Mahasiswa Ubaya dan Asing Pelajari Vaksin Secara Online

SURABAYA – Mahasiswa Prodi Farmasi dan Prodi Kedokteran Ubaya bersama 11 mahasiswa asing belajar vaksinasi. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Host Student Exchange Programme (SEP) selama 3 minggu. Mereka belajar vaksinasi dari beberapa negara secara online di Fakultas Farmasi, Kampus Ubaya Tenggilis, Surabaya, Selasa (06/8/2019).

SEP yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi (BEM FF) ini merupakan yang kedua diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi Ubaya.

Koordinator acara Dr.Oeke Yunita, mengatakan pada tahun ini tema yang diusung adalah “Education is the Foundation, Knowledge is The Power, Indonesia is The Place”. Artinya pendidikan merupakan pondasi, pengetahuan yang mumpuni adalah sebuah kekuatan, dan Indonesia merupakan tuan rumah untuk berbagi pengetahuan dan pendidikan terkait kesehatan.

“Vaksin termasuk obat hayati produk biologis yang harus dikembangkan dan dipahami oleh tenaga kesehatan dari cara membuat, assessment (penilaian), dan cara memasarkannya,” katanya.

Menurutnya, forum diskusi ini menjadi menarik dibahas karena ada beberapa negara yang menolak penggunaan vaksinasi. Adanya perbedaan penanganan dan pemanfaatan vaksin mendorong mereka untuk berbagi cerita, memberikan opini serta solusi terkait hal tersebut.

Selama tiga minggu, mahasiswa asing tidak hanya melakukan internship (magang) di Apotek Ubaya, National Hospital, dan Apotek Kimia Farma. Namun, juga terlibat dalam membangun hubungan cross cultural communication dengan mahasiswa Ubaya melalui forum diskusi mengenai etika Bioteknologi Farmasi terkait vaksin.

“Vaksin menimbulkan permasalahan ethics di beberapa negara. Melalui forum diskusi ini, mahasiswa dapat berinteraksi dan bertukar informasi mengenai permasalahan dan pemanfaatan vaksin di negara masing-masing,” tuturnya

Pemilihan vaksin menjadi topik pembahasan dalam forum diskusi adalah untuk memberikan dasar dan pengetahuan terkait aplikasinya di dunia kesehatan.

Awal gagasan SEP adalah ketika Oeke Yunita mengimplementasikan project terkait DIES training course dari DAAD yang berjudul Collaborative International Learning yang menggandeng beberapa pihak seperti praktisi, rumah sakit, dan apotek untuk memberikan bekal pengetahuan terkait profesi Apoteker.

Project ini dibuat untuk meningkatkan impact dari internasionalisasi di Fakultas Farmasi Ubaya. Perempuan kelahiran Surabaya ini menjelaskan, Fakultas Farmasi Ubaya bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Ubaya dalam Bioethics Class mempelajari etika Bioteknologi Farmasi terkait vaksinasi.

Sumber: sindonews.com

Rumah Sakit Pendidikan Ubaya

SURABAYA – Universitas Surabaya (Ubaya) bakal membangun Rumah Sakit tipe B pendidikan di Surabaya. Ubaya menggandeng Rumah Sakit Hermina.

Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan bersama atau MoU (Memorandum of Understanding) antara Ubaya dan PT Medikaloka Hermina Tbk, di Ubaya, Selasa (30/7/2019).

Penandatanganan dilakukan Ketua Yayasan Ubaya Anton Prijatno, Sekretaris Yayasan Ubaya Yusrambono, Direktur PT Keluwih Medika Surabaya Husni dan Presiden Direktur PT Medikaloka Hermina Tbk dr.Hasmoro.

Ubaya melalui PT Keluwih Medika Surabaya sebagai pengelola Rumah Sakit Ubaya yang bergerak di bidang kesehatan, menunjuk PT Medikaloka Hermina Tbk selaku penyedia layanan kesehatan Rumah Sakit Hermina, menjadi konsultan dalam persiapan mendirikan Rumah Sakit Ubaya.

Penandatanganan mencakup empat perjanjian yaitu perjanjian internal, perjanjian pra-operasional, perjanjian operasional, dan amandemen kesepakatan bersama.

Kepala Departemen Business Development, PT Medikaloka Hermina Tbk, drg. Meidy Maulia Rahmi, mengatakan pihak Rumah Sakit Hermina membantu Rumah Sakit Ubaya sebagai konsultan dan operator dari tahap pra operasional pembangunan hingga tahap operasional.

“Kerjasama ini akan berlangsung selama 10 tahun dan bisa diperpanjang nantinya. Kami akan membantu mulai dari perencanaan desain bangunan, alih sistem standar yang menyangkut pada regulasi, rekrutmen tenaga medis dan non medis, hingga menyelenggarakan diklat. Hal ini bertujuan agar Rumah Sakit Ubaya benar-benar siap untuk buka dan mulai beroperasi,” katanya.

Sedangkan Komisaris PT. Keluwih Medika, Prof. Ir. Joniarto Parung, mengungkapkan, Rumah Sakit Hermina sudah punya jaringan Rumah Sakit yang kuat secara nasional, sehingga memudahkan untuk pertukaran resources kalau diperlukan.

Target pasien Rumah Sakit Hermina adalah kelompok menengah dan bawah dengan jumlah penyakit beragam, sehingga sesuai untuk Rumah Sakit Pendidikan. “Visi dan misi sejalan dengan Ubaya yang berfokus pada kualitas, sosial dan kemanusiaan,” ungkapnya.

Ketiga alasan inilah yang melatarbelakangi pemilihan PT Medikaloka Hermina Tbk sebagai konsultan dan operator dari tahap pra operasional pembangunan hingga tahap operasional.

Sementara itu, Direktur PT Keluwih Medika Ubaya, Husni, menambahkan pembangunan Rumah Sakit Ubaya 10 lantai ini rencanaya akan didirikan di Jalan Tenggilis Mejoyo dalam kurun waktu selama satu tahun.

“Adanya kerjasama ini diharapkan bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, serta menunjang pendidikan dalam memfasilitasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Ubaya,” pungkasnya.

Sumber: sindonews.com

Fakultas Kedokteran Ubaya Resmikan CBT

FK UBAYA – Sebanyak 122 unit komputer dengan spesifikasi canggih siap beroperasi di Laboratorium Computer Based Test (CBT) milik Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya). Selain digunakan untuk ujian kompetensi berbasis komputer, Laboratorium CBT ini akan jadi sarana pembelajaran mata kuliah statistik, farmakologi, patologi, dan masih banyak lainnya.

Menurut keterangan Dekan Fakultas Kedokteran Ubaya, dr Irwin., M.Epid., M.Med.Ed., untuk membuat laboratorium ini memang dibutuhkan dana yang cukup besar, karena itu tak banyak Fakultas Kedokteran yang memiliki Laboratorium CBT. Padahal, salah satu syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh Fakultas Kedokteran adalah fasilitas CBT Center.”

Laboratorium CBT ini akan dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk meningkatkan proses pembelajaran dan kualitas lulusan Fakultas Kedokteran Ubaya. Selain ujian kompetensi, laboratorium juga digunakan dalam proses pembelajaran beberapa mata kuliah seperti statistik, farmakologi, patologi, dan masih banyak yang lain,” kata Irwin saat peresmian Lab CBT hari ini (13/6).

Dalam proses pembelajaran mata kuliah statistik, nantinya laboratorium tersebut akan digunakan mahasiswa untuk menganalisis data.

Laboratorium CBT ini juga bisa membantu dosen dalam membuat aplikasi software untuk kepentinganpraktikum.

“Jadi ada beberapa aplikasi yang ditanam. Misal untuk belajar anatomi, dengan aplikasi yang disediakan mahasiswa bisa melihat lebih detail di komputer,” jelas pria 48 tahun ini.

Bahkan komputer ini bisa menampilkan reaksi pasien bila diberi obat tanpa menguji cobanya pada manusia ataupun hewan. ”Misalnya saja jika pasien sakit di beri obat dengan takaran dosis segini apa yang terjadi. Jika denyut jantungnya terlalu cepat, maka dosis bisa dikurangi. Praktek yang kita lakukan bisa melalui aplikasi tanpa uji coba pada hewan atau manusia,” tambahnya.

Pada Laboratorium CBT ini, sekat meja dapat diatur naik ataupun turun untuk meminimalkan kecurangan selama uji kompetensi berlangsung. Selain itu, terdapat Ruang Kontrol Administrasi untuk memantau dan memberikan komando kepada peserta yang mengikuti uji kompetensi berbasis komputer.

Laboratorium CBT ini juga sudah dilengkapu ruang server yang melayani 122 unit komputer agar sistem yang dijalankan terintegrasi dengan baik.

Laboratorium CBT ini menyediakan 122 unit komputer dengan daya tampung maksimal 110 mahasiswa. Pada uji kompetensi dan praktikum, penggunaan unit komputet yaitu sebesar 90 persen dan sisanya 10 persen digunakan untuk cadangan Jika terjadi error pada sistem.

“Saya berharap dengan adanya Iaboratorium CBT ini dapat memberi manfaat yang maksimal untuk proses pembelajaran di Ubaya. Dan dalam waktu dekat ujian mata kuliah Fakultas Kedokteran sudah bergeser dan berbasis online,” pungkasnya.

Berita ini telah dimuat oleh Kumparan pada 13 Juni 2019.

(Reporter : Amanah Nur Asiah / Editor : Windy Goestiana)