Dies Natalis Ke-7 FK Ubaya adakan Medical Check-up

Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) menyelenggarakan kegiatan Donor Darah dan Medical Check Up dalam rangka Dies Natalis Ubaya yang ke-55 dan Dies Natalis Fakultas Kedokteran Ubaya yang ke-7. Diselenggarakan pada Jumat, 10 Maret 2023, kegiatan ini mengangkat tema “Wonderland Indonesia”. Kegiatan Donor Darah dan Medical Check Up ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan. Setidaknya ratusan peserta dari civitas akademika Ubaya dan kalangan umum berpartisipasi dalam kegiatan yang digelar secara offline di Ruang Serbaguna Fakultas Psikologi (SGFP) Ubaya.

Herry Wibowo, M.Kes., Sp.B., selaku Dosen Fakultas Kedokteran Ubaya sekaligus Ketua Panitia kegiatan Donor Darah dan Medical Check Up mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada civitas akademika Ubaya secara cepat. “Medical check up berupa gula darah acak, kolesterol, dan asam urat yang mana pemeriksaan dan hasilnya bisa didapatkan secara cepat,” ujar dr. Herry. Tidak hanya medical check up, Fakultas Kedokteran Ubaya juga menyelenggarakan kegiatan donor darah. “Pada penyelenggaraan donor darah tahun ini, kami bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI),” jelas dr. Herry. Menurutnya, donor darah kembali diselenggarakan pada tahun ini karena memiliki peminat yang besar pada tahun sebelumnya. “Peserta donor darah ini terbuka untuk kalangan umum, tetapi untuk medical check up kami buka untuk civitas akademika Ubaya saja karena keterbatasan kuota,” lanjut Herry.

Vera Novalita selaku Mahasiswi Fakultas Kedokteran Ubaya angkatan 2020 sekaligus Ketua Pelaksana Kegiatan Donor Darah dan Medical Check Up menyampaikan bahwa medical check up diselenggarakan untuk civitas akademika Ubaya, terutama karyawan dan dosen. “Para karyawan dan dosen itu umumnya sudah lebih berumur sehingga sering kali melupakan masalah kesehatan,” jelas Vera. Ia juga menambahkan bahwa peserta dapat melakukan konsultasi pada dokter terkait hasil yang diperoleh. “Hal ini dilakukan agar penanganan penyakit dapat diselesaikan sedini mungkin,” ujar Vera.

Herry memberikan harapannya untuk kegiatan ini. “Saya harap kita bisa mengetahui lebih dini terkait permasalahan kesehatan karena kebanyakan dari kita takut untuk mengetahui penyakit yang diderita,” ujar dr. Herry. Menurutnya, kesadaran untuk memeriksakan kesehatan masih rendah sehingga tenaga kesehatan Fakultas Kedokteran Ubaya memberikan pengetahuan terkait kondisi kesehatan. “Seperti kendaraan yang biasanya perlu mengganti oli setiap 5.000 km, begitu pula dengan memeriksakan kesehatan,” lanjut dr. Herry. Selain itu, Vera juga mengutarakan harapannya untuk para peserta. Ia berharap para peserta dapat memprioritaskan kesehatannya dibandingkan apa pun karena kesehatan adalah nomor satu. “Sehat itu penting, mengingat biaya pengobatan yang tidak murah sehingga ke depannya dapat menjalankan hidup yang lebih baik,” tutup Vera.

Reportase Warta Ubaya (@wartaubaya)

sumber

Mahasiswa FK Ubaya Jalani Vaksinasi Covid 19

Mahasiswa fk ubaya menjalani vaksinasi covid 19 yang dilakukan pada hari kamis 10 juni 2021 di jl mayjen yono suwoyo surabaya (spazio) upaya ini dilakukan mengingat fk ubaya sudah mulai menerapkan hybrid learning, pembelajaran luring dilakukan untuk kegiatan pembelajaran seperti praktikum, penelitian maupun ujian yang mengharuskan tatap muka secara langsung dengan prokes yang sangat ketat

Proses pembelajaran luring bagi mahasiswa fakultas kedokteran universitas surabaya sangat diperlukan agar mahasiswa bisa terlibat dan belajar secara langsung di kegiatan praktikum, penelitian dan juga ujian yang memang tidak bisa dilakukan secara daring sehingga pemahaman mereka tidak hanya pada teori-teori yang telah diajarkan pada kuliah daring dan dapat menerima penjelasan dan arahan dosen pengajar secara langsung

Dikoordinasi langsung oleh dosen fk ubaya, beberapa teman sejawat dan tendik fakultas kedokteran, upaya vaksinasi ini juga menjawab pertanyaan dari para orang tua/wali mahasiswa yang memang sebelumnya mempertanyakan pada pertemuan internal fakultas untuk proses vaksinasi terhadap mahasiswa fk ubaya

Dengan adanya vaksinasi yang lebih cepat diharapkan dapat mencegah penyebaran covid-19 dan juga memberikan keamanan terhadap mahasiswa fakultas kedokteran ubaya untuk menjalani proses belajar secara luring. Sehingga tidak didapatkan mutasi baru di lingkungan kampus dan proses belajar mahasiswa dapat diterima dengan sangat baik.

Mahasiswa FK Ubaya Beri Edukasi Covid 19 Melalui Dongeng

Pandemi yang belum selesai tidak menghalangi mahasiswa fk ubaya untuk terus semangat melaksanakan pendidikan secara daring, salah satunya adalah kegiatan KKN atau pengabdian kepada masyarakat yang identik dengan kegiatan di lapangan atau di luar kampus dan berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar.

Seperti tahun sebelumnya KKN FK Ubaya masih belum bisa dilaksanakan secara luring mengingat kondisi yang belum memungkinkan karena kenaikan penyebaran virus di indonesia khususnya di wilayah jawa timur

Kegiatan KKN ini dilakasanakan di sekolah dasar tepatnya di daerah Mojokerto jawa timur dengan diberikanya tugas bagi masing-masing kelompok dengan tujuan untuk memberikan edukasi terhadap siswa di masa pandemi covid 19 seperti bagaimana cara mencuci tangan dan memakai masker dengan benar.

Salah satu kelompok KKN FK Ubaya yang di bimbing oleh dosen FK ubaya dr. Anita Dahliana M.Kes., AAAK membuat sebuah dongeng sebagai project KKN mereka dengan judul “US VS Covid 19”. Dongeng yang dikerjakan oleh Kelompok 2 KKN mahasiswa FK Ubaya mereka diantaranya, Annisa, Chentya, Deryani, Farizky, Jane, Lady, Lisa, Melani, Made, Syavica dan Winda.

Bercerita tentang 2 bersaudara menghadapai keadaan di masa pandemi dan bagaimana mereka berdua menghadapi virus covid 19 dilengkapi dengan ilustrasi kartun, sehingga dongeng ini dapat dimanfaatkan oleh pihak terkait untuk memberi edukasi pada siswa-siswi bagaimana cara menghadapi virus corona dan tetap patuh pada protokol kesehatan.

Webinar Healthy Mental Health for Healthy Life

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) bekerja sama dengan Rotary Opens Opportunities menggelar webinar berjudul ‘Healthy Mental Health for Healthy Life’. Webinar ini diadakan pada Sabtu, 20 Maret 2021 pukul 08.00 WIB melalui Zoom. dr. Damba Bestari Sp.KJ selaku Dosen Fakultas Kedokteran; DG Nyoman Suastika selaku District Governor 3420, IPDG; Febri H. Dipokusumo selaku Immediate Past District Governor 3420; dan Dr. Suko Widodo, Drs. M.Si., selaku Pakar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga turut hadir pula menjadi narasumber pada webinar kali ini.

“Kesehatan mental yang dapat mengacu pada kesejahteraan masyarakat merupakan masalah berskala internasional yang penting untuk dibahas,” ujar dr. Sawitri Boengas, Sp.M selaku Dekan II Fakultas Kedokteran Ubaya saat memberi pembukaan di awal acara. Damba membawakan sesi pertama yang memperkenalkan kesehatan mental. “Mental yang sehat adalah saat pikiran, kondisi, dan perilaku sejahtera atau well-being sehingga bisa well-function,” ungkap Damba. Mengutip Victor Frankl, Damba menyampaikan bahwa mental yang sehat dimiliki orang yang memiliki tujuan hidup dan aktif. Keluarga dan teman dapat menjadi support system yang membantu diri sendiri untuk menghindari depresi.

Ketersediaan psikiater dan psikolog klinis dibandingkan jumlah masyarakat masih sangat timpang. “Kesehatan mental boleh di self-screen, namun tidak boleh self-diagnose,” papar Damba. Kecanggihan teknologi mengakibatkan munculnya cyberchondria yang merupakan aktivitas self-diagnose dengan mencari-cari informasi hanya dari internet. Self-screen untuk melihat kondisi kesehatan mental dapat dilakukan melalui website yang terpercaya dan hasilnya dibawa ke profesional untuk mengetahui hasil pastinya. Maka dari itu baik berhubungan secara sosial dengan orang lain dan merawat diri sendiri sama-sama memiliki peran penting pada kesehatan mental. “Perlu diingat bahwa tubuh yang sehat akan membawa diri kepada jiwa yang sehat pula,” tutupnya.

sumber

Pendidikan Tahap Profesi FK Ubaya Terapkan Hybrid Learning

Pendidikan tahap profesi Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) mulai menerapkan metode hybrid learning atau metode pembelajaran gabungan antara kegiatan belajar mengajar mahasiswa serta dosen secara luring dan daring di masa pandemi COVID-19.

Dekan Fakultas Kedokteran Ubaya, dr Irwin mengatakan metode hybrid learning diterapkan untuk mengoptimalkan pembelajaran dokter muda dalam kegiatan pelayanan kesehatan dan aktivitas pelayanan klinis di rumah sakit maupun masyarakat di masa pandemi “Merebaknya wabah COVID-19 membuat aktivitas pendidikan tahap profesi perlu dilakukan penyesuaian agar kompetensi kurikulum pendidikan kedokteran tetap bisa diperoleh mahasiswa,” Menurutnya, di tahap pendidikan profesi ini, mahasiswa harus terlibat langsung dalam kegiatan pelayanan kesehatan dan aktivitas pelayanan klinis di rumah sakit maupun komunitas. Hal ini bertujuan agar dokter muda lebih memahami terkait standar operasional prosedur (SOP) dan kegiatan yang lazim dilakukan di rumah sakit.

Beliau mengatakan untuk itu FK Ubaya menerapkan beberapa hal sebelum mahasiswa masuk pada pendidikan tahap profesi. “Langkah pertama, kami memberikan alat pelindung diri (APD) sekaligus wawasan kepada mahasiswa mengenai alat atau benda yang termasuk dalam personal needs atau kebutuhan masing-masing individu sebagai dokter”

“Kami tahu pendidikan kedokteran pada tahap profesi harus membawa mahasiswa ke lingkungan pelayanan kesehatan rumah sakit atau puskesmas. Tapi saat ini kondisinya berbeda. Oleh karena itu, kami telah mendesain sedemikian rupa agar kompetensi kurikulum tetap diperoleh,” ujarnya. Proses pembelajaran pendidikan tahap profesi sudah berjalan sejak tanggal 4 Januari 2021. Sebelum memulai tugas sebagai dokter muda, FK Ubaya mewajibkan mahasiswa mengikuti tes PCR terlebih dahulu. “Biaya tes PCR maupun tempat karantina telah disediakan serta ditanggung oleh kampus dan RSUD Ibnu Sina, Gresik sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama,”

Adanya kerja sama yang baik ini membuat mahasiswa menjadi tidak terbebani masalah tarif biaya dan dapat melaksanakan aktivitas pelayanan kesehatan secara optimal. “Waktu pembelajaran dokter muda ketika bertugas selama di rumah sakit dan masyarakat juga disesuaikan dan dibatasi. Selain menyesuaikan waktu pembelajaran, kami juga mengubah proses pembelajaran dengan menggunakan metode hybrid learning,” ujarnya. Metode pembelajaran ini menggabungkan antara kegiatan luring dan daring dalam pendidikan kedokteran.

Pembelajaran luring dilakukan di rumah sakit. Setelah mereka menyelesaikan tugasnya bertemu dengan pasien yang bukan pasien COVID-19, mereka akan menemui dosen pembimbing yang bertugas sebagai dokter di rumah sakit tersebut untuk melakukan bimbingan atau laporan. “Kegiatan ini dilakukan setiap hari Senin sampai Kamis. Sedangkan pembelajaran secara daring dapat dilakukan dari rumah masing-masing setiap Jumat dan Sabtu,” ucap dr Irwin. Mengetahui situasi sulit seperti ini, dr Irwin melihat dari sudut pandang yang berbeda untuk generasi dokter muda masa kini.

dr Irwin mengungkapkan jika dokter muda bisa melihat pandemi COVID-19 sebagai kesempatan emas untuk belajar banyak hal mengenai pentingnya penanganan suatu masalah kesehatan yang dapat berimbas ke berbagai sektor bidang. Dokter muda bisa belajar multidisiplin ilmu dari penanganan kasus COVID-19. “Betul jika saat ini kita punya banyak keterbatasan. Tetapi keterbatasan itu bukan menjadi alasan untuk tidak melakukan apa-apa. Meskipun dididik di masa COVID-19, tentu tidak akan kalah dengan dokter yang dihasilkan diluar masa pandemi,” tuturnya

sumber

Mahasiswa Kedokteran Ubaya KKN Secara Daring

Surabaya (beritajatim.com) – Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) ikuti program Kerja Kuliah Nyata (KKN) secara daring. Kegiatan ini dilakukan pertama kali secara daring guna memberikan pelayanan kesehatan serta edukasi kepada keluarga mitra Ubaya selama masa transisi ke era new normal. Program KKN dengan tema “Tanggap Covid-19” diikuti oleh 46 mahasiswa selama satu bulan.

Program KKN merupakan salah satu bentuk kegiatan yang mencerminkan nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi di Ubaya yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Program ini dikelola oleh FK Ubaya bersama Lembaga Penelitian dan Pengadian Kepada Masyarakat (LPPM) Ubaya yaitu dr. Anita Dahliana, dr. Elita Halimsetiono, dr. Y. Adhimas Setyo Wicaksono, Atha Tsanya Ayu Soetanto, Dewi Kirana, Utomo, Dr. Hazrul Iswadi, dan Kartika Erawati.

“Dengan mengikuti KKN maka mahasiswa akan mendapatkan pengalaman belajar dengan memahami masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat. Program ini juga melatih keterampilan dan pengetahuan mereka sekaligus menerapkannya ke dalam kehidupan bermasyarakat,” ucap dr. Anita. selaku Dosen Fakultas Kedokteran Ubaya.

Dosen pengampu mata kuliah Kesehatan Masyarakat ini menambahkan jika program KKN adalah bagian dari kurikulum yang harus ditempuh mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked.). Dalam kegiatan ini, seluruh mahasiswa semester delapan yang sudah mendaftar KKN dibagi menjadi 10 kelompok dengan anggota empat hingga lima orang per kelompok. Masing-masing mahasiswa dalam kelompok mendapat satu keluarga mitra Ubaya yang telah terdaftar ingin melakukan konsultasi kesehatan. Keluarga mitra Ubaya yang terlibat dalam program KKN terdiri dari dosen, karyawan, cleaning service hingga security.

Ada 10 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang terbagi di setiap kelompok yaitu dr. Heru Wijono, dr. Indro Harianto, dr. Winnie Nirmala Santosa dr. Y. Adhimas Setyo Wicaksono, dr. Aking Sandi Pribadi, dr. Risma Ikawaty, dr. Rivan Virlando Suryadinata, dr. Ummy Maisarah Rasyidah, dr. Elita Halimsetiono, dan dr. Anita Dahliana, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) bertugas mengawasi serta memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam menyusun konsep penyuluhan atau KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) yang tepat bagi keluarga mitra Ubaya.


“Program KKN ini melibatkan keluarga mitra Ubaya dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman terkait status kesehatan yang dimiliki baik secara perorangan, komunitas, dan lingkungannya. Kegiatan diikuti oleh mitra Ubaya dengan anggota keluarga yang tergolong rentan dan membutuhkan edukasi Covid-19 karena adanya faktor komorbid seperti penyakit hipertensi, diabetes, gagal ginjal, dan yang lain. Ditambah lagi, anggota keluarga yang sedang hamil, ibu menyusui, kategori lansia, dan memiliki balita,” ungkap dr. Anita Dahliana.

sumber

Mahasiswa FK Ubaya Juara 1 Kompetisi Anatomi Nasional 2020

SURABAYA – Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) juara pertama kompetisi anatomi nasional 2020. Kompetisi AORTA (An Adventure Towards The Human Body) dengan konsep “An Amazing Anatomy Race”.

Kegiatan ini diikuti oleh 30 tim dari mahasiswa pre-klinik Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Indonesia. Kompetisi ini rutin diselenggarakan setiap tahun oleh Departemen Anatomi Fakultas Kedokteran Unhas, pada 6-8 Maret 2020 di Unhas, Makassar.

Tim Ubaya peraih juara pertama dimenangkan oleh Tasya Fabiola Alim dan Marsellinus Yongke Djuhartono. Universitas Surabaya mengukir prestasi di kompetisi anatomi tingkat nasional dengan membawa pulang medali, sertifikat, dan sejumlah uang.

Predikat Most Valuable Player of AORTA 2020 juga diraih oleh Tasya Fabiola Alim. Mahasiswi asli Surabaya ini menyampaikan bahwa tim Ubaya berhasil lolos melewati dua babak kompetisi yaitu babak kualifikasi dan babak final. Setiap babak terdiri dari beberapa pos yang berisi soal kasus dan tantangan untuk peserta.

“Ada lima pos yang perlu dilewati agar lolos dan masuk dalam babak final. Masing-masing tim memiliki sembilan nyawa untuk menyelesaikan kompetisi dengan konsep amazing race. Seandainya satu tim tidak bisa menjawab kasus maka akan kehilangan satu nyawa dan kembali ke pos agar bisa masuk ke pos berikutnya. Jika ke sembilan nyawa hilang maka kita dianggap gagal dalam kompetisi. Kompetisi seperti ini memerlukan kerjasama tim yang bagus, kecepatan berpikir, dan ketepatan dalam menjawab kasus yang diberikan,” jelas Tasya, sapaan akrab mahasiswi semester empat FK Ubaya ini.

Disamping itu, Marsellinus Yongke Djuhartono menambahkan bahwa dengan mengikuti kompetisi ini dirinya mendapatkan wawasan sekaligus pengalaman di luar kampus terkait bidang anatomi manusia. Alumnus SMAK Santa Maria Malang ini mengungkapkan bahwa anatomi manusia merupakan pondasi atau pelajaran dasar yang wajib dikuasai dan dipahami oleh seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran.

“Menurut saya tantangan atau bagian tersulit ada pada pos keempat. Peserta harus menyusun potongan gambar X-Ray dari tubuh seorang penderita. Setelah itu peserta diberikan soal-soal mengenai diagnosis dari penyakitnya dan menentukan tindakan seperti apa yang harus dilakukan untuk menangani kasus tersebut,” ucap Yongke, sapaan akrab mahasiswa kelahiran Malang, 2 Juni 2000 ini.

Berbeda dengan Yongke, Tasya menjelaskan bahwa bagian tersulit ada pada pos kelima. Salah satu anggota dari tim harus menggambarkan organ atau struktur anggota manusia yang ada pada soal yang diberikan. Kemudian, peserta yang lain akan mendapatkan pertanyaan mengenai organ atau struktur anggota manusia yang telah digambar. Pada pos ini, tim Ubaya hanya memiliki durasi menggambar selama satu menit dan menjawab pertanyaan dengan waktu lima detik.

Melalui kompetisi ini, Yongke juga tertantang untuk mengukur kemampuan dan pengetahuannya mengenai klinis atau ilmu dasar yang berkaitan dengan anatomi manusia mulai dari embriologi atau janin, manusia dewasa hingga lanjut usia. Persiapan kompetisi dilakukan selama dua bulan dengan latihan intensif bersama dosen pembimbing.

Latihan dilakukan dengan membaca referensi buku klinis atau anatomi manusia dan praktikum di Laboratorium Anatomi FK Ubaya. Selain itu, pemahaman materi terkait anatomi manusia sekaligus ilmu dasar dan klinis yang mendukung seperti radiologi dan neurologi juga dipelajari dengan didampingi oleh dosen FK Ubaya dari bidang tersebut.

“Saya berharap agar FK Ubaya semakin dikenal keberadaannya serta memiliki potensi berupa prestasi yang mulai diperhitungkan di antara Fakultas Kedokteran di Indonesia. Dengan mengikuti kompetisi seperti ini, mahasiswa FK Ubaya yang relatif masih muda menjadi terlatih dan memiliki kepercayaan diri untuk bersaing dengan Fakultas Kedokteran lain yang lebih dahulu established. Semoga pencapaian ini menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk terus meraih prestasi di skala nasional,” pungkas Risma Ikawaty, selaku Wakil Dekan I FK Ubaya.

sumber jatim.sindonews.com

Mahasiswa FK Ubaya Beri Edukasi Warga Soal Virus Corona

Merebaknya virus Corona di China membuat masyarakat dunia resah. Terlebih virus mematikan ini sudah tersebar di 15 negara di Asia.

Maka tak heran, jika masyarakat Indonesia ikut khawatir, akan penyebaran virus tersebut.Untuk itu, mahasiswa yang tergabung dalam BEM Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) memberikan edukasi pada masyarakat untuk mengenali virus Corona hingga cara pencegahannya. dr. Risma Ikawaty selaku dosen Mikrobiologi FK Ubaya mengatakan, sosialisasi yang dilakukan saat car free day ini untuk menghindari kepanikan dari masyarakat. “Jadi masyarakat itu bisa tau bagaimana tindakan preventif yang bisa dilakukan ketika ada gejala-gejala virus Corona,” ucap Risma ketika ditemui Basra di CFD Darmo pada Minggu (2/1).

Selain itu, pihaknya juga memberikan edukasi terkait cara pencegahan virus Corona. Diantaranya menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, menutup mulut ketika bersin atau batuk, melakukan pola hidup sehat, hingga rajin olahraga.

Risma pun mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tetap waspada ketika mengalami gejala-gejala (batuk, demam, hingga mengalami gangguan pernapasan).

“Nah kalau gejala-gejala itu semakin berat, segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Terus kalau bisa tidak berpergian dulu ke daerah terjangkit,” pungkasnya.Sementara itu, Muhammad Masyudiono mengaku, adanya sosialisasi tersebut sangat bermanfaat.”Tentu ini sangat bermanfaat bagi kita warga Indonesia. Karena saya taunya dari televisi gitu. Kalau ada sosialisasi gini kan saya jadi lebih tau dan bisa menjaga pola hidup sehat agar terhindar dari virus,” tutupnya.

sumber

Mahasiswa Kedokteran UBAYA Sabet Juara II RMO 2019

FK UBAYA – Dua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) berhasil menyabet juara kedua dalam ajang kompetisi Regional Medical Olympiad (RMO) 2019 untuk cabang Neuropsikiatri yang diselenggarakan di Malang bekerjasama dengan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) minggu lalu (7-14/7/19). Ubaya menjadi satu-satunya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang berhasil menjuarai kompetisi ini.

Stephanie Wirakarsa dan Almas Ula Salsabila menceritakan pada kompetisi RMO 2019 ini terdapat enam cabang yang dilombakan yaitu Neuropsikiatri, Muskuloskeletal, Uro-reproduksi, Digestif, Kardio-Respirasi, dan Penyakit Menular. Setiap Universitas hanya diperbolehkan mengirimkan satu tim yang terdiri dari dua mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk satu cabang perlombaan. Stephanie Wirakarsa dan Almas Ula Salsabila mewakili Ubaya untuk berkompetisi  cabang Neuropsikiatri melawan 11 tim Fakultas Kedokteran dari seluruh Universitas di wilayah Jawa Timur hingga Papua.

“Peserta lomba cabang Neuropsikiatri memang sedikit dibandingkan dengan cabang yang lain, karena kompetisi di bidang ini mengharuskan mahasiswa untuk menggunakan bahasa Inggris. Sehingga memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Pertama mereka berpikir harus menjawab apa, kedua bahasa Inggrisnya apa dengan waktu yang sudah ditentukan,” tutur dr. Valentinus Besin, Sp.S. selaku Dosen Pembimbing, yang kesehariannya mengajar mata kuliah Neurologi, Selasa (16/7/2019).

Neuropsikiatri adalah cabang ilmu kedokteran dan klinis yang menggabungkan neurologi (kajian dan pengobatan gangguan sistem saraf) dan psikiatri (kajian dan pengobatan kondisi kejiwaan). Persiapan kompetisi berupa latihan dan bimbingan intensif dilakukan tim Fakultas Kedokteran Ubaya bersama dosen pembimbing selama dua bulan baik secara tatap muka maupun online.

“Persiapan kami lakukan berupa latihan soal pilihan ganda, praktikum hingga simulasi tanya jawab dalam menangani kasus pasien yang memiliki gangguan saraf dan kejiwaan. Kami senang dan tidak menyangka bisa lolos hingga babak final karena target awal kami bisa lolos di semifinal adalah hal luar biasa,” ujar Stephanie Wirakarsa, mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2016 ini.

Selama empat hari kompetisi, Stephanie Wirakarsa dan Almas Ula Salsabila harus melewati beberapa tahap babak penyisihan dengan beberapa metode ujian hingga lolos meraih juara II. Pada babak penyisihan terdapat metode ujian Multiple Choice Question (MCQ) berbasis Computer Based Test (CBT) dengan total jumlah 120 soal dalam waktu 120 menit. Kemudian ujian Objective Structured Practical Examination (OSPE) yaitu pertanyaan praktikum terkait biomedik dan pemeriksaan penunjang.

Setelah berhasil lolos babak penyisihan, tim Fakultas Kedokteran Ubaya masuk dalam babak semifinal dengan mengikuti ujian MCQ II dengan total jumlah 100 soal dalam waktu 100 menit. Kemudian Objective Student Case Examination (OSCE) yaitu praktik menjadi dokter untuk menghadapi atau menangani pasien sesuai perintah soal. Tahapan ini tergolong ujian yang sulit bagi tim Fakultas Kedokteran Ubaya karena harus mengintegrasikan teori dan praktik serta harus mengerti bagaimana menangani atau memberikan terapi yang tepat kepada pasien.

Namun, tim Fakultas Kedokteran Ubaya berhasil lolos ke babak final. Ujian terakhir yang dihadapi yaitu Student Oral Case Analysis and Public Health (SOCA-PH).  Ujian ini menilai kemampuan analisis terhadap kasus terkait sistem saraf dan kondisi kejiwaan. Selanjutnya, tim mengikuti Medical Quiz Game (MQG) yang terdiri dari dua jenis soal yaitu soal wajib serta soal rebutan tanya jawab.

“Tahapan kompetisi cukup panjang, saya bangga atas prestasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Ubaya bisa meraih juara II dan mampu membuktikan bahwa Fakultas Kedokteran Ubaya mampu bersaing dengan Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri. Saya berharap Stephanie dan Almas mau terus belajar dan mengikuti kompetisi Neuropsikiatri di tingkat yang lebih tinggi serta menjadi inspirasi mahasiswa FK Ubaya yang lain,” pungkasnya. [adg/but]

Sumber: beritajatim.com

Mahasiswa Ubaya dan Asing Pelajari Vaksin Secara Online

SURABAYA – Mahasiswa Prodi Farmasi dan Prodi Kedokteran Ubaya bersama 11 mahasiswa asing belajar vaksinasi. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Host Student Exchange Programme (SEP) selama 3 minggu. Mereka belajar vaksinasi dari beberapa negara secara online di Fakultas Farmasi, Kampus Ubaya Tenggilis, Surabaya, Selasa (06/8/2019).

SEP yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi (BEM FF) ini merupakan yang kedua diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi Ubaya.

Koordinator acara Dr.Oeke Yunita, mengatakan pada tahun ini tema yang diusung adalah “Education is the Foundation, Knowledge is The Power, Indonesia is The Place”. Artinya pendidikan merupakan pondasi, pengetahuan yang mumpuni adalah sebuah kekuatan, dan Indonesia merupakan tuan rumah untuk berbagi pengetahuan dan pendidikan terkait kesehatan.

“Vaksin termasuk obat hayati produk biologis yang harus dikembangkan dan dipahami oleh tenaga kesehatan dari cara membuat, assessment (penilaian), dan cara memasarkannya,” katanya.

Menurutnya, forum diskusi ini menjadi menarik dibahas karena ada beberapa negara yang menolak penggunaan vaksinasi. Adanya perbedaan penanganan dan pemanfaatan vaksin mendorong mereka untuk berbagi cerita, memberikan opini serta solusi terkait hal tersebut.

Selama tiga minggu, mahasiswa asing tidak hanya melakukan internship (magang) di Apotek Ubaya, National Hospital, dan Apotek Kimia Farma. Namun, juga terlibat dalam membangun hubungan cross cultural communication dengan mahasiswa Ubaya melalui forum diskusi mengenai etika Bioteknologi Farmasi terkait vaksin.

“Vaksin menimbulkan permasalahan ethics di beberapa negara. Melalui forum diskusi ini, mahasiswa dapat berinteraksi dan bertukar informasi mengenai permasalahan dan pemanfaatan vaksin di negara masing-masing,” tuturnya

Pemilihan vaksin menjadi topik pembahasan dalam forum diskusi adalah untuk memberikan dasar dan pengetahuan terkait aplikasinya di dunia kesehatan.

Awal gagasan SEP adalah ketika Oeke Yunita mengimplementasikan project terkait DIES training course dari DAAD yang berjudul Collaborative International Learning yang menggandeng beberapa pihak seperti praktisi, rumah sakit, dan apotek untuk memberikan bekal pengetahuan terkait profesi Apoteker.

Project ini dibuat untuk meningkatkan impact dari internasionalisasi di Fakultas Farmasi Ubaya. Perempuan kelahiran Surabaya ini menjelaskan, Fakultas Farmasi Ubaya bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Ubaya dalam Bioethics Class mempelajari etika Bioteknologi Farmasi terkait vaksinasi.

Sumber: sindonews.com