Mahasiswa FK Ubaya Lolos Program Indofood Riset Nugraha 2025–2026

Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya).
Deviana Pundarika Kantono berhasil lolos sebagai penerima pendanaan penelitian dalam Program Indofood Riset Nugraha (IRN) Periode 2025–2026. Tahun ini, program IRN mengusung tema “Penelitian Pangan Fungsional Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal.”

Dalam proposal penelitiannya, Deviana mengangkat judul “Pengembangan Pangan Berbasis Sorgum dan Jambu Biji sebagai Asupan Tambahan dalam Percepatan Penyembuhan Pasien DBD.” Penelitian ini bertujuan untuk menghadirkan inovasi pangan fungsional yang dapat memberikan manfaat nyata bagi kesehatan, khususnya dalam mempercepat proses penyembuhan pasien Demam Berdarah Dengue (DBD).

Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari dukungan dan bimbingan dosen pembimbing, Dr. dr. Rivan Virlando Suryadinata, M.Kes., Sp.GK., FISPH., FISCM., yang turut mengarahkan jalannya penelitian.

Melalui capaian ini, FK Ubaya semakin menunjukkan komitmennya dalam mendorong mahasiswa untuk aktif dalam penelitian dan menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat. Semoga prestasi Deviana menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berkarya, berinovasi, dan berkontribusi dalam bidang kesehatan.

Dosen FK Ubaya Raih Penghargaan atas Scopus H-Index dan Publikasi Internasional

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya), dr. Astrid Pratidina Susilo, Sp.An-TI., Ph.D., meraih penghargaan bergengsi dari Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) Wilayah V. Beliau dinobatkan sebagai dosen dengan H-Index Scopus tertinggi terbanyak dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) serta dosen dengan jumlah publikasi jurnal internasional bereputasi terbanyak dari PTS.

Penghargaan ini diberikan dalam Muktamar AIPKI Wilayah V sebagai bentuk rekognisi atas kontribusi akademik dan riset. Saat ini, dr. Astrid tercatat memiliki Scopus H-index 10 dan Google Scholar H-index 13.

Sebagai dosen berprestasi FK Ubaya, dr. Astrid aktif meneliti di bidang health profession dan medical education. Penelitiannya berfokus pada komunikasi antara tenaga kesehatan, pasien, dan keluarga, termasuk bagaimana budaya memengaruhi proses pengambilan keputusan dalam konteks kesehatan.

“Penelitian yang saya lakukan sebagian besar terkait dengan komunikasi dan pendidikan kedokteran, khususnya bagaimana faktor budaya memengaruhi interaksi dalam pelayanan kesehatan,” jelas dr. Astrid.

Sejumlah penelitian dr. Astrid telah diimplementasikan dalam pembelajaran di FK Ubaya. Salah satunya adalah pembelajaran nyeri interaktif berbasis Virtual Reality (VR). Teknologi ini memungkinkan mahasiswa kedokteran merasakan pengalaman simulasi kasus nyeri di layanan emergensi.

Aplikasi VR ini dikembangkan bersama dosen Teknik Informatika Ubaya dan menjadi sarana efektif untuk menghubungkan teori dengan praktik. Selain itu, penelitian tentang pelatihan manajemen laktasi interprofesional juga dilakukan bersama Fakultas Farmasi Ubaya dan dikembangkan melalui Ubaya Global Academy.

Selain berkolaborasi lintas fakultas di Universitas Surabaya, dr. Astrid juga menjalin kerja sama internasional dengan berbagai institusi, termasuk Maastricht University, Belanda.

Ke depan, ia berkomitmen untuk terus melakukan penelitian kolaboratif lintas ilmu dan profesi demi menghasilkan inovasi bermanfaat dalam pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan.

Mahasiswa FK Ubaya Raih Bronze Medal

Tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) berhasil menorehkan prestasi gemilang pada ajang Indonesia Inventors Day 2025 kategori Pharmacy, Health, Medicine, & Therapy. Tim yang beranggotakan Sang Ayu Bulan Dirga Pradyani, Nadya Angeline Karuntu, dan Moie Meisje Vandias Emiliano ini meraih medali perunggu melalui inovasi mereka berupa teh herbal Cinobu.

Menurut ketua tim, Bulan, kompetisi ini diikuti oleh lebih dari 100 tim dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, hingga Korea. Ia mengungkapkan bahwa tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah membagi waktu penelitian, karena persiapan dilakukan bersamaan dengan masa liburan kuliah.

“Selama lomba, ada pengalaman unik yang tidak terlupakan. Kami selalu membawa teko dari hotel ke venue setiap hari, karena inovasi kami berupa teh yang harus diseduh langsung agar pengunjung bisa mencicipi. Syukurlah, banyak yang tertarik mencoba dan memberikan respon positif,” jelas Bulan.

Prestasi ini tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga menjadi motivasi bagi tim untuk terus berinovasi. Bulan menegaskan bahwa dukungan dosen, fakultas, serta berbagai unit di Ubaya sangat berarti dalam perjalanan mereka.

“Terima kasih atas dukungan yang luar biasa. Untuk teman-teman mahasiswa lain, jangan takut mencoba hal baru. Lomba seperti ini bukan hanya soal menang, tapi juga pengalaman, pembelajaran, dan memperluas wawasan. Jadikan setiap tantangan sebagai peluang untuk bertumbuh dan menginspirasi,” pungkasnya.

Dengan capaian ini, FK Ubaya kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung mahasiswa untuk berkembang melalui riset, inovasi, dan kompetisi tingkat internasional.

 

sumber

Tetap Bugar Saat Puasa

Puasa selama bulan Ramadhan bukan berarti Anda harus mengurangi aktivitas fisik atau hanya berdiam diri sepanjang hari. Justru, dengan pola olahraga yang tepat, tubuh bisa tetap bugar dan sehat selama menjalani ibadah puasa.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya), dr. I Gusti Ngurah Dodo Muliawan Ranuh, Sp.OT., M.Ked.Klin., menjelaskan bahwa berjalan kaki bisa menjadi alternatif olahraga ringan yang dapat dilakukan saat berpuasa.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Berolahraga?

Menurut Dr. Dodo, waktu terbaik untuk berjalan kaki adalah menjelang waktu berbuka puasa.

“Berjalan kaki tidak hanya menjaga kebugaran tubuh, tetapi juga membantu mengurangi stres dan meningkatkan fleksibilitas tanpa memberikan tekanan berlebih pada tubuh yang sedang berpuasa,” jelasnya.

Selain berjalan kaki, olahraga dengan intensitas tinggi seperti angkat beban dan latihan kardio tetap bisa dilakukan. Namun, Dr. Dodo menyarankan untuk melakukannya setelah berbuka puasa atau beberapa jam setelah sahur.

“Pada waktu tersebut, tubuh sudah terhidrasi atau masih memiliki cukup energi untuk menjalani aktivitas fisik dengan lebih optimal,” tambahnya.

Manfaat Olahraga Saat Berpuasa

Banyak yang mengira bahwa berolahraga saat puasa dapat menyebabkan tubuh menjadi lemas. Padahal, menurut Dr. Dodo, olahraga selama berpuasa memiliki banyak manfaat, di antaranya:

  • Meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres
  • Menurunkan kadar glukosa darah
  • Meningkatkan kualitas tidur
  • Membantu tubuh lebih efisien dalam menggunakan lemak sebagai sumber energi

Ia juga mengingatkan bahwa olahraga harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. “Yang terpenting, pastikan kebutuhan energi dan hidrasi tetap terpenuhi selama berpuasa, terutama jika ingin tetap berolahraga,” pesannya.

Jadi, tetap aktif selama bulan Ramadhan bukanlah hal yang mustahil. Dengan pemilihan waktu dan jenis olahraga yang tepat, Anda bisa menjaga kesehatan dan kebugaran tanpa mengganggu ibadah puasa. Selamat menjalani puasa dengan tubuh yang tetap sehat dan bugar!

 

Sumber

Kuliah Pakar “Precision Medicine”

Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya menggelar kuliah pakar dengan mengundang narasumber berkompeten, Drh. Safarina G. Malik M.S., Ph.D., selaku President of Asia Pacific Nutrigenomics Nutrigenetics Organisation (APNNO). Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari berturut-turut dengan topik yang berbeda, yaitu “From Genes to Nutrition: Nutrigenomics and Nutrigenetics for Better Health” pada Rabu siang (09/10), dan “Gut Feeling: An Introduction To The Human Microbiome and Its Health Impacts” pada Kamis pagi (10/10).

dr. Risma Ikawaty, Ph.D., Wakil Dekan I FK Ubaya mengatakan, kuliah pakar tersebut bertujuan untuk memberikan ilmu terbaru guna mendukung kedokteran yang presisi atau precision medicine. Ia menambahkan, mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Ubaya perlu diberikan perspektif terbaru, yaitu layanan yang lebih personal kepada pasien. Sebab, tubuh manusia setiap individu berbeda dan memerlukan treatment yang berbeda. “Kita selalu memberikan update ilmu terbaru untuk mahasiswa. Tema kuliah pakar dari kemarin dan hari ini terkait dengan apa yang kita makan, kita adalah yang kita makan atau bisa jadi kita adalah yang nenek moyang kita makan,” ujarnya.

Selain itu, ia ingin memberikan wawasan kepada mahasiswa bahwa makanan sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh, termasuk keturunan yang selanjutnya. Sehingga, mahasiswa akan terbiasa untuk melayani sesuai karakteristik pasien yang berbeda-beda. “Saya kira mahasiswa pasti mendengarkan sesuatu yang baru. Mereka jadi tahu update ilmu yang mungkin sebelumnya belum pernah dengar. Pakar yang diundang memang sangat kompeten di bidang Microbiome, Nutrigenomics dan Nutrigenetics,” tambahnya.

Kuliah pakar ditutup dengan sharing dari dr. Rina yang memotivasi mahasiswa kedokteran Ubaya untuk memiliki curiosity atau rasa ingin tahu yang kuat untuk menjadi ilmuwan yang andal. Ia membagikan pengalamannya saat berhasil mengumpulkan dana bagi empat penelitian melalui kumpulan apresiasi atas penampilan orkestra bersama dua rekannya. Ia juga berpesan bagi mahasiswa untuk selalu up to date dan aktif berkontribusi pada kemajuan pengetahuan ilmu saintek, khususnya kedokteran.

Kegiatan tersebut mengundang antusias yang tinggi dari mahasiswa. Natashia, atau yang kerap disapa Tashia, mengaku mendapat pengetahuan yang mungkin tidak didapatkan di perkuliahan biasa. “Seru banget kuliahnya, dapet banyak pengetahuan, terutama hal-hal yang mungkin tidak didapat di perkuliahan sehari-hari. Harapannya semoga ada lagi kuliah pakar seperti ini,” ungkapnya. (sha)

sumber

Focus Group Discussion to Develop Public Health and Community Medicine Curriculum Using a Family Medicine Approach

Pada hari Senin, 9 September 2024, telah dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) yang bertujuan untuk mengembangkan kurikulum baru bagi kesehatan masyarakat dan kedokteran komunitas dengan mengintegrasikan pendekatan kedokteran keluarga. Acara ini menjadi momen penting untuk memikirkan kembali bagaimana mahasiswa kedokteran dilatih untuk menangani masalah kesehatan komunitas dengan pendekatan yang lebih menyeluruh dan berfokus pada keluarga.

FGD ini dibuka oleh wakil dekan satu dr. Risma Ikawaty, Ph.D., kemudian materi dari dr. Aking Sandi Pribadi MHPE., dr. Y. Adhimas Setyo Wicaksono M.Kes dan juga menghadirkan dua pembicara dari Maastricht University, Belanda, yaitu Geraldine Beaujean, MD, MHPE dan Laury de Jonge, MD, Ph.D. dari Faculty of Health, Medicine, and Life Sciences. Keahlian mereka dalam pendidikan kedokteran dan kedokteran keluarga memberikan wawasan berharga dalam diskusi ini, yang memicu dialog aktif di antara para peserta.

Para peserta, yang terdiri dari dosen pendidik dan mahasiswa terlibat secara aktif berbagi pandangan mereka tentang cara meningkatkan hasil kesehatan di tingkat komunitas. Acara ini menandai langkah maju yang signifikan dalam upaya meningkatkan pendidikan kedokteran dan mempersiapkan tenaga kesehatan masa depan untuk menghadapi tantangan kesehatan masyarakat modern.

Mahasiswa FK Ubaya Raih Bronze Medals di Indonesia Inventors Day 2024!

Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang internasional. Bulan Dirga, Moie Meisje, dan Charles Jovan berhasil meraih juara 3 (Bronze Medals) dalam kategori Health, Pharmacy, Medicine, and Therapy pada “Indonesia Inventors Day 2024” yang diadakan di Bali. Keberhasilan ini semakin istimewa karena tim FK Ubaya berkolaborasi dengan mahasiswa Fakultas Farmasi ubaya, yaitu I Wayan Bagus, Ni Komang Ari P., dan I Gusti Ayu Made Lisya.

Indonesia Inventors Day (IID) 2024 diikuti oleh 25 negara dari berbagai belahan dunia dan berlangsung selama empat hari, mulai dari tanggal 28 hingga 31 Agustus 2024 di ASTON Denpasar Convention Center, Bali. Acara ini menjadi platform bergengsi bagi para inovator lokal dan internasional untuk mempresentasikan karya terbaik mereka di hadapan dewan juri internasional yang terdiri dari para ahli di bidangnya. Dalam acara ini, para peserta tidak hanya memamerkan inovasi dan penemuan mereka, tetapi juga mendapatkan peluang untuk berkolaborasi dan menjajaki pengembangan lebih lanjut, serta peluang komersialisasi.

Partisipasi FK Ubaya dalam ajang ini menunjukkan dedikasi dan komitmen para mahasiswa dalam mengembangkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Kolaborasi lintas disiplin antara mahasiswa Kedokteran dan Farmasi menunjukkan betapa pentingnya kerja sama dalam menciptakan solusi yang inovatif di bidang kesehatan dan terapi.

Keberhasilan ini diharapkan dapat memotivasi lebih banyak mahasiswa untuk terus berkarya dan berinovasi, serta menjadikan Indonesia lebih dikenal di dunia internasional melalui kontribusi nyata di bidang sains dan teknologi. Selamat kepada seluruh tim atas prestasi yang luar biasa ini, dan semoga semakin banyak inovasi yang dihasilkan di masa mendatang!

Mahasiswa FK Ubaya Raih Juara Ketiga di NUNI Presidential Forum 2024

Jennifer Soo, Mahasiswa FK Ubaya juga President BEM Universitas Surabaya mendapat penghargaan juara ketiga pada presentasi kelompok di Student Camp, NUNI Presidential Forum 2024 yang diselenggarakan dari tanggal 22 Agustus hingga 27 Agustus 2024 di Universitas Sumatera Utara Medan.

Jennifer mempresentasikan papernya berjudul “Diabetes-Friendly and Eco-Conscious Coffee” – SDG 9: Industry, Innovation, Infrastructure

Student camp ini adalah kegiatan yang rutin diadakan setiap tahun yang terdiri Presidential Forum, Annual Meeting & Student Camp dengan mengangkat tema sentral yang berbeda beda setiap tahunnya dan diikuti oleh 21 universitas terkemuka di Indonesia yang secara kolaboratif berupaya mencapai tujuan strategis.

Selain Jennifer, ada dua mahasiswa Ubaya yang mengikuti student camp, yaitu Clarisa Imanuelita Wijaya dari Fakultas Manajemen dan Valerio Nathan Cahyono Fakultas Teknobiologi.

Kegiatan yang berlangsung secara aktif selama 5 hari ini diisi dengan berbagai acara mulai dari pemberian materi terkait SDG’s 2, 9, dan 11 hingga melakukan company site ke beberapa tempat seperti Closed Farm-Pokphand , BRI Green Building dan Pabrik Artsari.

Dosen FK Ubaya Latih Siswa SMK Surabaya Jadi Fasilitator Pertolongan Pertama

Tim dosen dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) memberikan pelatihan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan oleh orang awam kepada siswa SMK Kesehatan Surabaya, Kamis (13/6/2024).

Kegiatan ini merupakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) lima dosen FK Ubaya, yaitu dr Ardyan SpAn, dr Sawitri Boengas SpM, dr Anita Dahliana MKes, dr Winnie Nirmala Santosa MSi, dan Dwi Martha Nur Aditya MSi.

Ketua Tim PKM Ubaya, dr Ardyan Sp An, mengungkapkan pelatihan yang diberikan pada siswa ini dilakukan selama setahun, dengan tujuan agar siswa bisa menjadi fasilitator dalam pemberian pelatihan ini.

“Jadi beberapa siswa sudah bisa menjadi fasilitator untuk bisa memberikan materi pelatihan yang kami berikan. Jadi kami berikan materi video dan praktik pada siswa kelas XI, kemudian nantinya siswa kelas XI ini membantu memberikan materinya pada siswa kelas X,” ungkapnya.

Dalam pelatihan yang diikuti sekitar 300 siswa kelas X dan XI ini, siswa diajarkan lima materi kegawat daruratan, yaitu bantuan hidup dasar, bantuan untuk orang tersedak, pembidaian saat patah tulang kaki dan tangan, irigasi mata yang mengalami trauma atau luka dan juga transportasi korban yang mengalami kecelakaan.

“Pelatihan ini menjadi proyek awal kami untuk memberikan edukasi di tingkat siswa menengah agar bisa memberikan pertolongan kegawat daruratan yang dilakukan orang awam,” pungkasnya.

Kepala SMK Kesehatan, Yany Citra Beauty SSos MPd, mengungkapkan pihaknya sangat berterima kasih atas pelatihan yang diberikan pada siswanya selama dua tahun ini.

“Kami ada pelajaran tersebut, tetapi tidak kami terapkan secara masif. Karena memang harus ada dokter yang dari dokter langsung dan bersertifikat. Karena pengajar kami lebih fokus pada keperawatan. Makanya biasanya kami adakan pada guru tamu,” lanjutnya.

Sementara itu, Nadiya Agustin Anggraeni, siswa kelas XI Jurusan Keperawatan menjelaskan jika pelatihan ini menjadi bekal yang menunjang sebelum dirinya masuk perguruan tinggi.

Apalagi ketrampilan yang dimiliki setelah pelatihan menjadi bekal sehari-hari jika mengalami cedera.

“Kapan hari di laboratorium sempat kena cairan di mata. Setelah ikut pelatihan ini jadi tahu cara irigasi di mata yang benar bagaimana,” kesannya.

 

Sumber 

Mengapa Kita Bisa Merasakan Manis? Ini Penjelasan Ilmiah yang Belum Banyak Diketahui

Rasa manis pada makanan, secara normal hanya dapat dirasakan jika kita mencicipi karbohidrat dalam bentuk disakarida, monosakarida dan atau kombinasi keduanya.

1. Jenis Karbohidrat

Untuk membantu memahami apa yang dimaksud dengan jenis gula di atas. Ada baiknya mengenal 3 penggolongan karbohidrat. Umumnya terdapat tiga bentuk karbohidrat yang sering kita gunakan.

  • Tepung, roti, dan gandum adalah contoh karbohidrat kompleks,
  • Madu dan laktosa pada susu adalah contoh disakarida.
  • Adapun gula darah (glukosa) adalah contoh monosakarida yang dapat kita temui pada cairan infus.

Inilah alasan, mengapa saat Anda mengambil sejuput tepung baik tepung beras, singkong dan jagung dan langsung mencicipinya maka akan terasa akan hambar. Berbeda halnya jika Anda mencoba gula pasir (gula meja) akan langsung terasa manis karena ia telah berbentuk disakarida.

2. Penjelasan Ilmiah Timbulnya Rasa Manis

Molekul disakarida dan monosakrida ini begitu tiba dipermukaan lidah akan berikatan dengan T1R2 dan T1R3 sub unit bagian dari indra perasa. Ikatan ini akan membangkitkan dan menghasilkan signal tranduksi intrasel.

Reseptor perasa manis pada sel epitel lidah. Sumber [1]

Proses pengikatan molekul dan reseptor ini adalah proses yang mutlak harus terjadi untuk menghasilkan persepsi rasa manis. Setelah reseptor diaktifkan, ini memicu rangkaian reaksi kimia di dalam sel. Proses ini dikenal sebagai transduksi sinyal seperti penjelasan di atas. Dalam kasus rasa manis, aktivasi reseptor menyebabkan peningkatan produksi molekul bernama cAMP (cyclic adenosine monophosphate) dan ion kalsium, sebagai “second messenger.”

Peningkatan Second Messenger cAMP. Sumber [2]

3. Pembebasan Neurotransmiter

Peningkatan kadar cAMP memicu serangkaian reaksi yang akhirnya menyebabkan sel-sel saraf melepaskan neurotransmiter. Neurotransmiter ini kemudian bergerak menuju saraf yang berhubungan dengan rasa, mengirim sinyal ke otak bahwa Anda telah mengonsumsi sesuatu yang manis.

4. Persepsi Rasa di Otak

Sinyal ini diangkut melalui saraf ke otak, di mana mereka diinterpretasikan sebagai rasa manis. Proses ini sangat cepat, sehingga kita bisa segera mengenali rasa manis setelah molekul tersebut kontak dengan lidah kita.

Oleh: Baharuddin | Author | Researcher

Sumber