Kuliah Pakar “Precision Medicine”

Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya menggelar kuliah pakar dengan mengundang narasumber berkompeten, Drh. Safarina G. Malik M.S., Ph.D., selaku President of Asia Pacific Nutrigenomics Nutrigenetics Organisation (APNNO). Kegiatan tersebut berlangsung selama dua hari berturut-turut dengan topik yang berbeda, yaitu “From Genes to Nutrition: Nutrigenomics and Nutrigenetics for Better Health” pada Rabu siang (09/10), dan “Gut Feeling: An Introduction To The Human Microbiome and Its Health Impacts” pada Kamis pagi (10/10).

dr. Risma Ikawaty, Ph.D., Wakil Dekan I FK Ubaya mengatakan, kuliah pakar tersebut bertujuan untuk memberikan ilmu terbaru guna mendukung kedokteran yang presisi atau precision medicine. Ia menambahkan, mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Ubaya perlu diberikan perspektif terbaru, yaitu layanan yang lebih personal kepada pasien. Sebab, tubuh manusia setiap individu berbeda dan memerlukan treatment yang berbeda. “Kita selalu memberikan update ilmu terbaru untuk mahasiswa. Tema kuliah pakar dari kemarin dan hari ini terkait dengan apa yang kita makan, kita adalah yang kita makan atau bisa jadi kita adalah yang nenek moyang kita makan,” ujarnya.

Selain itu, ia ingin memberikan wawasan kepada mahasiswa bahwa makanan sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh, termasuk keturunan yang selanjutnya. Sehingga, mahasiswa akan terbiasa untuk melayani sesuai karakteristik pasien yang berbeda-beda. “Saya kira mahasiswa pasti mendengarkan sesuatu yang baru. Mereka jadi tahu update ilmu yang mungkin sebelumnya belum pernah dengar. Pakar yang diundang memang sangat kompeten di bidang Microbiome, Nutrigenomics dan Nutrigenetics,” tambahnya.

Kuliah pakar ditutup dengan sharing dari dr. Rina yang memotivasi mahasiswa kedokteran Ubaya untuk memiliki curiosity atau rasa ingin tahu yang kuat untuk menjadi ilmuwan yang andal. Ia membagikan pengalamannya saat berhasil mengumpulkan dana bagi empat penelitian melalui kumpulan apresiasi atas penampilan orkestra bersama dua rekannya. Ia juga berpesan bagi mahasiswa untuk selalu up to date dan aktif berkontribusi pada kemajuan pengetahuan ilmu saintek, khususnya kedokteran.

Kegiatan tersebut mengundang antusias yang tinggi dari mahasiswa. Natashia, atau yang kerap disapa Tashia, mengaku mendapat pengetahuan yang mungkin tidak didapatkan di perkuliahan biasa. “Seru banget kuliahnya, dapet banyak pengetahuan, terutama hal-hal yang mungkin tidak didapat di perkuliahan sehari-hari. Harapannya semoga ada lagi kuliah pakar seperti ini,” ungkapnya. (sha)

sumber

Focus Group Discussion to Develop Public Health and Community Medicine Curriculum Using a Family Medicine Approach

Pada hari Senin, 9 September 2024, telah dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) yang bertujuan untuk mengembangkan kurikulum baru bagi kesehatan masyarakat dan kedokteran komunitas dengan mengintegrasikan pendekatan kedokteran keluarga. Acara ini menjadi momen penting untuk memikirkan kembali bagaimana mahasiswa kedokteran dilatih untuk menangani masalah kesehatan komunitas dengan pendekatan yang lebih menyeluruh dan berfokus pada keluarga.

FGD ini dibuka oleh wakil dekan satu dr. Risma Ikawaty, Ph.D., kemudian materi dari dr. Aking Sandi Pribadi MHPE., dr. Y. Adhimas Setyo Wicaksono M.Kes dan juga menghadirkan dua pembicara dari Maastricht University, Belanda, yaitu Geraldine Beaujean, MD, MHPE dan Laury de Jonge, MD, Ph.D. dari Faculty of Health, Medicine, and Life Sciences. Keahlian mereka dalam pendidikan kedokteran dan kedokteran keluarga memberikan wawasan berharga dalam diskusi ini, yang memicu dialog aktif di antara para peserta.

Para peserta, yang terdiri dari dosen pendidik dan mahasiswa terlibat secara aktif berbagi pandangan mereka tentang cara meningkatkan hasil kesehatan di tingkat komunitas. Acara ini menandai langkah maju yang signifikan dalam upaya meningkatkan pendidikan kedokteran dan mempersiapkan tenaga kesehatan masa depan untuk menghadapi tantangan kesehatan masyarakat modern.

Mahasiswa FK Ubaya Raih Bronze Medals di Indonesia Inventors Day 2024!

Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) kembali menorehkan prestasi gemilang di ajang internasional. Bulan Dirga, Moie Meisje, dan Charles Jovan berhasil meraih juara 3 (Bronze Medals) dalam kategori Health, Pharmacy, Medicine, and Therapy pada “Indonesia Inventors Day 2024” yang diadakan di Bali. Keberhasilan ini semakin istimewa karena tim FK Ubaya berkolaborasi dengan mahasiswa Fakultas Farmasi ubaya, yaitu I Wayan Bagus, Ni Komang Ari P., dan I Gusti Ayu Made Lisya.

Indonesia Inventors Day (IID) 2024 diikuti oleh 25 negara dari berbagai belahan dunia dan berlangsung selama empat hari, mulai dari tanggal 28 hingga 31 Agustus 2024 di ASTON Denpasar Convention Center, Bali. Acara ini menjadi platform bergengsi bagi para inovator lokal dan internasional untuk mempresentasikan karya terbaik mereka di hadapan dewan juri internasional yang terdiri dari para ahli di bidangnya. Dalam acara ini, para peserta tidak hanya memamerkan inovasi dan penemuan mereka, tetapi juga mendapatkan peluang untuk berkolaborasi dan menjajaki pengembangan lebih lanjut, serta peluang komersialisasi.

Partisipasi FK Ubaya dalam ajang ini menunjukkan dedikasi dan komitmen para mahasiswa dalam mengembangkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Kolaborasi lintas disiplin antara mahasiswa Kedokteran dan Farmasi menunjukkan betapa pentingnya kerja sama dalam menciptakan solusi yang inovatif di bidang kesehatan dan terapi.

Keberhasilan ini diharapkan dapat memotivasi lebih banyak mahasiswa untuk terus berkarya dan berinovasi, serta menjadikan Indonesia lebih dikenal di dunia internasional melalui kontribusi nyata di bidang sains dan teknologi. Selamat kepada seluruh tim atas prestasi yang luar biasa ini, dan semoga semakin banyak inovasi yang dihasilkan di masa mendatang!

Mahasiswa FK Ubaya Raih Juara Ketiga di NUNI Presidential Forum 2024

Jennifer Soo, Mahasiswa FK Ubaya juga President BEM Universitas Surabaya mendapat penghargaan juara ketiga pada presentasi kelompok di Student Camp, NUNI Presidential Forum 2024 yang diselenggarakan dari tanggal 22 Agustus hingga 27 Agustus 2024 di Universitas Sumatera Utara Medan.

Jennifer mempresentasikan papernya berjudul “Diabetes-Friendly and Eco-Conscious Coffee” – SDG 9: Industry, Innovation, Infrastructure

Student camp ini adalah kegiatan yang rutin diadakan setiap tahun yang terdiri Presidential Forum, Annual Meeting & Student Camp dengan mengangkat tema sentral yang berbeda beda setiap tahunnya dan diikuti oleh 21 universitas terkemuka di Indonesia yang secara kolaboratif berupaya mencapai tujuan strategis.

Selain Jennifer, ada dua mahasiswa Ubaya yang mengikuti student camp, yaitu Clarisa Imanuelita Wijaya dari Fakultas Manajemen dan Valerio Nathan Cahyono Fakultas Teknobiologi.

Kegiatan yang berlangsung secara aktif selama 5 hari ini diisi dengan berbagai acara mulai dari pemberian materi terkait SDG’s 2, 9, dan 11 hingga melakukan company site ke beberapa tempat seperti Closed Farm-Pokphand , BRI Green Building dan Pabrik Artsari.

Dosen FK Ubaya Latih Siswa SMK Surabaya Jadi Fasilitator Pertolongan Pertama

Tim dosen dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) memberikan pelatihan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan oleh orang awam kepada siswa SMK Kesehatan Surabaya, Kamis (13/6/2024).

Kegiatan ini merupakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) lima dosen FK Ubaya, yaitu dr Ardyan SpAn, dr Sawitri Boengas SpM, dr Anita Dahliana MKes, dr Winnie Nirmala Santosa MSi, dan Dwi Martha Nur Aditya MSi.

Ketua Tim PKM Ubaya, dr Ardyan Sp An, mengungkapkan pelatihan yang diberikan pada siswa ini dilakukan selama setahun, dengan tujuan agar siswa bisa menjadi fasilitator dalam pemberian pelatihan ini.

“Jadi beberapa siswa sudah bisa menjadi fasilitator untuk bisa memberikan materi pelatihan yang kami berikan. Jadi kami berikan materi video dan praktik pada siswa kelas XI, kemudian nantinya siswa kelas XI ini membantu memberikan materinya pada siswa kelas X,” ungkapnya.

Dalam pelatihan yang diikuti sekitar 300 siswa kelas X dan XI ini, siswa diajarkan lima materi kegawat daruratan, yaitu bantuan hidup dasar, bantuan untuk orang tersedak, pembidaian saat patah tulang kaki dan tangan, irigasi mata yang mengalami trauma atau luka dan juga transportasi korban yang mengalami kecelakaan.

“Pelatihan ini menjadi proyek awal kami untuk memberikan edukasi di tingkat siswa menengah agar bisa memberikan pertolongan kegawat daruratan yang dilakukan orang awam,” pungkasnya.

Kepala SMK Kesehatan, Yany Citra Beauty SSos MPd, mengungkapkan pihaknya sangat berterima kasih atas pelatihan yang diberikan pada siswanya selama dua tahun ini.

“Kami ada pelajaran tersebut, tetapi tidak kami terapkan secara masif. Karena memang harus ada dokter yang dari dokter langsung dan bersertifikat. Karena pengajar kami lebih fokus pada keperawatan. Makanya biasanya kami adakan pada guru tamu,” lanjutnya.

Sementara itu, Nadiya Agustin Anggraeni, siswa kelas XI Jurusan Keperawatan menjelaskan jika pelatihan ini menjadi bekal yang menunjang sebelum dirinya masuk perguruan tinggi.

Apalagi ketrampilan yang dimiliki setelah pelatihan menjadi bekal sehari-hari jika mengalami cedera.

“Kapan hari di laboratorium sempat kena cairan di mata. Setelah ikut pelatihan ini jadi tahu cara irigasi di mata yang benar bagaimana,” kesannya.

 

Sumber 

Mengapa Kita Bisa Merasakan Manis? Ini Penjelasan Ilmiah yang Belum Banyak Diketahui

Rasa manis pada makanan, secara normal hanya dapat dirasakan jika kita mencicipi karbohidrat dalam bentuk disakarida, monosakarida dan atau kombinasi keduanya.

1. Jenis Karbohidrat

Untuk membantu memahami apa yang dimaksud dengan jenis gula di atas. Ada baiknya mengenal 3 penggolongan karbohidrat. Umumnya terdapat tiga bentuk karbohidrat yang sering kita gunakan.

  • Tepung, roti, dan gandum adalah contoh karbohidrat kompleks,
  • Madu dan laktosa pada susu adalah contoh disakarida.
  • Adapun gula darah (glukosa) adalah contoh monosakarida yang dapat kita temui pada cairan infus.

Inilah alasan, mengapa saat Anda mengambil sejuput tepung baik tepung beras, singkong dan jagung dan langsung mencicipinya maka akan terasa akan hambar. Berbeda halnya jika Anda mencoba gula pasir (gula meja) akan langsung terasa manis karena ia telah berbentuk disakarida.

2. Penjelasan Ilmiah Timbulnya Rasa Manis

Molekul disakarida dan monosakrida ini begitu tiba dipermukaan lidah akan berikatan dengan T1R2 dan T1R3 sub unit bagian dari indra perasa. Ikatan ini akan membangkitkan dan menghasilkan signal tranduksi intrasel.

Reseptor perasa manis pada sel epitel lidah. Sumber [1]

Proses pengikatan molekul dan reseptor ini adalah proses yang mutlak harus terjadi untuk menghasilkan persepsi rasa manis. Setelah reseptor diaktifkan, ini memicu rangkaian reaksi kimia di dalam sel. Proses ini dikenal sebagai transduksi sinyal seperti penjelasan di atas. Dalam kasus rasa manis, aktivasi reseptor menyebabkan peningkatan produksi molekul bernama cAMP (cyclic adenosine monophosphate) dan ion kalsium, sebagai “second messenger.”

Peningkatan Second Messenger cAMP. Sumber [2]

3. Pembebasan Neurotransmiter

Peningkatan kadar cAMP memicu serangkaian reaksi yang akhirnya menyebabkan sel-sel saraf melepaskan neurotransmiter. Neurotransmiter ini kemudian bergerak menuju saraf yang berhubungan dengan rasa, mengirim sinyal ke otak bahwa Anda telah mengonsumsi sesuatu yang manis.

4. Persepsi Rasa di Otak

Sinyal ini diangkut melalui saraf ke otak, di mana mereka diinterpretasikan sebagai rasa manis. Proses ini sangat cepat, sehingga kita bisa segera mengenali rasa manis setelah molekul tersebut kontak dengan lidah kita.

Oleh: Baharuddin | Author | Researcher

Sumber

FK Ubaya Gelar Pelatihan BLS untuk Warga Kampus

Pada Kamis, 25 April 2024, Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) menggelar pelatihan Basic Life Support (BLS) di Gedung Perpustakaan lantai 5 Kampus Ubaya Tenggilis. Acara ini dihadiri oleh karyawan unit, dosen dari berbagai fakultas, dan mahasiswa sebagai bagian dari rangkaian perayaan Dies Natalis FK Ubaya ke-8.

Ketua panitia, dr. Katharina Merry Apriliani Angkawidjaja, Sp.KJ., M.H., menyatakan bahwa pelatihan BLS merupakan salah satu bentuk kontribusi FK Ubaya dalam dunia pendidikan. “Kami ingin memberikan edukasi yang bermanfaat untuk seluruh warga kampus Ubaya. Ini juga merupakan upaya kami untuk mewujudkan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja),” jelasnya.

Materi pelatihan disampaikan oleh dua narasumber utama, yaitu dr. Jordan Bakhriansyah, Sp.JP., Ketua PERKI Cabang Surabaya, dan dr. Rizka Amalia, Sp.JP., Dokter Poli Jantung RS Ubaya. Peserta diberikan pemahaman mendalam mengenai komponen-komponen BLS, termasuk penilaian keadaan pasien, teknik kompresi dada yang efektif, penilaian pergerakan dada dan pemberian nafas bantuan, serta penggunaan Automoted External Defibrillator (AED) jika diperlukan.

Usai pemaparan materi, peserta langsung terlibat dalam sesi praktik yang meliputi Chest Compression (kompresi dada), Airway (jalan napas), dan Breathing (pernapasan). Salah satu peserta, Almela Frivada Jatmiko, S.Psi., mengungkapkan bahwa pelatihan ini memberikannya pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana menyelamatkan nyawa seseorang dalam situasi darurat. “Ilmu yang saya peroleh juga dapat saya bagikan kepada orang-orang di sekitar saya, sehingga kami semua siap dan tahu langkah yang harus diambil saat menghadapi keadaan genting,” katanya.

Setiap peserta pelatihan akan diberikan sertifikat sebagai bukti telah mengikuti pelatihan tersebut. “Harapan kami, melalui kegiatan ini, seluruh warga kampus Ubaya dapat menjadi orang pertama yang memberikan bantuan saat seseorang mengalami henti jantung mendadak di tempat umum,” tambah dr. Merry.

sumber gambar : ubaya.ac.id

Perkembangan 3D Printing di Dunia Kesehatan

Dalam beberapa tahun terakhir, 3D printing telah muncul sebagai teknologi terobosan dengan beragam aplikasi di berbagai industri. Tidak ada tempat yang menunjukkan potensinya lebih dari di bidang kesehatan, di mana teknologi ini sedang merevolusi praktik bedah, prostetik, dan bahkan transplantasi organ. artikel ini menjelajahi dampak luas 3D printing di bidang kesehatan dan masa depannya yang menjanjikan.

Berawal dari metode awal seperti stereolithography, 3D printing telah berkembang menjadi teknologi yang canggih yang mampu memproduksi objek tiga dimensi yang rumit lapis demi lapis. Dari awalnya pada tahun 1970-an hingga teknik modern seperti fused deposition modeling (FDM), fleksibilitas 3D printing telah berkembang secara eksponensial. Dengan lebih dari 18 metode yang tersedia saat ini, masing-masing dengan banyak modifikasi, 3D printing menawarkan manufaktur kustom dalam berbagai bahan, menjadikannya ideal untuk aplikasi medis.

Inovasi dalam Alat dan Peralatan Bedah

Salah satu dampak paling signifikan dari 3D printing dalam bidang kesehatan adalah perannya dalam merevolusi prosedur bedah. Para ahli bedah kini dapat merancang dan memproduksi alat bedah, model latihan, dan implan kustom dengan presisi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan menggabungkan umpan balik langsung dari para profesional medis, perubahan iteratif dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas intervensi bedah. Model latihan khusus pasien memungkinkan para ahli bedah untuk lebih mempersiapkan diri untuk prosedur yang kompleks dengan mereplikasi anatomi unik dari setiap pasien, mengurangi risiko kejutan selama operasi.

Prostetik dan Implan yang Dipersonalisasi

Prostetik tradisional sering mengalami masalah seperti ketidaknyamanan dan ditinggalkan karena tidak pas atau estetika yang buruk. Namun, 3D printing telah mengubah lanskap desain prostetik dengan memungkinkan kustomisasi menggunakan bahan-bahan biokompatibel. Perusahaan seperti Openbionics berada di garis depan inovasi ini, menawarkan prostetik kustom yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik, seperti desain untuk anak-anak atau musisi. Dengan 3D printing, prostetik tidak hanya lebih nyaman tetapi juga lebih fungsional dan estetis, menyebabkan hasil yang lebih baik bagi pasien dan peningkatan penerimaan.

Terobosan dalam Organ yang Dicetak 3D

Mungkin aplikasi paling revolusioner dari 3D printing dalam bidang kesehatan adalah dalam ranah transplantasi organ. Para peneliti sedang menjelajahi kemungkinan membuat bingkai dan jaringan yang dapat diimplan menggunakan bahan-bahan biomaterial yang mengandung sel-sel hidup. Organ yang dicetak 3D, yang dibudidayakan dari sel-sel pasien, menawarkan biokompatibilitas dan kustomisasi yang lebih besar dibandingkan dengan organ donor tradisional. Metode seperti penanaman sel memungkinkan pembuatan organ kustom yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pasien, menjanjikan jalur baru untuk transplantasi organ dan pengobatan regeneratif.

Kekuatan transformasional 3D printing dalam bidang kesehatan tidak bisa dianggap remeh. Dari merevolusi praktik bedah hingga memungkinkan prostetik yang dipersonalisasi dan transplantasi organ, teknologi ini sedang mengubah cara kita mendekati penyediaan layanan kesehatan. Seiring dengan penelitian dan pengembangan dalam 3D printing terus berkembang, kemungkinan inovasi dalam bidang kedokteran tidak terbatas. Dengan kemampuannya untuk menciptakan solusi kustom yang disesuaikan dengan pasien individu, 3D printing siap memperkenalkan era baru dalam pelayanan kesehatan yang personal.

sumber

Image Credit: 

 

Gizi Untuk Cegah Stunting

Seiring dengan peringatan Hari Gizi Nasional 2024, Mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) telah meluncurkan inisiatif kreatif untuk mengampanyekan pencegahan stunting melalui makanan bergizi, khususnya untuk anak usia dini. Melalui seni kulinernya, yang mereka sebut “food art,” para mahasiswa berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi dalam pertumbuhan anak.

Stunting, masalah kurang gizi kronis, telah menjadi tantangan serius di Indonesia. Sebuah laporan dari Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran (BEM FK Ubaya), Moh. Sultan Takdir Alisyabana, mencatat bahwa pada tahun 2023, sekitar 21,6 persen anak Indonesia mengalami stunting. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai peringkat terbanyak ke-5 di Asia dan ke-27 di dunia.

“Sebagai mahasiswa yang belajar ilmu kedokteran, kami memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi memberikan edukasi tentang pencegahan stunting. Dimulai dengan sosialisasi makanan bergizi untuk anak usia di bawah lima tahun melalui food art. Bahan makanannya pun mudah didapatkan,” jelas Sultan, Rabu (24/1/2024) di Taman Penitipan Anak (TPA) Rumah Ceria Fakultas Psikologi Ubaya, Kampus Ubaya Tenggilis.

Konsep food art dipilih agar menarik perhatian dan meningkatkan nafsu makan anak. Food art terdiri dari ragam makanan dengan gizi seimbang untuk mencegah stunting, seperti karbohidrat, lauk pauk, sayuran, serta buah-buahan.

Komposisinya adalah 35 persen karbohidrat, 35 persen sayuran, 15 persen protein hewani atau nabati, serta 15 persen buah-buahan. Karbohidrat yang dipilih adalah nasi dan roti yang biasa dikonsumsi. Untuk lauk pauk terdiri dari protein hewani seperti daging sapi dan telur. Semua bahan makanan itu dihias dengan sayur-sayuran dan buah-buahan yang biasa dikonsumsi anak-anak. Selain itu, pada makanan tersebut juga ditambahkan susu untuk melengkapi nutrisi. Food art dibagikan kepada 35 anak-anak Sanggar Kreativitas dan Tempat Penitipan Anak Rumah Ceria dibawah naungan Pusat Konsultasi Layanan Psikologi Fakultas Psikologi Ubaya.

Pada kegiatan ini juga ada pemberian edukasi pencegahan stunting kepada orang tua oleh dosen FK Ubaya sekaligus dokter spesialis anak, dr. Agus Cahyono, Sp.A. “Dengan kegiatan ini, harapannya kami bisa memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pencegahan stunting.

source

Peran Penting Vaksinasi Polio

Poliomielitis, atau lebih dikenal sebagai polio, merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan kelumpuhan mendadak dan berpotensi fatal. Untungnya, vaksinasi polio telah menjadi pilar utama dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran virus ini.

Virus ini menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan serta kecacatan seumur hidup. Terutamanya anak-anak usia 0 sampai 7 tahun termasuk dalam kelompok rentan, dan kelemahan pada otot pernafasan dapat berujung pada kematian. Oleh karena itu, upaya pencegahan sangat penting. Vaksinasi polio telah terbukti sebagai metode yang sangat efektif untuk melawan penyebaran penyakit ini. Melalui tetes vaksin, anak-anak dapat memperoleh kekebalan terhadap virus polio, mencegah kemungkinan serangan penyakit yang merugikan.

Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) mendapat kesempatan turut serta dalam mendukung program pemerintah untuk memberikan vaksinasi polio kepada anak-anak usia 0 sampai 7 tahun. Melalui partisipasinya, yang dilakukan mulai dari tanggal 15-20 Januari 2024 kegiatan ini dilaksanakan di beberapa titik puskesmas di surabaya dan juga sekolah, tempat umum seperti taman terbuka juga pusat perbelanjaan.

Partisipasi FK Ubaya dalam memberikan vaksinasi polio tidak hanya memberikan perlindungan kepada individu yang divaksinasi, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian herd immunity. Kekebalan kelompok ini membantu melindungi masyarakat secara keseluruhan, termasuk mereka yang mungkin tidak dapat menerima vaksinasi. Dosen sekaligus koordinator dari FK Ubaya, dr Agus Cahyono mengatakan, FK Ubaya menurunkan tujuh dosen dan lebih dari 20 mahasiswa untuk kegiatan ini

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional berdasarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: IM.02.03/Menkes/1051/2023 Tentang Pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) dalam Rangka Penanggulangan KLB Polio cVDPV2. Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 2 (dua) putaran dan menyasar 329.616 anak.

kita patut mengucapkan terima kasih kepada Dinas Kesehatan, pemerintah kota surabaya, dosen pengajar di FK Ubaya yang turut hadir di lokasi dan semua pihak yang terlibat dalam upaya vaksinasi polio. Kontribusi ini tidak hanya melibatkan aspek kesehatan, tetapi juga membentuk dasar untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus.