Pendidikan Tahap Profesi FK Ubaya Terapkan Hybrid Learning

Pendidikan tahap profesi Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) mulai menerapkan metode hybrid learning atau metode pembelajaran gabungan antara kegiatan belajar mengajar mahasiswa serta dosen secara luring dan daring di masa pandemi COVID-19.

Dekan Fakultas Kedokteran Ubaya, dr Irwin mengatakan metode hybrid learning diterapkan untuk mengoptimalkan pembelajaran dokter muda dalam kegiatan pelayanan kesehatan dan aktivitas pelayanan klinis di rumah sakit maupun masyarakat di masa pandemi “Merebaknya wabah COVID-19 membuat aktivitas pendidikan tahap profesi perlu dilakukan penyesuaian agar kompetensi kurikulum pendidikan kedokteran tetap bisa diperoleh mahasiswa,” Menurutnya, di tahap pendidikan profesi ini, mahasiswa harus terlibat langsung dalam kegiatan pelayanan kesehatan dan aktivitas pelayanan klinis di rumah sakit maupun komunitas. Hal ini bertujuan agar dokter muda lebih memahami terkait standar operasional prosedur (SOP) dan kegiatan yang lazim dilakukan di rumah sakit.

Beliau mengatakan untuk itu FK Ubaya menerapkan beberapa hal sebelum mahasiswa masuk pada pendidikan tahap profesi. “Langkah pertama, kami memberikan alat pelindung diri (APD) sekaligus wawasan kepada mahasiswa mengenai alat atau benda yang termasuk dalam personal needs atau kebutuhan masing-masing individu sebagai dokter”

“Kami tahu pendidikan kedokteran pada tahap profesi harus membawa mahasiswa ke lingkungan pelayanan kesehatan rumah sakit atau puskesmas. Tapi saat ini kondisinya berbeda. Oleh karena itu, kami telah mendesain sedemikian rupa agar kompetensi kurikulum tetap diperoleh,” ujarnya. Proses pembelajaran pendidikan tahap profesi sudah berjalan sejak tanggal 4 Januari 2021. Sebelum memulai tugas sebagai dokter muda, FK Ubaya mewajibkan mahasiswa mengikuti tes PCR terlebih dahulu. “Biaya tes PCR maupun tempat karantina telah disediakan serta ditanggung oleh kampus dan RSUD Ibnu Sina, Gresik sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama,”

Adanya kerja sama yang baik ini membuat mahasiswa menjadi tidak terbebani masalah tarif biaya dan dapat melaksanakan aktivitas pelayanan kesehatan secara optimal. “Waktu pembelajaran dokter muda ketika bertugas selama di rumah sakit dan masyarakat juga disesuaikan dan dibatasi. Selain menyesuaikan waktu pembelajaran, kami juga mengubah proses pembelajaran dengan menggunakan metode hybrid learning,” ujarnya. Metode pembelajaran ini menggabungkan antara kegiatan luring dan daring dalam pendidikan kedokteran.

Pembelajaran luring dilakukan di rumah sakit. Setelah mereka menyelesaikan tugasnya bertemu dengan pasien yang bukan pasien COVID-19, mereka akan menemui dosen pembimbing yang bertugas sebagai dokter di rumah sakit tersebut untuk melakukan bimbingan atau laporan. “Kegiatan ini dilakukan setiap hari Senin sampai Kamis. Sedangkan pembelajaran secara daring dapat dilakukan dari rumah masing-masing setiap Jumat dan Sabtu,” ucap dr Irwin. Mengetahui situasi sulit seperti ini, dr Irwin melihat dari sudut pandang yang berbeda untuk generasi dokter muda masa kini.

dr Irwin mengungkapkan jika dokter muda bisa melihat pandemi COVID-19 sebagai kesempatan emas untuk belajar banyak hal mengenai pentingnya penanganan suatu masalah kesehatan yang dapat berimbas ke berbagai sektor bidang. Dokter muda bisa belajar multidisiplin ilmu dari penanganan kasus COVID-19. “Betul jika saat ini kita punya banyak keterbatasan. Tetapi keterbatasan itu bukan menjadi alasan untuk tidak melakukan apa-apa. Meskipun dididik di masa COVID-19, tentu tidak akan kalah dengan dokter yang dihasilkan diluar masa pandemi,” tuturnya

sumber

Posted in Mahasiswa, News and tagged , , , , .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *