Rumah Sakit Ubaya Berkonsep Smart Hospital

Guna melengkapi pengembangan Fakultas Kedokteran, Universitas Surabaya (Ubaya) akan membangun RS Ubaya dengan konsep Smart Hospital. Rektor Ubaya, Benny Lianto mengatakan, pembangunan rumah sakit tersebut akan rampung dalam 20-22 bulan terhitung mulai sekarang.

“Kami akan mendirikan RS berkonsep one stop dan juga menjalankan smart hospital. Nantinya, penggunaan teknologi juga akan diperhatikan pada RS Ubaya, sehingga memungkinkan pelayanan kesehatan dari rumah saja,”  kata Benny dalam kegiatan seremonial groundbreaking pemancangan test pile, Senin (3/5). Benny menuturkan, dibangunnya RS Ubaya di lingkungan civitas academica merupakan salah satu bentuk pelaksanaan aktivitas pengabdian kepada masyarakat.

Nantinya RS Ubaya juga digunakan untuk mendukung proses pembelajaran mahasiswa fakultas kedokteran Ubaya serta pengembangan riset multidisiplin antara fakultas kedokteran, farmasi, bioteknologi, psikologi dan teknik.

“Hadirnya RS Ubaya diharapkan dapat menunjang sarana pendidikan sekaligus menjadi tempat praktik dalam memfasilitasi mahasiswa fakultas kedokteran (FK) Ubaya sebagai calon tenaga medis yang handal,” tuturnya.

Bahkan, jika rumah sakit tersebut telah rampung dibangun, pihaknya akan melengkapi dengan beberapa peralatan modern serta tenaga medis ahli.”Setelah nanti pembagunan selesai akan dibuka untuk umum dulu. Karena untuk bisa menjadi RS Pendidikan membutuhkan waktu 2 hingga 3 tahun untuk perijinannya,” tutupnya.

Diketahui, RS Ubaya ini dibangun disamping lahan lapangan parkir Ubaya Kampus Tenggilis (Jalan Raya Panjang Jiwo Permai). Untuk rancangan pembangunannya, terdiri dari 9 lantai dengan luas bangunan 28.000 meter persegi dan lahan tanah seluas 13.000 meter persegi.Selain itu, terdapat lebih dari 300 ruang instalasi rawat inap dan puluhan ruang perawatan intensif akan dipersiapkan agar dapat beroperasi memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas serta terbaik kepada masyarakat.

Sumber

Pentingnya Imunisasi Untuk Anak di Masa Pandemi

Surabaya (beritajatim.com) – Imunisasi dasar yang lengkap ternyata memberi perlindungan anak dari risiko terpapar Covid-19 maupun penyakit KLB PD3I (Kejadian Luar Biasa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi). Hal ini disampaikan langsung Dosen Fakultas Kedokteran Ubaya, dr. Sajuni, M.Kes., M.Ked.Klin., Sp.MK. dalam Webinar Seri Edukasi Masyarakat 2021 : Peran Perguruan Tinggi dalam Pencapaian Sustainable Development Goals Di Masa Normal Baru bertajuk “New Normal, Vaccine, Tantangan dan Solusi Pembelajaran Tatap Muka”.

Memperingati pekan imunisasi dunia 2021 yang dirayakan setiap minggu keempat di bulan April, dr. Sajuni ingin mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya vaksinasi saat pandemi dengan melengkapi imunisasi dasar yang dilakukan rutin pada anak-anak. Dokter spesialis mikrobiologi klinik ini mengatakan meskipun penderita Covid-19 lebih banyak terjadi pada dewasa tetapi vaksinasi pada anak-anak juga perlu diperhatikan.

“Anak-anak tetap perlu melakukan vaksinasi termasuk vaksinasi Covid. Penelitian untuk vaksin Covid-19 pada anak masih berlangsung, sehingga sampai saat ini kita belum bisa melakukan vaksinasi corona pada anak-anak. Tetapi vaksin-vaksin lain yang rutin diberikan kepada anak, ternyata memberikan kekebalan tubuh juga terhadap Covid-19,” ucap dr. Sajuni, Kamis (29/4/2021).

Imunisasi merupakan upaya efektif untuk melindungi anak dari penyakit infeksi dengan pemberian vaksin. Vaksin adalah substansi (antigen) yang digunakan untuk merangsang terbentuknya antibodi dan menyediakan imunitas dalam melawan satu atau beberapa penyakit. Bagi seseorang yang sudah divaksin maka antibodi yang terbentuk akan menetralisir sel-sel yang mengganggu di dalam tubuh. Proses ini disebut neutralizing antibodies. Vaksinasi bertujuan untuk melindungi diri sendiri dan lingkungan sekitar sehingga nantinya tercapai herd immunity.

Menurut dr. Sajuni, vaksin pada anak-anak saat pandemi justru penting karena beberapa jenis vaksin dasar bisa memberikan perlindungan dari Covid-19. Beberapa vaksin dasar tersebut antara lain yaitu BCG, DPT, Hepatitis A, dan MMR. Berdasarkan data dan penelitian yang dikutip oleh dr. Sajuni, terdapat kesamaan sebagian glikoprotein SARS-CoV-2 dengan Measles (Campak) dan Rubella (Campak Jerman). Hal tersebut mengakibatkan adanya proteksi silang jika seseorang mendapatkan vaksinasi MMR atau MR sehingga juga dapat melindungi diri dari Covid-19.

Selain itu, ada juga studi di luar negeri menunjukkan bahwa negara-negara universal dengan penerima vaksin BCG yang dinyatakan sudah baik memiliki angka kematian Covid-19 yang cenderung lebih rendah. Kemudian vaksin hepatitis A pun dapat membantu menahan infeksi Covid-19 pada tingkat kolonisasi mukosa dan mencegah keterlibatan dari saluran napas bawah sekaligus mencegah timbulnya fatalitas dari infeksi virus corona. Sedangkan vaksin pertusis mampu memberikan efek protektif terhadap Covid-19 karena respon adaptif limfosit yang heterolog dan innate immunity yang terlatih.

dr. Sajuni berpesan kepada masyarakat khususnya orang tua agar tidak takut membawa anak-anak untuk imunisasi saat pandemi Covid-19. Vaksinasi yang terlambat pada anak berpotensi menimbulkan wabah pandemi baru terhadap penyakit yang sebelumnya sudah dapat dikontrol. Jika tidak mendapat vaksinasi, bayi dan anak-anak menjadi rentan terhadap penyakit berbahaya seperti campak, polio, difteri, pertusis (batuk rejan), hepatitis dan tetanus.

“Vaksinasi di tengah pandemi Covid-19 tetap harus dilakukan terutama imunisasi dasar untuk bayi dan anak agar tumbuh dan berkembang dengan sehat. Jika tidak dilakukan bisa berisiko terjadinya KLB PD3I. Imunisasi dasar dapat dilakukan dengan tetap menerapkan physical distancing dan menjaga kebersihan. Jika berada pada wilayah transmisi lokal, maka imunisasi bisa ditunda satu bulan dan segera catch up vaksinasi,” terangnya.

Sementara itu di kesempatan yang sama terdapat juga pemaparan materi mengenai “New Normal pada Pembelajaran Tatap Muka” dari dr. Irwin Aras, M.Epid., M.Med.Ed. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Ubaya. Sedangkan pembahasan tentang “Vaksin – Apa dan Mengapa, dan Buat Siapa Saja” disampaikan oleh dr. Indro Harianto, Sp.PD selaku Dosen Fakultas Kedokteran Ubaya sekaligus dokter spesialis penyakit dalam. Kegiatan webinar seri edukasi masyarakat ini dapat diikuti oleh masyarakat secara gratis melalui channel YouTube LPPM Ubaya (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat). [kun]

sumber

Webinar Healthy Mental Health for Healthy Life

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) bekerja sama dengan Rotary Opens Opportunities menggelar webinar berjudul ‘Healthy Mental Health for Healthy Life’. Webinar ini diadakan pada Sabtu, 20 Maret 2021 pukul 08.00 WIB melalui Zoom. dr. Damba Bestari Sp.KJ selaku Dosen Fakultas Kedokteran; DG Nyoman Suastika selaku District Governor 3420, IPDG; Febri H. Dipokusumo selaku Immediate Past District Governor 3420; dan Dr. Suko Widodo, Drs. M.Si., selaku Pakar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga turut hadir pula menjadi narasumber pada webinar kali ini.

“Kesehatan mental yang dapat mengacu pada kesejahteraan masyarakat merupakan masalah berskala internasional yang penting untuk dibahas,” ujar dr. Sawitri Boengas, Sp.M selaku Dekan II Fakultas Kedokteran Ubaya saat memberi pembukaan di awal acara. Damba membawakan sesi pertama yang memperkenalkan kesehatan mental. “Mental yang sehat adalah saat pikiran, kondisi, dan perilaku sejahtera atau well-being sehingga bisa well-function,” ungkap Damba. Mengutip Victor Frankl, Damba menyampaikan bahwa mental yang sehat dimiliki orang yang memiliki tujuan hidup dan aktif. Keluarga dan teman dapat menjadi support system yang membantu diri sendiri untuk menghindari depresi.

Ketersediaan psikiater dan psikolog klinis dibandingkan jumlah masyarakat masih sangat timpang. “Kesehatan mental boleh di self-screen, namun tidak boleh self-diagnose,” papar Damba. Kecanggihan teknologi mengakibatkan munculnya cyberchondria yang merupakan aktivitas self-diagnose dengan mencari-cari informasi hanya dari internet. Self-screen untuk melihat kondisi kesehatan mental dapat dilakukan melalui website yang terpercaya dan hasilnya dibawa ke profesional untuk mengetahui hasil pastinya. Maka dari itu baik berhubungan secara sosial dengan orang lain dan merawat diri sendiri sama-sama memiliki peran penting pada kesehatan mental. “Perlu diingat bahwa tubuh yang sehat akan membawa diri kepada jiwa yang sehat pula,” tutupnya.

sumber

Fakultas Kedokteran Ubaya Terakreditasi Baik Sekali

Setelah dengan bangga meluluskan angkatan pertamanya di tahun 2020 kemarin, Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) berhasil meraih akreditasi Baik Sekali oleh Badan akreditasi nasional perguran tinggi (BAN-PT) melalui
Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan(LAM-PTKes), masa pandemi tak menyurutkan tenaga seluruh civitas akademik FK Ubaya dan pihak yang terkait untuk terus berupaya memberikan yang terbaik bagi Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya

Hadirnya akreditasi Baik Sekali ini, menjadi semangat tersendiri bagi seluruh civitas akademik Fk Ubaya untuk terus memberikan kinerja yang maksimal untuk program studi pendidikan dokter di Fakultas Kedoteran Universitas Surabaya, penambahan fasilitas-fasilitas penunjang dan juga Rumah sakit pendidikan fk ubaya adalah sesuatu yang sudah kita persiapkan selanjutnya, langkah ini adalah sebuah bukti bahwa Universitas Surabaya benar-benar memberikan dukungan maksimal untuk Fakultas terbarunya tersebut.

dengan visi “Menjadi Fakultas Kedokteran yang terdepan dan unggul pada tingkat nasional, berbasis riset inovatif, teknologi kedokteran terkini, dan wawasan kedokteran herbal” fk ubaya masih akan terus bekerja keras untuk memberikan yang terbaik untuk proses belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya sehingga kedepanya banyak lahir lulusan dokter terbaik nasional dari Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya.

Selamat dan Sukses untuk Fakultas Kedokteran Ubaya

Pendidikan Tahap Profesi FK Ubaya Terapkan Hybrid Learning

Pendidikan tahap profesi Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) mulai menerapkan metode hybrid learning atau metode pembelajaran gabungan antara kegiatan belajar mengajar mahasiswa serta dosen secara luring dan daring di masa pandemi COVID-19.

Dekan Fakultas Kedokteran Ubaya, dr Irwin mengatakan metode hybrid learning diterapkan untuk mengoptimalkan pembelajaran dokter muda dalam kegiatan pelayanan kesehatan dan aktivitas pelayanan klinis di rumah sakit maupun masyarakat di masa pandemi “Merebaknya wabah COVID-19 membuat aktivitas pendidikan tahap profesi perlu dilakukan penyesuaian agar kompetensi kurikulum pendidikan kedokteran tetap bisa diperoleh mahasiswa,” Menurutnya, di tahap pendidikan profesi ini, mahasiswa harus terlibat langsung dalam kegiatan pelayanan kesehatan dan aktivitas pelayanan klinis di rumah sakit maupun komunitas. Hal ini bertujuan agar dokter muda lebih memahami terkait standar operasional prosedur (SOP) dan kegiatan yang lazim dilakukan di rumah sakit.

Beliau mengatakan untuk itu FK Ubaya menerapkan beberapa hal sebelum mahasiswa masuk pada pendidikan tahap profesi. “Langkah pertama, kami memberikan alat pelindung diri (APD) sekaligus wawasan kepada mahasiswa mengenai alat atau benda yang termasuk dalam personal needs atau kebutuhan masing-masing individu sebagai dokter”

“Kami tahu pendidikan kedokteran pada tahap profesi harus membawa mahasiswa ke lingkungan pelayanan kesehatan rumah sakit atau puskesmas. Tapi saat ini kondisinya berbeda. Oleh karena itu, kami telah mendesain sedemikian rupa agar kompetensi kurikulum tetap diperoleh,” ujarnya. Proses pembelajaran pendidikan tahap profesi sudah berjalan sejak tanggal 4 Januari 2021. Sebelum memulai tugas sebagai dokter muda, FK Ubaya mewajibkan mahasiswa mengikuti tes PCR terlebih dahulu. “Biaya tes PCR maupun tempat karantina telah disediakan serta ditanggung oleh kampus dan RSUD Ibnu Sina, Gresik sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama,”

Adanya kerja sama yang baik ini membuat mahasiswa menjadi tidak terbebani masalah tarif biaya dan dapat melaksanakan aktivitas pelayanan kesehatan secara optimal. “Waktu pembelajaran dokter muda ketika bertugas selama di rumah sakit dan masyarakat juga disesuaikan dan dibatasi. Selain menyesuaikan waktu pembelajaran, kami juga mengubah proses pembelajaran dengan menggunakan metode hybrid learning,” ujarnya. Metode pembelajaran ini menggabungkan antara kegiatan luring dan daring dalam pendidikan kedokteran.

Pembelajaran luring dilakukan di rumah sakit. Setelah mereka menyelesaikan tugasnya bertemu dengan pasien yang bukan pasien COVID-19, mereka akan menemui dosen pembimbing yang bertugas sebagai dokter di rumah sakit tersebut untuk melakukan bimbingan atau laporan. “Kegiatan ini dilakukan setiap hari Senin sampai Kamis. Sedangkan pembelajaran secara daring dapat dilakukan dari rumah masing-masing setiap Jumat dan Sabtu,” ucap dr Irwin. Mengetahui situasi sulit seperti ini, dr Irwin melihat dari sudut pandang yang berbeda untuk generasi dokter muda masa kini.

dr Irwin mengungkapkan jika dokter muda bisa melihat pandemi COVID-19 sebagai kesempatan emas untuk belajar banyak hal mengenai pentingnya penanganan suatu masalah kesehatan yang dapat berimbas ke berbagai sektor bidang. Dokter muda bisa belajar multidisiplin ilmu dari penanganan kasus COVID-19. “Betul jika saat ini kita punya banyak keterbatasan. Tetapi keterbatasan itu bukan menjadi alasan untuk tidak melakukan apa-apa. Meskipun dididik di masa COVID-19, tentu tidak akan kalah dengan dokter yang dihasilkan diluar masa pandemi,” tuturnya

sumber

Neuralink: ambisi mengendalikan komputer melalui otak

Mungkin kalian bertaya-tanya bagaimana seandainya sebuah otak yang biasanya adalah sebagai pemegang kendali aktifitas tubuh manusia bisa digunakan untuk memberikan sebuah kendali kepada sebuah device komputer maupun ponsel pintar yang sering anda gunakan, memilih lagu, mengirim pesan dan lain sebagainya hanya melalui otak manusia


Sebuah perusahaan startup amerika, Neuralink telah memikirkan itu semua dan memiliki ambisi untuk membuat sebuah chip yang akan ditanam pada otak manusia yang kemudian akan dapat digunakan untuk mengendalikan sebuah komputer atau ponsel, menyembuhkan kelumpuhan, menghilangkan kebutaan, bahkan memberikan kemampuan melihat cahaya ultraviolet, menghilangkan rasa takut, mencapai kecerdasan super, hingga bertelepati. Ini adalah sederet kemampuan yang dijanjikan oleh Neuralink, salah satu perusahaan yang dikembangkan Elon Musk manusia dibalik suksesnya SpaceX dan mobil listrik Tesla


”Kenyataannya saat ini, hampir semua orang akan menderita gangguan otak ataupun saraf tulang belakang; dari hilang ingatan, berkurangnya fungsi pendengaran, penglihatan, insomnia, kelumpuhan, hingga cedera otak. Kami yakin Neuralink dapat menyelesaikan persoalan ini semua,” kata Elon Musk akhir Agustus lalu saat memeragakan perkembangan terbaru Neuralink dari kantor pusatnya di San Francisco, Amerika Serikat.

Bidang teknologi Neuralink ini biasa disebut brain-computer interface (BCI), brain-machine interface (BMI), ataupun neural interface (NI). Artinya, para pegiat di bidang ini, termasuk Neuralink, berupaya menghubungkan otak manusia langsung dengan komputer. Potensinya tak terbatas. Bagi mereka yang kehilangan kemampuan melihat, kamerabisa langsung ”dicolokkan” ke bagian korteks penglihatan (visual cortex) pada otak. Bagi yang masih memiliki penglihatan, kemampuan penglihatan bisa ditingkatkan; misalnya melalui penglihatan sinar ultraviolet. Lalu, apabila pikiran bisa didigitalisasi, telepati pun dimungkinkan melalui transmisi data. Jika pemetaan otak sudah benar-benar komprehensif, emosi dan respons saraf pun bisa diatur sedemikian rupa sehingga menghilangkan rasa takut dan rasa sakit, misalnya.


Elon sendiri memiliki visi bahwa BCI memiliki peran yang integral dalam menjaga peradaban manusia dan tidak boleh kalah oleh artificial intelligence/AI atau kecerdasan buatan. Ia meyakini bahwa AI sudah pasti akan melampaui kemampuan manusia. Oleh karena itu, ada tanggung jawab yang besar pada umat manusia saat ini untuk mengembangkan AI yang aman. Caranya, dengan melibatkan AI ke dalam otak manusia dan hidup bersama. ”Memiliki simbiosis dengan AI yang baik akan memastikan bahwa AI akan baik untuk manusia di masa depan,” ujarnya.

Namun, saat ini, target pemanfaatan awal adalah pemulihan bagi mereka yang lumpuh akibat cedera saraf. Implan dapat membantu memberikan stimulasi kepada anggota badan yang lumpuh ketika implan tersebut mendeteksi keinginan pasien untuk menggerakkan sesuatu. Bahkan, saat demonstrasi Neuralink, Musk menunjukkan pihaknya telah berhasil memasang implan dalam percobaan terhadap hewan. Neuralink berhasil membuktikan bagaimana implan nirkabel bekerja dan mentransimisikan data aktivitas otak.

sumber

Wisuda Perdana Fakultas Kedokteran Ubaya

Wisuda perdana Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya) di tengah pandemi. Rapat Terbuka Senat Universitas Surabaya dengan Acara Tunggal Wisuda Program Diploma, Sarjana, dan Magister Periode Gasal dan Genap tahun 2019 – 2020 dipimpin secara langsung oleh Rektor Ubaya, Ir. Benny Lianto, MMBAT. Para wisudawan dan orang tua mengikuti wisuda secara daring, Sabtu (31/10/2020). 

 Pada hari yang bahagia ini, dr. Irwin, M.Epid., M.Med.Ed. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Ubaya mengucapkan rasa syukur dan bangga kepada 24 lulusan Fakultas Kedokteran Ubaya pertama atas prestasi serta keberhasilannya dalam menyelesaikan seluruh proses pembelajaran tahap akademik selama 4 tahun untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked.). Dirinya berharap wisuda ini menjadi pintu bagi wisudawan untuk melanjutkan pendidikan tahap profesi sebagai dokter muda.

 “Wisuda ini terasa istimewa bagi Fakultas Kedokteran Ubaya karena menjadi wisuda perdana Sarjana Kedokteran sejak didirikannya tahun 2016 lalu. Semakin istimewa lagi karena dilaksanakan dalam situasi keprihatinan kita di masa pandemi COVID-19. Semoga pelaksanaan wisuda secara daring ini, tidak mengurangi makna wisuda itu sendiri sebagai pengukuhan terhadap penyelesaian seluruh proses pembelajaran dalam tahap akademik untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran,” kata dr. Irwin. 

sumber

Yudisium Angkatan Pertama FK UBAYA

Senin, 7 September 2020 Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya melakukan yudisium untuk pertama kalinya, sebanyak 31 mahasiswa angkatan pertama FK ubaya telah berhasil melewati masa studi di fakultas kedokteran Ubaya dan mendapat gelar S.Ked. Acara yudisium ini dilakukan secara daring yang dihadiri juga oleh Ir. Benny Lianto M.M.B.A.T Rektor Universitas Surabaya, Dekanat Fakultas Kedokteran dan dosen Fakultas kedokteran Universitas Surabaya.

Dalam sambutanya Ir. Benny Lianto M.M.B.A.T mengucapkan selamat kepada ke 31 mahasiswa angkatan pertama yang merupakan sesuatu yang membanggakan bagi keluarga besar universitas surabaya, semoga seluruh sarjana kedokteran fakultas kedokteran dapat memegang, memahami dan menjalankan 10 janji yang telah diucapkan sebagai sarjana kedokteran dan juga tidak melupakan nilai-nilai keubayaan selama belajar di ubaya untuk benar-benar dapat di implementasikan di rumah sakit saat pendidikan profesi, menjaga nama baik, nama besar universitas surabaya dan menjadi contoh yang baik bagai seluruh adik-adik tingkat yang masih mengikuti pendidikan di fakultas kedokteran ubaya.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya dr. Irwin Aras, M.Epid., M.Med.Ed juga berpesan kepada para sarjana kedokteran untuk belajar dan terus belajar karena tantangan di dunia kesehatan dan kedokteran akan lebih berat kedepanya dan semoga selama 2 tahun selama pendidikan profesi selalu dimudahkan dalam pendidikan profesi karena tidak ada pendidikan profesi yang mudah semua akan berhadapan dengan masalah dan orang yang berhasil adalah orang yang berhasil menyelesaikan masalah 2 tahun adalah waktu yang sangat singkat bagi mereka yang serius belajar tapi akan terasa lama bagi yang hanya menunggu wisuda dokter dekan juga menambahkan untuk tetap menjaga kesehatan selama masa pendidikan

Acara yudisium ini berlangsung secara khidmat dan penuh suka cita dan haru, mengingat ini adalah lulusan sarjana kedokteran pertama dari Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya, sekali lagi kami ucapkan selamat bagi lulusan angkatan pertama sarjanan kedokteran, Fakultas Kedokteran Univeritas Surabaya semoga menjadi dokter yang unggul dan kompeten, berbudi pekerti luhur dan menaati norma-norma yang berlaku.

Webinar Interaksi Obat, Obat – Herbal, Farmakogenetik dan Aplikasi Klinisnya

Interaksi obat dapat melemahkan kerja obat yang lainnya, akibatnya obat diminum rutin tapi tidak tercapai tujuan terapinya, apalagi bila bersamaan dengan obat herbal. Bagaimana pula faktor genetik mempengaruhinya. Agar itu tak terjadi dalam praktek kita sehari-hari, Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi Ubaya mempersembahan Problem Based Inter Professionals Collaboration Webinar dengan beberapa topik yang diangkat oleh beberapa pembicara sebagai berikut

Kegagalan KB, Anemia karena Interaksi Obat, dan Segala Komplikasinya
dr. Rachmad Poedyo Armanto, SpOG

Tata laksana Interaksi Obat di praktek sehari hari (Tinjauan Kasus)
dr. Heru Wijono, SpPD, FINASIM

Faktor Genetik pada Metabolisme Obat
dr. Risma Ikawaty, PhD

Interaksi Obat
dr. Jefman Efendi Marzuki

Interaksi Obat – Herbal
Dr. Oeke Yunita, M.Si., Apt.

Moderator Acara :
dr. Dita Sukmaya P., M.Si.

webinar ini dapat anda ikuti pada siaran ulang di channel youtube ubaya atau sematan berikut ini

Webinar Inter Professionals Collaboration

Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi, Fakultas Hukum dan FBE Ubaya dalam masa pandemi ini mempersembahkan Webinar Inter Professionals Collaboration, Optimalisasi Peran Keluarga dalam Penurunan Angka Kematian Maternal. Webinar gratis ini adalah seri kedua setelah yang pertama dengan tema Konseling Pra Nikah di Era New Normal dibentuknya kolaborasi webinar adalah bentuk kepeduliah para pembicara terhadap jumlah kematian maternal yang masih banyak khususnya di jawa timur dengan memadukan berbagai topik yang dikemas secara baik agar mudah untuk diterima dimasyarakat. Acara yang dimoderatori oleh dr. Lucia Pudyastuti R, SpA  cukup mendapat banyak responden melalui form yang dibuat untuk registrasi webinar ini

Beberapa topik yang dijelaskan adalah sebagai berikut :

Penyakit Bawaan yang Harus Diantisipasi

Oleh dr. Risma Ikawaty, PhD

Kesiapan Menikah: Tinjauan Psikologis

Oleh Prof.Dr.Jatie K.Pubdjibudojo, SU, Psikolog

Legalitas Pernikahan

Oleh Nabbilah Amir S.H., M.H.

Manajemen Keuangan Keluarga

Oleh Dr. Erna Andajani ST, MM, CRM

Persiapan Nutrisi Masa Menyusui

Oleh dr. Dini Adityarini SpA

video webinar ini dapat anda saksikan pada tayangan ulang live streaming di channel youtube resmi ubaya atau pada link berikut