiswa FK Ubaya mengungkapkan sangat mendukung program KKN yang dilaksanakan FK Ubaya di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
“Ubaya memiliki kerja sama yang sangat baik dengan pemerintah Kabupaten Mojokerto. Kita memiliki komitmen untuk mendampingi dan mengembangkan desa-desa di Jawa Timur. Salah satunya, membantu mengatasi permasalahan stunting di Kabupaten Mojokerto. Dan tema stunting KKN FK Ubaya, merupakan arahan Bupati Mojokerto saat pertemuan pimpinan FK Ubaya di kantor Kabupaten Mojokerto, 5 Juni 2023 lalu,” ujar Utomo.
Dalam pertemuan yang bertempat di kantor Bupati tersebut, hadir Bupati Mojokerto, dr. Ikfina Fahmati, M.Si, didampingi Kepala Dinas Kesehatan, dr. Ulum Rokhmat, Kepala Bappeda, Drs. Bambang Eko Wahyudi, M.Si, dan Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Bakesbangpol Kabupaten Mojokerto, Drs. Roul Amrulloh. Sedangkan dari Ubaya, hadir Dekan Fakultas Kedoteran Ubaya, Prof. Dr. dr. Rochmad Romdoni, Sp.PD., Sp.JP(K)., Wakil Dekan 1, dr. Risma Ikawaty, Ph.D, Koordinator KKN FK Ubaya, dr. Aking Sandi Pribadi, MHPE, Manajer Administrasi FK Ubaya, Edithia Ajeng Pramesti, S.E, serta Utomo, S.S. dan Kartika Erawati, S.E, dari LPPM Ubaya.
“Pada kesempatan itu Bupati Mojokerto, memberikan apresiasi dan menyampaikan terima kasih atas perhatian serta kepedulian Ubaya untuk wilayah Kabupaten Mojokerto. Bupati selanjutnya memberikan arahan agar program kuliah kerja nyata nyata (KKN) FK Ubaya difokuskan tehadap upaya percepatan penurunan stunting target 1 digit di tahun 2023,” pungkas Utomo. (Utomo)
Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) resmi memiliki lulusan dokter pertama, setelah sebanyak 22 lulusan mengambil Sumpah Profesi Dokter di Surabaya, pada Sabtu (15/4/2023).
Rochmad Romdoni Dekan FK Ubaya mengatakan, lulusan angkatan pertama tersebut telah menyelesaikan Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) dan lulus 100 persen.
dari hasil UKMPPD, FK Ubaya memperoleh nilai rata-rata 84,5 untuk CBT (Computer Based Test) dan 77 untuk OSCE (Objective Structured Clinical Examination).
“Keberhasilan ini membuktikan bahwa proses pembelajaran di FK Ubaya telah berjalan dengan sangat baik dan punya daya saing,” jelasnya.
Untuk mahasiswa terbaik FK Ubaya diraih dengan perolehan IPK 3,745 oleh dr. Muhammad Yusuf dan nilai terbaik UKMPPD diperoleh dengan nilai 88 untuk CBT dan 87,08 untuk OSCE oleh dr. Stephanie Wirakasa.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa setelah mengambil Sumpah Profesi Dokter, para lulusan akan mengikuti Program Internship Dokter Indonesia dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Program itu bertujuan sebagai pemantapan mutu profesi dokter untuk mendorong pemenuhan dan pemerataan pelayanan kesehatan di Indonesia.
“Proses pendaftarannya dilakukan oleh para dokter secara mandiri. Namun, FK Ubaya tetap mendampingi dalam pengurusan dokumen-dokumennya,” ungkapnya.
Dengan sumpah profesi dokter angkatan pertama itu, kata dia, sekaligus menjadi bagian dari pemenuhan academic excellence oleh FK Ubaya. Yang menurutnya, hal itu didukung dengan adanya mahasiswa yang unggul secara akademik dan praktik (good students), kemudian didukung juga dengan dokter sekaligus dosen yang berpengalaman (excellent staff), fasilitas yang memadai (adequate facilities), serta kerja sama internasional (international linkages).
Ia berharap, lulusan FK Ubaya itu dapat memenuhi 7 Stars of Doctor. Ketujuh hal tersebut yakni, memberikan pelayanan kesehatan yang optimal (care provider), mengambil keputusan secara cepat (decision maker), memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik (communicator), dapat bekerja sama dalam tim (community leader), mampu menciptakan sistem yang efektif dan efisien (manager), berkembang dan belajar sepanjang hayat (researcher), serta iman dan takwa kepada Tuhan.
Sementara itu, Benny Lianto Rektor Ubaya juga berharap, lulusan pertama dokter FK Ubaya dapat terus menjaga kualitas, karakter, dan integritas yang tinggi.
“Di mana pun nanti bertugas, semoga lulusan FK Ubaya menjadi dokter yang unggul dan dapat dipercaya,” pungkasnya.
Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) menyelenggarakan kegiatan Donor Darah dan Medical Check Up dalam rangka Dies Natalis Ubaya yang ke-55 dan Dies Natalis Fakultas Kedokteran Ubaya yang ke-7. Diselenggarakan pada Jumat, 10 Maret 2023, kegiatan ini mengangkat tema “Wonderland Indonesia”. Kegiatan Donor Darah dan Medical Check Up ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan. Setidaknya ratusan peserta dari civitas akademika Ubaya dan kalangan umum berpartisipasi dalam kegiatan yang digelar secara offline di Ruang Serbaguna Fakultas Psikologi (SGFP) Ubaya.
Herry Wibowo, M.Kes., Sp.B., selaku Dosen Fakultas Kedokteran Ubaya sekaligus Ketua Panitia kegiatan Donor Darah dan Medical Check Up mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada civitas akademika Ubaya secara cepat. “Medical check up berupa gula darah acak, kolesterol, dan asam urat yang mana pemeriksaan dan hasilnya bisa didapatkan secara cepat,” ujar dr. Herry. Tidak hanya medical check up, Fakultas Kedokteran Ubaya juga menyelenggarakan kegiatan donor darah. “Pada penyelenggaraan donor darah tahun ini, kami bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI),” jelas dr. Herry. Menurutnya, donor darah kembali diselenggarakan pada tahun ini karena memiliki peminat yang besar pada tahun sebelumnya. “Peserta donor darah ini terbuka untuk kalangan umum, tetapi untuk medical check up kami buka untuk civitas akademika Ubaya saja karena keterbatasan kuota,” lanjut Herry.
Vera Novalita selaku Mahasiswi Fakultas Kedokteran Ubaya angkatan 2020 sekaligus Ketua Pelaksana Kegiatan Donor Darah dan Medical Check Up menyampaikan bahwa medical check up diselenggarakan untuk civitas akademika Ubaya, terutama karyawan dan dosen. “Para karyawan dan dosen itu umumnya sudah lebih berumur sehingga sering kali melupakan masalah kesehatan,” jelas Vera. Ia juga menambahkan bahwa peserta dapat melakukan konsultasi pada dokter terkait hasil yang diperoleh. “Hal ini dilakukan agar penanganan penyakit dapat diselesaikan sedini mungkin,” ujar Vera.
Herry memberikan harapannya untuk kegiatan ini. “Saya harap kita bisa mengetahui lebih dini terkait permasalahan kesehatan karena kebanyakan dari kita takut untuk mengetahui penyakit yang diderita,” ujar dr. Herry. Menurutnya, kesadaran untuk memeriksakan kesehatan masih rendah sehingga tenaga kesehatan Fakultas Kedokteran Ubaya memberikan pengetahuan terkait kondisi kesehatan. “Seperti kendaraan yang biasanya perlu mengganti oli setiap 5.000 km, begitu pula dengan memeriksakan kesehatan,” lanjut dr. Herry. Selain itu, Vera juga mengutarakan harapannya untuk para peserta. Ia berharap para peserta dapat memprioritaskan kesehatannya dibandingkan apa pun karena kesehatan adalah nomor satu. “Sehat itu penting, mengingat biaya pengobatan yang tidak murah sehingga ke depannya dapat menjalankan hidup yang lebih baik,” tutup Vera.