Bantu Atasi Stunting, FK Ubaya Terjunkan KKN Mahasiswa di Kabupaten Mojokerto

Menidaklanjuti arahan Bupati Mojokerto, dr. Ikfina Fahmati, M.Si. Senin (26 Juni 2023), Universitas Surabaya (Ubaya) melalui Fakultas Kedokteran (FK) Ubaya menerjunkan 40 mahasiswa KKN untuk membantu mengatasi permasalahan stunting di Kabupaten Mojokerto.


Kedatangan 40 mahasiswa KKN Fakultas Kedokteran tersebut diterima oleh Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Kecamatan Pacet di pendopo kantor Kecamatan Pacet. Turut hadir mendampingi  Camat Pacet yaitu Danramil, perwakilan Polsek, Puskesmas, Kepala Desa Sajen dan  Cepokolimo. Sementara rombongan KKN FK Ubaya, selain 40 mahasiswa peserta KKN, turut hadir Wakil Dekan satu FK Ubaya, dr. Risma Ikawaty, Ph.D, Koorinator KKN FK Ubaya, dr. Aking Sandi Pribadi, MHPE, dua dosen pembimbing KKN yaitu dr. Jefman Efendi Marzuki HY, Sp.F.K. dr. Y. Adhimas Setyo Wicaksono, Tata Usaha FK, Herda Suryadi Setiawan, A.Md., dan Utomo,S.S, Manajer Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Surabaya (LPPM Ubaya).

Dalam sambutannya, Camat Pacet, Nuryadi, SH.,M.M, memberikan apresiasi atas diterjunkannya 40 mahasiswa fakultas kedoteran Ubaya. “Pertama, saya atas nama Muspika Pacet,  menyampaikan selamat datang kepada adik-adik mahasiswa Ubaya. Terima kasih juga kami sampaikan Kepada wakil dekan 1 FK Ubaya, Koordinator KKN FK Ubaya,  dosen pembimbing KKN dan LPPM Ubaya.

“Terima kasih banyak dan alhamdulillah, KKN Fakultas Kedoteran Ubaya difokuskan di Kecamatan Pacet, khususnya di desa Sajen dan Cepokolimo. Artinya kedua desa tersebut akan menjadi lokus atau tempat bakti sosial adik-adik mahasiswa FK Ubaya tahun 2023,” ujar Nuryadi.

Nuryadi selanjutnya berpesan, bahwa saat ini adalah tahun 2023, kita sudah memasuki tahun politik. “Untuk itu selama sebulan pelaksanaan KKN, kami harapkan rekan-rekan mahasiswa turut menjaga kambtibmas. Kecamatan Pacet menjadi parameter kambtibmas di Kabupaten Mojokerto, karena menjadi jujukan wisatawan. Obyek wisata Kabupaten Mojokerto paling banyak ada di Pacet. Tapi saya percaya mahasiswa kedokteran Ubaya mampu menjaga kamtibmas, karena di kedokteran mempunyai kode etik sendiri. Tidak hanya kode etik menyangkut manusia, bahkan dalam menangani mayat ada kode etiknya.  Oleh karena itu kami berharap rekan-rekan mahasiswa selalu berkomunikasi dengan aparat desa, bidan desa, puskesmas, dan Muspika,” terang dia.

Pergunakan waktu selama pelaksanaan KKN untuk banyak menggali ilmu di lapangan. Kami dari muspika, puskesmas, kepala desa sangat terbuka 24 jam. Memberikan waktu kalau adik-adik kalau mau konsultasi atau membutuhkan bantuan. Adik-adik mahasiswa ini adalah generasi penerus bangsa. Indonesia emas tahun 2045, membutuhkan adik-adik semua. Kelak ketika adik-adik menjadi dokter, kepala puskesmas, kepala dinkes, kepala biro bahkan Menteri. KKN ini akan menjadi kenangan terindah, paling tidak pernah berbagi di kecamatan pacet ini, ujar Nuryadi.

Sebagai penutup, Camat Pacet menyinggung peran media sosial (medsos). “Pacet adalah parameter pariwisata di Kabupaten Mojokerto. Dan saya yakin dari 40 mahasiswa KKN FK Ubaya, tentunya tidak hanya berasal dari Surabaya. Dan ternyata betul. Mahasiswa KKN FK Ubaya berasal dari seluruh Indonesia, hampir semua pulau ada.  Karena di Pacet banyak objek wisata dan saya yakin adik-adik ini jago instagram, membuat konten. Untuk itu, pada saat libur KKN, seperti hari Minggu, silahkan kunjungi obyek wisata yang ada di Pacet dan buat video-video pendek untuk menyebar luaskan pariwisata di kecamatan Pacet,” pungkas Nuryadi.

Sementara itu, Wakil Dekan satu Fakultas Kedokteran Ubaya, dr. Risma Ikawaty, Ph.D, dalam sambutan penyerahan 40 mahasiswa KKN menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat Muspika Kecamatan Trawas, Puskesmas dan dua desa yang akan ditempati KKN mahasiswa kedokteran Ubaya.

 “Atas nama Ubaya khususnya FK Ubaya, kami sangat berterima kasih atas penerimaan yang luar biasa dari Camat Pacet beserta jajaran Muspika, kepala Puskesmas Pacet dan Kepala Desa Cepokolimo dan Desa Pacet terhadap mahasiswa FK Ubaya. Kami sangat berharap melalui KKN ini mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di kampus dan turut berkontribusi membantu memecahkan permasalahan kesehatan di masyarakat. Selain itu kegiatan ini juga merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi para mahasiswa untuk mengasah kemampuan softskill mereka, dengan belajar langsung bersama masyarakat, selain itu juga untuk membentuk karakter yang lebih peduli terhadap masyarakat. Sehingga nanti saat mereka selesai pendidikan dokter, mereka akan  siap untuk menjadi agen perubahan dan mengabdi di tengah-tengah masyarakat,” ujar Risma Ikwaty.

Pada kesempatan yang sama, Utomo, manajer pengabdian masyarakat LPPM Ubaya, yang turut hadir mendampingi proses penyerahan KKN mahasiswa FK Ubaya mengungkapkan sangat mendukung program KKN yang dilaksanakan FK Ubaya di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.

“Ubaya memiliki kerja sama yang sangat baik dengan pemerintah Kabupaten Mojokerto. Kita memiliki komitmen untuk mendampingi dan mengembangkan desa-desa di Jawa Timur. Salah satunya, membantu mengatasi permasalahan stunting di Kabupaten Mojokerto. Dan tema stunting KKN FK Ubaya, merupakan arahan Bupati Mojokerto saat pertemuan pimpinan FK Ubaya di kantor Kabupaten Mojokerto, 5 Juni 2023 lalu,” ujar Utomo.

Dalam pertemuan yang bertempat di kantor Bupati tersebut, hadir Bupati Mojokerto, dr. Ikfina Fahmati, M.Si, didampingi Kepala Dinas Kesehatan, dr. Ulum Rokhmat, Kepala Bappeda, Drs. Bambang Eko Wahyudi, M.Si, dan Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Bakesbangpol Kabupaten Mojokerto, Drs. Roul Amrulloh. Sedangkan dari Ubaya, hadir Dekan Fakultas Kedoteran Ubaya, Prof. Dr. dr. Rochmad Romdoni, Sp.PD., Sp.JP(K)., Wakil Dekan 1, dr. Risma Ikawaty, Ph.D, Koordinator KKN FK Ubaya, dr. Aking Sandi Pribadi, MHPE, Manajer Administrasi FK Ubaya, Edithia Ajeng Pramesti, S.E, serta Utomo, S.S. dan Kartika Erawati, S.E, dari LPPM Ubaya.

“Pada kesempatan itu Bupati Mojokerto, memberikan apresiasi dan menyampaikan terima kasih atas perhatian serta kepedulian Ubaya untuk wilayah Kabupaten Mojokerto. Bupati selanjutnya memberikan arahan agar program kuliah kerja nyata nyata (KKN) FK Ubaya difokuskan tehadap upaya percepatan penurunan stunting target 1 digit di tahun 2023,” pungkas Utomo. (Utomo)

sumber


Mahasiswa FK Ubaya Beri Edukasi Covid 19 Melalui Dongeng

Pandemi yang belum selesai tidak menghalangi mahasiswa fk ubaya untuk terus semangat melaksanakan pendidikan secara daring, salah satunya adalah kegiatan KKN atau pengabdian kepada masyarakat yang identik dengan kegiatan di lapangan atau di luar kampus dan berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar.

Seperti tahun sebelumnya KKN FK Ubaya masih belum bisa dilaksanakan secara luring mengingat kondisi yang belum memungkinkan karena kenaikan penyebaran virus di indonesia khususnya di wilayah jawa timur

Kegiatan KKN ini dilakasanakan di sekolah dasar tepatnya di daerah Mojokerto jawa timur dengan diberikanya tugas bagi masing-masing kelompok dengan tujuan untuk memberikan edukasi terhadap siswa di masa pandemi covid 19 seperti bagaimana cara mencuci tangan dan memakai masker dengan benar.

Salah satu kelompok KKN FK Ubaya yang di bimbing oleh dosen FK ubaya dr. Anita Dahliana M.Kes., AAAK membuat sebuah dongeng sebagai project KKN mereka dengan judul “US VS Covid 19”. Dongeng yang dikerjakan oleh Kelompok 2 KKN mahasiswa FK Ubaya mereka diantaranya, Annisa, Chentya, Deryani, Farizky, Jane, Lady, Lisa, Melani, Made, Syavica dan Winda.

Bercerita tentang 2 bersaudara menghadapai keadaan di masa pandemi dan bagaimana mereka berdua menghadapi virus covid 19 dilengkapi dengan ilustrasi kartun, sehingga dongeng ini dapat dimanfaatkan oleh pihak terkait untuk memberi edukasi pada siswa-siswi bagaimana cara menghadapi virus corona dan tetap patuh pada protokol kesehatan.

Mahasiswa Kedokteran Ubaya KKN Secara Daring

Surabaya (beritajatim.com) – Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) ikuti program Kerja Kuliah Nyata (KKN) secara daring. Kegiatan ini dilakukan pertama kali secara daring guna memberikan pelayanan kesehatan serta edukasi kepada keluarga mitra Ubaya selama masa transisi ke era new normal. Program KKN dengan tema “Tanggap Covid-19” diikuti oleh 46 mahasiswa selama satu bulan.

Program KKN merupakan salah satu bentuk kegiatan yang mencerminkan nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi di Ubaya yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Program ini dikelola oleh FK Ubaya bersama Lembaga Penelitian dan Pengadian Kepada Masyarakat (LPPM) Ubaya yaitu dr. Anita Dahliana, dr. Elita Halimsetiono, dr. Y. Adhimas Setyo Wicaksono, Atha Tsanya Ayu Soetanto, Dewi Kirana, Utomo, Dr. Hazrul Iswadi, dan Kartika Erawati.

“Dengan mengikuti KKN maka mahasiswa akan mendapatkan pengalaman belajar dengan memahami masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat. Program ini juga melatih keterampilan dan pengetahuan mereka sekaligus menerapkannya ke dalam kehidupan bermasyarakat,” ucap dr. Anita. selaku Dosen Fakultas Kedokteran Ubaya.

Dosen pengampu mata kuliah Kesehatan Masyarakat ini menambahkan jika program KKN adalah bagian dari kurikulum yang harus ditempuh mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked.). Dalam kegiatan ini, seluruh mahasiswa semester delapan yang sudah mendaftar KKN dibagi menjadi 10 kelompok dengan anggota empat hingga lima orang per kelompok. Masing-masing mahasiswa dalam kelompok mendapat satu keluarga mitra Ubaya yang telah terdaftar ingin melakukan konsultasi kesehatan. Keluarga mitra Ubaya yang terlibat dalam program KKN terdiri dari dosen, karyawan, cleaning service hingga security.

Ada 10 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang terbagi di setiap kelompok yaitu dr. Heru Wijono, dr. Indro Harianto, dr. Winnie Nirmala Santosa dr. Y. Adhimas Setyo Wicaksono, dr. Aking Sandi Pribadi, dr. Risma Ikawaty, dr. Rivan Virlando Suryadinata, dr. Ummy Maisarah Rasyidah, dr. Elita Halimsetiono, dan dr. Anita Dahliana, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) bertugas mengawasi serta memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam menyusun konsep penyuluhan atau KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) yang tepat bagi keluarga mitra Ubaya.


“Program KKN ini melibatkan keluarga mitra Ubaya dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman terkait status kesehatan yang dimiliki baik secara perorangan, komunitas, dan lingkungannya. Kegiatan diikuti oleh mitra Ubaya dengan anggota keluarga yang tergolong rentan dan membutuhkan edukasi Covid-19 karena adanya faktor komorbid seperti penyakit hipertensi, diabetes, gagal ginjal, dan yang lain. Ditambah lagi, anggota keluarga yang sedang hamil, ibu menyusui, kategori lansia, dan memiliki balita,” ungkap dr. Anita Dahliana.

sumber